Di
Malang bagian selatan, terdapat banyak pantai keren untuk dikunjungi. Disana akan kita dapati, pantai-pantai berwarna biru tua dengan gugusan pulau karang disekitarnya. Ombak besar yang memecah saat menabrak bebatuan karang, memberikan sensasi relaksasi tersendiri bagi sesiapa yang melihatnya. Tipikal pantai di
Malang Selatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, berombak besarrr sehingga tidak memungkinkan untuk pengunjung bebas berenang. Namun ada juga beberapa pantai yang 'aman' untuk dijadikan arena nyemplung. Untuk menuju ke lokasi-lokasi pantai yang ada di Malang, dibutuhkan waktu sekitar 2,5-3 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Setara dengan perjalanan ke Sidoarjo maupun Surabaya.
Sabtu (16/04/2016) saya bersama
Zharnd merealisasikan rencana kami untuk pergi ke salah satu pantai di Malang Selatan.
Dari sekian banyaknya pilihan, Pantai Batu Bengkung menjadi tujuan kami
kali ini. Baik saya maupun Zharnd, belum pernah kesana. Beberapa hari sebelumnya, saya mencoba mencari rute kesana menggunakan
bantuan Google Maps (sebenarnya tidak terlalu akurat, namun untuk memberikan sedikit gambaran). Ada dua rute menuju Pantai Bengkung; lewat jalur lintas yang via
Sendangbiru dan via Balekambang. Karena saya pahamnya yang lewat Balekambang,
kami putuskan untuk lewat sana. Terakhir kali saya melewati jalanan yang mengarah ke Pantai Batu Bengkung, Pantai Nganteb dan sekitarnya, itu masih berupa jalanan tanah yang belum diaspal dan di beberapa titik ada yang berupa jalan makadam (Januari tahun 2015 lalu).
Sekitar pukul 7.45 am kami berangkat
dari kontrakan. Alhamdulillah, hari
yang cerah untuk go outside. Jalanan cukup ramai dengan kendaraan. Kota Malang,
Kepanjen, Gondanglegi, Pagelaran terlampaui. Memasuki daerah Bantur, saya agak
lupa jalanan menuju Balekambang. Kami sempat tersasar sedikit lalu bertanya pada
penduduk setempat. Wasting time.
"makanya Mbaaak lain kali itu ngikutin
jalanan yang ada marka jalannya ajaaah", kata Zharnd sedikit emosi.
-___-
Pukul 9.30 am sampailah kami di pertigaan Balekambang. Arah lurus menuju Pantai
Balekambang, kanan menuju Kondang Merak dan kiri Pantai Batu Bengkung, Nganteb, Goa
Cina, Bajul Mati dkk. Kami berbelok kiri. Bingggoo! Jalanannya mulus banget,
man! Jalanan baru. Di samping kanan dan kiri jalan terdapat banyak pekerja yang mengerjakan
pengerjaan jalan. Jalanan yang kami lewati cukup sepi. Serasa melewati jalanan di Texas sono.
Proyek
pembuatan Jalur Lintas Selatan (JLS) Sendangbiru-Balekambang ini sudah dimulai
oleh Pemda Malang dari tahun lalu dan ditarget selesai pada tahun
2016. Dengan dibukanya jalur ini otomatis akan memudahkan akses menuju tempat-tempat wisata di Malang Selatan sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Juga, banyak sektor ekonomi yang akan diuntungkan dengan dibukanya jalur ini.
Awal tahun 2015 lalu saat saya melewati jalur lintas ini, perjalanan kami sempat terhambat oleh jalanan yang licin bekas hujan. Namun kini saksikanlah, Zharnd ngebut bawa motor (karena sudah tidak sabar lihat pantai). Saking
menikmati perjalanan, tidak terasa plang Batu Bengkung sudah ada dihadapan
kami. Wow, sudah sampai rek! (bayangkan kalau jalan itu belum diaspal dan masih
berupa jalanan makadam, bisa berjam-jam kemudian kami sampai).
Kami membayar 15K untuk
tiket masuk dua orang dan parkir (@5K). Hari itu Pantai Batu Bengkung tidak terlalu ramai. Kami langsung
mencari toilet untuk sekedar menyegarkan diri setelah perjalanan panjang yang
begitu melelahkan (halah). Eit, jangan lupa pakai sunblock sebelum explore sana-sini (haha sejak kapan
Gembel Traveller pake beginian).
Penampakan JLS Sendangbiru-Balekambang awal tahun 2015 |
Pantai
Batu Bengkung sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang cukup memadai (walau belum ada
listrik). Sudah ada toilet, beberapa warung, dan pondok yang bisa digunakan
pengunjung untuk bersantai dan berkumpul bersama orang tercinta.
Bukan
kami berdua namanya kalau tidak langsung pecicilan nyari view keren. Kami langsung menuju bukit di sebelah kanan Pantai Batu Bengkung untuk mendapatkan view dari atas. Dalam perjalanan menuju bukit itu terlihat warna air lautnya yang emejing banget! Nggemesin!
Ow. ow. Ternyata benar yang saya baca dari sebuah blog, kalau mau naik ke atas bukit itu kami harus memanjat tebing batu dengan kemiringan mencapai 90 derajat. Ada sebuah tali tambang yang terjulur untuk memudahkan naik ke atas. Zharnd naik duluan (tuh bocah gada takut dan ngerinya apa yak?@#$%). Saya menyusul dibelakangnya dengan tertatih-tatih. Usia memang tidak pernah bohong. Karena sedikit menyulitkan, sandal gunung yang saya pakai, saya lepas dan ditinggalkan di bawah. Juga dua tas dan barang bawaan kami lainnya kami tinggal (jadi selain gembel traveller, kami juga gembel tawakall). Tuh barang-barang kalo misal dicomot orang, yasudahlah...
Bayangkan dua akhwat muslimah kece manjat-manjat tebing batu... (eh jangan dibayangkan ding!). Setelah sampai di atas, kami membelah semak belukar untuk mencari tempat yang tepat menikmati Batu Bengkung dari atas bukit. Ough, panasnya kaki saya (cuma pake kaos kaki doang alias nyeker). Akhirnya kami
menemukan cara keren untuk memandang Pantai Batu Bengkung dibawah sana, juga melihat Pantai Watu Lepek di kejauhan. Apa itu??? Naik atas
pohon...!
Ow. ow. Ternyata benar yang saya baca dari sebuah blog, kalau mau naik ke atas bukit itu kami harus memanjat tebing batu dengan kemiringan mencapai 90 derajat. Ada sebuah tali tambang yang terjulur untuk memudahkan naik ke atas. Zharnd naik duluan (tuh bocah gada takut dan ngerinya apa yak?@#$%). Saya menyusul dibelakangnya dengan tertatih-tatih. Usia memang tidak pernah bohong. Karena sedikit menyulitkan, sandal gunung yang saya pakai, saya lepas dan ditinggalkan di bawah. Juga dua tas dan barang bawaan kami lainnya kami tinggal (jadi selain gembel traveller, kami juga gembel tawakall). Tuh barang-barang kalo misal dicomot orang, yasudahlah...
Sedang asyiknya menikmati view dari atas pohon, tiba-tiba ada sekelompok remaja yang datang ke tempat kami memanjat pohon. Dengan santainya mereka lewat jalan lain dan tidak perlu manjat-manjat tebing batu untuk naik ke atas bukit. Hanya bisa berucap, "O, Allah terima kasih atas pengalaman keren yang Engkau berikan. (Haha ***tertawa getir).
Kami turun lewat jalan yang tadi dilalui para remaja yang kami temui di atas. Enak banget, men! Jalan gitu doang, ga capek-capek manjat dinding batu kayak Spiderman. Varokah banget, dah. Turun dari bukit, kami menuju ke salah satu warung untuk mendinginkan pikiran dan menghilangkan lelah. Beli es dugaaan! Enak bangettt! Saya tidak tahu tepatnya harganya berapa karena Zharnd yang traktir (akhemmm!).
Keasikan 4N (ngadem sambil ngobrol ngalor ngidul), kami hampir pewe untuk menuju destinasi selanjutnya, Pantai Watu Lepek. Dengan mengumpulkan tenaga baru yang kami peroleh dari es dugan (???), kami berjalan kembali melintas bukit. Jadi di Batu Bengkung ada beberapa bukit. Bukit sebelah kanan adalah bukit yang tadi kami naiki, dan bukit sebelah kiri menuju ke Pantai Watu Lepek.
Kami turun lewat jalan yang tadi dilalui para remaja yang kami temui di atas. Enak banget, men! Jalan gitu doang, ga capek-capek manjat dinding batu kayak Spiderman. Varokah banget, dah. Turun dari bukit, kami menuju ke salah satu warung untuk mendinginkan pikiran dan menghilangkan lelah. Beli es dugaaan! Enak bangettt! Saya tidak tahu tepatnya harganya berapa karena Zharnd yang traktir (akhemmm!).
Keasikan 4N (ngadem sambil ngobrol ngalor ngidul), kami hampir pewe untuk menuju destinasi selanjutnya, Pantai Watu Lepek. Dengan mengumpulkan tenaga baru yang kami peroleh dari es dugan (???), kami berjalan kembali melintas bukit. Jadi di Batu Bengkung ada beberapa bukit. Bukit sebelah kanan adalah bukit yang tadi kami naiki, dan bukit sebelah kiri menuju ke Pantai Watu Lepek.
Siang bolong panas-panasan di pantai tidak jadi soalan dengan sunblock (sekilas pariwara, pemirsa haha!).
Ternyata jarak menuju Watu Lepek tidak sejauh yang saya bayangkan. Dan pemandangan menuju kesana, itu kayak di kalender. Bangus banget! Seriusan! Dan yang lebih kami syukuri, tidak ramai. Hanya ada dua orang yang sedang mojok (semoga mereka sudah halal, amieeen).
Ternyata jarak menuju Watu Lepek tidak sejauh yang saya bayangkan. Dan pemandangan menuju kesana, itu kayak di kalender. Bangus banget! Seriusan! Dan yang lebih kami syukuri, tidak ramai. Hanya ada dua orang yang sedang mojok (semoga mereka sudah halal, amieeen).
Sedang asik foto-foto dan melihat ke birunya laut, kami
berdua girang lihat penyu! Pertama yang nongol agak kecil, gak lama dari itu, eeh
kayaknya emak (atau bapaknya gitu) nongol lagi. Zharnd juga lihat ikan yang
moncongnya panjang. Katanya sih Ikan Pedang (???).
What a beautiful. Memandang lautan lepas. Biruuuu. Kita, manusia, hanya bagaikan buih ombak di lautan luas itu. Kecil dan tak berarti sekali dihadapan-Nya. Jadi, mari jadikan berarti dengan menghamba pada-Nya. Tanpa sekutu. ***emotTercerahkan
Asyik foto-foto, eeh batere kameranya habisss. Saatnya pulaaang...! (Jadi yang membatasi main kami di suatu tempat adalah, batere kamera!). Terima kasih pada batere kamera <3
What a beautiful. Memandang lautan lepas. Biruuuu. Kita, manusia, hanya bagaikan buih ombak di lautan luas itu. Kecil dan tak berarti sekali dihadapan-Nya. Jadi, mari jadikan berarti dengan menghamba pada-Nya. Tanpa sekutu. ***emotTercerahkan
Asyik foto-foto, eeh batere kameranya habisss. Saatnya pulaaang...! (Jadi yang membatasi main kami di suatu tempat adalah, batere kamera!). Terima kasih pada batere kamera <3
Setelah
rehat sejenak menghabiskan bekal bawaan, kami pun turun. Niatan awal, setelah turun dari Watu Lepek dan sampai di Pantai Batu Bengkung, kami makan nasi yang kami bawa kemudian pulang. Tidak berlama-lama karena sudah cukup sore (perkiraan kami,
sampai di Kota Malang agak malam). Kami memilih tempat di
pinggiran pantai yang cukup sejuk dan bisa memandang laut. Kami makan dengan dietnya
(???) sedikit, maksudnya. Masih dibumbui ngobrol lagi ternyata. Hehe.
Ngobrol
mulu, kapan pulangnya yak?!
Saat akan pulang, iseng-iseng
lihat ke arah lautan lepas. Eeh mataharinya centil banget menggoda saya dan
Zharnd untuk bertahan sejenak disitu. Sunset diantara dua pulau. Hangat sekali. Batere kamera yang sudah habis tidak menyurutkan langkah dan semangat kami mengabadikan momen indah bonus perjalanan dari Allah ini. Tidak ada kamera, hape pun jadi. Kembali asik berdua dan tidak ingat pulang (wkwkwk).
Sekitar pukul 5.10 pm baru kami 'benar-benar' pulang. Bismillah, saya yang bawa motor perjalanan pulang kali ini. Saya sudah berkata jujur pada Zharnd bahwa saya tidak akan segesit dan sebrutal dia membawa motor. Dia tidak masalah. Yasudah deh. Kembali kami melewati jalan lintas selatan yang sepiii, lebih sepi dari tadi pas berangkat. Kami asik berkendara sambil melafadzkan dzikir matsurat sore (blessed and unforgettable moment with Zharnd, inshaa Allah). Berharap sampai di pertigaan Balekambang belum gelap (mengerikan wawww!). Sempat terhambat oleh konvoi Aremania, Alhamdulillah akhirnya sampai di kontrakan kurang lebih pukul 7.30 pm.
Sekitar pukul 5.10 pm baru kami 'benar-benar' pulang. Bismillah, saya yang bawa motor perjalanan pulang kali ini. Saya sudah berkata jujur pada Zharnd bahwa saya tidak akan segesit dan sebrutal dia membawa motor. Dia tidak masalah. Yasudah deh. Kembali kami melewati jalan lintas selatan yang sepiii, lebih sepi dari tadi pas berangkat. Kami asik berkendara sambil melafadzkan dzikir matsurat sore (blessed and unforgettable moment with Zharnd, inshaa Allah). Berharap sampai di pertigaan Balekambang belum gelap (mengerikan wawww!). Sempat terhambat oleh konvoi Aremania, Alhamdulillah akhirnya sampai di kontrakan kurang lebih pukul 7.30 pm.
Terima kasih, Allah.
Atas indahnya ciptaan-Mu.
Semoga pantai selanjutnya yang akan kami datangi, adalah pantai yang ada di negeri timur sana, amieeen.
Cerita versi Zharnd bisa ditengok disini ^-^
<3 <3 <3
Atas indahnya ciptaan-Mu.
Semoga pantai selanjutnya yang akan kami datangi, adalah pantai yang ada di negeri timur sana, amieeen.
Cerita versi Zharnd bisa ditengok disini ^-^
<3 <3 <3
Mantaaaappp
BalasHapusJLS menghubungkan semua pantai di malang selatan kah?
BalasHapusMenghubungkan banyak pantai, namun ga semua Mas Rafdi. Hanya pantai2 disekitar Balekambang sampai dengan Sendang Biru.
HapusMas kalau ke batu Bengkung pakai mobil bisa ya ? Maksudnya jalannya bisa di lewati mobil kan? Dan tidak pake jalan kaki menuju pantainya? Kalau mbah2 kesana memungkinkan tidak?
BalasHapusMohon maaf ini dgn "Mba", bukan "Mas". hehe. InsyaAllah sangat bisa pakai mobil. Dari JLS, mobil bs langsung masuk menuju pantainya (parkiran) ga sampai 1 km. Semua usia memungkinkan utk mnikmati pantai ini. Ada bnyak pondok serta warung yg bs dgunakan utk menikmati suasana pantai ^_^
Hapusapa ada pengiinapan disana ?
HapusKalau untuk penginapan, belum tahu pasti ada atau tidaknya Mas Angga. Tapi kebanyakan yang bermalam disini itu bawa tenda sendiri. Banyak kok yg nge-camp. Toilet, warung dan mushola juga sudah tersedia semua.
Hapuspakek kerudung jangan keluyuran
BalasHapusalhamdulillah informasinya sangat membantu sekali untuk perjalanan saya ,sebelum berangkat ke lokasi wisata pantai bengkung dengan tman teman saya mengetahui info tentang pemandangan fasilitas yg ada di pantai bengkung ,trims gan ,sukses selalu
BalasHapusSukses juga buat Mbak Nadine ^_^ selamat liburan, selamat menghabiskan waktu dgn teman2. Great holiday!
HapusKeren mb foto2nya...informatif sekali, bacanya tulisannya juga enak, bikin pengin muda lagi....wkwkwk
BalasHapusThank you for reading, Ummu Finisya ^_^
HapusAyo pergi traveling, to keep young hehe
JLS ini kalo sudah nyambung sampe Lumajang - Jember - Banyuwangi, waah keren, banyak pantai2 eksotik yang bisa dieksplor hanya dengan melewati satu jalur ini.
BalasHapusMbak klu ke pantai baku bengkung pake google map gmn...???
BalasHapusPantai paket hemat �� krn sekali masuk dapat 4 pantai. Batu bengkung berada di paling ujung. Harga loket 10rb/org, motor 10rb, mobil 15rb. Tempat parkir luas tapi tdk teratur. Sdh bnyk warung dan toilet.
BalasHapus