"...Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabar yang disempurnakan pahalanya tanpa batas".
[az-Zumar : 10]
Mengendarai motor sudah menjadi bagian dari dunia traveling saya. Bisa dibilang, hampir 90% perjalanan yang saya lakukan adalah dengan menggunakan sepeda motor. Riwayat saya naik motor sudah semenjak zaman SMA, berlanjut kuliah, tapi itu hanya di boncengannya saja. Saat itu saya adalah pembonceng sejati. Kemana-mana hanya duduk di boncengan saja. Pertama kali berani mengendarai motor sendiri ke jalan raya Agustus 2015. Udah deh setelah itu berlanjut: September 2015 ke Tulungagung (tapi masih jadi second-rider, main-rider nya Zharnd), dan beberapa daerah di sekitaran Jawa Timur. Tahun 2016 mulai go nasional, keliling bawa motor di Lombok dan pinggiran Pulau Sumbawa. Motoran paling jauh pertama kali bawa Dimitri (baca: motor saya) adalah ke Banyuwangi (kurang lebih 5 jam perjalanan). Paling jauh kedua, ke Sampang (Pulau Madura).
Influencer saya untuk roadtrip keliling tempat-tempat indah di bumi Allah naik sepeda motor adalah Mas Lostpacker dan Mas Fahmi catperku. Mas Lostpacker pernah bawa motor dari Pulau Jawa sampai ke Nusa Tenggara Timur dan menghabiskan kurang lebih sebulanan dalam perjalanan itu. Kalo Mas Fahmi catperku rajin keliling Pulau Jawa, Pulau Bali dan Lombok dengan sepeda motor kesayangannya. Oia Mas Fahmi juga pernah ikutan event-nya Pertamina, naik motor dari Kota Sabang ke Pulau Jawa (Gresik, Jawa Timur). Uwah banget gasih? MasyaAllah. Biidznillah.
Kalo Allah kasih kesehatan, kesempatan dan rizqi, pengen traveling bawa motor kemana? Dalam waktu dekat ini, setelah wabah Covid-19 berlalu, insyaAllah biidznillah pengennya bisa bawa Dimitri jalan-jalan ke Pulau Lombok, sekalian Sumbawa ding (amiiin ya Allah). Terus, pengen juga road trip dari Kota Makassar ke Tanjung Bira huhu. Kalo belum bisa, ke Cangar di Kota Wisata Batu aja udah seneng kok.
Pas di Kawah Wurung (Bondowoso) -with Zharnd- ketemu bapak-bapak lagi trekking naik motor kemudian kami pinjam motornya untuk kepentingan pencitraan |
Kenapa saya lebih suka traveling menggunakan motor? Padahal kalau misal keliling naik mobil lebih enak, lebih santai sehingga bisa menghemat energi untuk eksplor destinasi. Naik mobil buat saya lebih ribet; Sewanya lebih mahal, belum lagi cari sopirnya. Ga fleksible deh intinya (dan karena saya belum bisa bawa mobil sendiri juga). Kalau naik motor, bisa sambil dzikir di sepanjang jalannya, baca istighfar kek, zikir pagi petang dan macam-macam zikir lainnya. Emang kalo naik mobil gabisa? Kalo saya gabisa, kalo naik mobil mesti tidur (menghindari mabuk perjalanan). Naik motor juga lebih down to earth; Bisa masuk gang-gang kecil dan sempit, bisa lebih mudah menghindari macet. Pokonya tingkat stressnya lebih rendah.
Dari kesempatan yang udah Allah kasih, berikut adalah beberapa tempat berkendara motor paling mengasyikkan yang pernah saya lakukan. Alhamdulillah belum ada yang solo-riding (doa orang tua di rumah sepertinya yang khawatir kalo anaknya motoran sendirian jarak jauh). Let's cekidooot!
Jalur Lintas Selatan Kabupaten Malang
Ada banyak jalan untuk menikmati deretan pantai indah di Malang Selatan, salah satunya yaitu melewati Jalur Lintas Selatan (JLS) Malang. Jalan ini membentang dari mulai gerbang masuk Pantai Balekambang sampai dengan Sendangbiru. Beberapa tahun yang lalu, JLS belum semulus saat ini. Pokoknya perjuangan banget untuk lewatinnya; jalanan makadam dengan kontur naik turun membelah perbukitan. Sekarang, kamu bisa laluin jalanan yang udah kayak di Kansas (USA) ini dengan penuh syukur (dan penuh adrenalin). Ada satu spot tikungan yang epik banget yang sayang kalo ga diabadiin. Viewnya langsung ke lautan lepas; Letaknya pas sebelum Pantai Parangdowo. Nantinya kalo udah selesai, proyek Jalur Lintas Selatan Jawa ini bakal menghubungkan Pacitan sampai dengan Banyuwangi. Prospek pengembangan ekonomi yang menjanjikan untuk wilayah sekitarnya, insya Allah.
Spot foto view laut lepas sebelum Pantai Parangdowo
Jalanan di Pulau Lombok
Salah satu jalanan paling favorit adalah jalan raya di Lombok. Dari mulai Bandara Internasional Lombok (BIL) sampai ke Mataram kita akan melewati jalanan bebas hambatan seperti tol. Sepi polll dari lalu lalang kendaraan (padahal jalan utama). Jalanannya juga lebar dengan view perbukitan dan persawahan di kiri kanan jalan. Kemudian jalanan dari Kota Mataram menuju Senggigi dan 3 gili terkenal di Lombok; Asik banget naik turun perbukitan dengan pemandangan laut indah di depan mata. Kalo pulang dari Sembalun kemudian lewat Lombok Utara, kita akan disuguhi view laut yang keren banget. Asiknya lagi, kalo capek bawa motor dan pengen rehat, es kelapa muda segar yang dijual di warung pinggir jalan siap menghapus dahaga kamu; Jangan lewatkan juga beli sate ikan khas yang rasanya gada duanya. Menuju destinasi wisata yang ada di Lombok bagian barat pun jalannya ga kalah asiknya. LOMBOOOK, MISS YOU SOO MUCH!
Jalanan menuju pantai di Lombok Barat
Baca juga: Discover Pantai di Lombok Bagian Barat
Jalanan Nusa Penida Bali
Dibanding Pantai Kuta, Tanah Lot, Sanur dan sebagainya, Nusa Penida belum terlalu dikenal sebagai destinasi wajib kunjung di Pulau Bali. Pulau kecil indah yang memiliki julukan The Golden Egg of Bali ini bisa dikunjungi dengan menyeberang dari beberapa dermaga di Pulau Bali antara lain dermaga di Pantai Sanur. Mengingat ukuran pulau ini yang tidak terlalu besar, keliling pulau dengan mengendarai motor bisa jadi pilihan yang pas. Menuju ke bagian timur pulau, melewati jalanan pinggir laut, kita akan
disuguhi view laut biru jernih juga beberapa lahan pinggir pantai yang
dijadikan tempat budidaya rumput laut. Berdasarkan pengalaman pribadi, satu hal yang harus diperhatikan ketika berkendara motor di Nusa Penida adalah, jangan lupa pake pelindung matahari (apapun itu; helm, topi, sunscreen, selendang), Panasnya naudzubillah!
Tambahan tempat asik bawa motor di Bali: Perjalanan menuju Bedugul dan di tol laut Mandara.
Baca juga: Liburan Seru Bikin Ketagihan di Nusa Penida
Taman Nasional Baluran
Ini sih salah satu jalanan yang memorable banget. Kebayang gak, indikator bensin udah di batas merah dan kamu lagi ada di tengah hutan menyusuri jalanan taman nasional yang jelek banget, berbatu, dan jarak ke pintu keluar masih entah ga tau berapa jauh lagi. Tambahan: udah sore. Itulah yang saya dan Zharnd alami ketika melakukan trip ke Taman Nasional Baluran tahun 2016 lalu. Alhamdulillah berkat kasih sayang dan perlindungan dari Allah, cukup juga itu bensin sampe keluar Baluran dan ketemu pom bensin. Hati udah ketar-ketir; nyebut aja sepanjang jalan. Tapi sekarang ga perlu khawatir, jalanan masuk di TN Baluran kurang lebih setahunan ini udah diaspal halus. Udah gasabar pengen nyobain kesana lagi.
Berkendara ke Desa Mantar di Sumbawa Barat
Entah ini bisa dibilang perjalanan yang mengasyikkan atau sebuah kekonyolan akibat dari ketidaktahuan. Desa Mantar adalah salah satu desa adat terkenal yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Desa ini menjadi sorotan setelah dipakai syuting salah satu film nasional. Alamnya yang indah dan masih terjaga, menjadi salah satu alasan kenapa kamu setidaknya harus mengunjungi desa ini ketika berada di Sumbawa. Jalanan menuju Desa Mantar adalah salah satu medan paling berat yang
pernah saya alami ketika berkendara motor (padahal waktu itu saya hanya
dibonceng sih). Kalo baca-baca artikel travel blogger yang udah pernah kesini, ketidaksengajaan saya sama Zharnd bawa motor sendiri naik ke Desa Mantar itu bener-bener emejing! *biidznillah. Mas Lostpacker yang udah ngerasain asam manis road trip aja naik mobil 4WD kesini (gabawa motornya sendiri). Seriusan deh kalo inget perjalanan kesini naik matic, cewek berdua dengan bawaan seabreg, lagi puasa (!), medannya bebatuan dan naik turun; cuma bisa tersenyum getir. Ga nyesel, tapi kalo suruh kek gitu lagi mikir dulu ribuan kali.
Jalanan di Kabupaten Sumbawa Barat |
Pinggir jalan viewnya aduhai bikin pengen nyemplung |
Motor sewaan kami di atas Puncak O Pamanto Desa Mantar yeay! |
Jalanan kampung menuju Desa Mantar |
Baca juga: Ga Sengaja, ke Desa Mantar Naik Motor!
Kota Sabang
Alhamdulillah, after Eid tahun 2019 kemarin Allah berikan saya rizqi untuk berada di kota paling barat Indonesia, Sabang. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau...(auto nyanyi). Apa yang ada di benak kamu kalau ngomongin tentang Sabang? Have no idea? Oke tak kasih tahu. Kota kecil yang lumayan panas ini langsung bikin saya jatuh cinta begitu menginjakkan kaki pertama kali di sana. Sabang punya semua alasan untuk saya cintai; alamnya yang indah masya Allah, kotanya yang damai dan tidak terlalu ramai, makanannya yang enak-enak, penduduknya yang ramah dan abang-abangnya yang menawan heleh. Jalanannya halus beraspal dan lebar; dengan pemandangan hijau dan lautan lepas. Salah satu yang paling asik adalah perjalanan dari penginapan (Iboih) ke Tugu Nol Kilometer yang ada di ujung pulau. Kami harus ngelewatin hutan lebat sepi yang gada rumah blass sepanjang jalan.
Jalanan dari pelabuhan menuju kota |
View laut pinggir jalan (terlalu sayang untuk ga berhenti dari motor) |
Sepanjang Jalan Taman Nasional Bali Barat
Jalanan di sepanjang Taman Nasional Bali Barat pertama kali saya lewati saat perjalanan dari Pantai Karangsewu menuju Bukit Kursi yang ada di Buleleng Bali. Sepanjang yang pernah saya lakukan, ngelewatin jalanan di taman nasional itu ga ada yang ga bagus; pepohonan dan tanamannya yang khas, sesekali ketemu faunanya juga, belum lagi pemandangan di kanan kiri jalan.
Desa Sumberbrantas (Cangar) Kota Wisata Batu
Ada satu daerah di Kota Wisata Batu yang kalo saya lagi pengen main tapi kantong lagi bokek, maka saya akan ke sana. Yup, daerah itu adalah Desa Sumberbrantas atau lebih dikenal dengan daerah Cangar. Iklimnya yang sejuk cenderung dingin, pemandangan perbukitan dengan ladang-ladang sayur dan perkebunan apel, keindahan mana lagi yang mau kau dustakan? Cangar selalu jadi pilihan pertama kalo mau dapet pemandangan yang luar biasa dengan budget yang low. Menghirup udara segarnya; mencuci mata dengan view hijau spekta-nya. Sooo refreshing.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Bromo ga hanya indah wisatanya, tapi juga perjalanan menuju kesananya. Buat saya, salah satu berkendara yang paling release stress adalah ke taman nasional ini. Ada 3 jalan utama menuju Bromo yaitu lewat Tumpang Malang, Lewat Pasuruan atau Probolinggo. Buat saya, ketiganya sama bagusnya dan sama enaknya (Alhamdulillah udah pernah nyobain semua). Kalo lewat Probolinggo, yang pertama kali ditemuin adalah lautan pasir dan Gunung Bromonya; kalo Via Pasuruan maka Penanjakan menjadi tempat yang bisa didatangi; sementara kalo lewat Tumpang, Bukit Teletubbies udah menunggu di depan mata. Tinggal pilih.
Baca juga: Pengalaman Berkendara Motor menuju Bromo
Berkendara motor saat traveling ga melulu tentang bahagia; banyak susahnya juga. Kalo hujan ya kehujanan, kalo panas ya kepanasan (that's why punggung tangan ga pernah sempet putihan wkwk). Udah ga terhitung berapa kali ngedorong motor karena ban bocor atau kehabisan bensin. Belum lagi yang motor tiba-tiba macet dan harus dibawa ke bengkel sementara jarak bengkel jauuuh. Tapi dibalik itu semua masih banyak kesyukuran yang terucap. Misal lagi capek dan panasnya dorong motor, ada bapak baik hati yang menawarkan motornya untuk dinaiki kemudian si bapak yang dorong motor saya; dan rupa-rupa kebaikan lainnya.
Emang ga takut ya bawa motor di tempat asing? Saya adalah seseorang yang berprinsip, mau dimanapun kamu berada, bahkan di benteng yang kokoh, kematian atau kecelakaan atau keburukan akan menghampiri kamu, kalau memang itu sudah 'jatah' kamu ehe.
Ada satu kisah menarik dari Buya Hamka yang saya temukan di medsos. Ceritanya gini: Ada sseorang yang bilang ke Buya Hamka, "Pelacur di Arab itu memakai cadar dan hijab"
Jawaban Buya Hamka tak terduga."Oh ya? Saya barusan dari Los Angeles dan New York, Masya Allah, ternyata di sana tidak ada pelacur", jawab Buya.
"Ah mana mungkin Buya. Di Mekkah saja ada kok. Apalagi di Amerika, pasti banyak lagi", jawab seseorang tadi.
Maka kata Buya Hamka,"Kita ini memang hanya akan dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari". Meskipun kita ke Mekkah, tetapi jika yang diburu oleh hati adalah hal-hal yang buruk, maka syaithan dari golongan jin dan manusia akan berusaha membantu kita untuk mendapatkannya. Tetapi sebaliknya, sejauh perjalanan ke New York, Los Angeles, bila yang dicari adalah kebajikan dan kebaikan, maka segala kejelekan akan enggan dan bersembunyi", tutupnya. Wallahu 'alam 😁😁😁
0 komentar:
Posting Komentar