Rabu, 30 September 2020

Seberapa Dalam Kamu Kenal? : Bu'e (Faizah) yang Baik Hati


Judulnya gitu amat? Iya, ga nemu judul lain yang pas selain judul di atas. Sebaik itu memang orangnya, untuk saya. Selasa seminggu lalu, Bue pulang ke Madiun; Pulang yang ga balik lagi; Pulang yang udah bawa semua barang-barangnya dan hanya meninggalkan kenangan untuk kami yang tersisa di Malang. Srooot😷

***
Suatu hari ketika saya lagi menikmati hari-hari pandemi di rumah (Lampung), ada pesan WA masuk. Dari Bue, "Mbaaa. Kurindu Mba Juleee". Kami memang sudah hampir 2 bulanan ndak ketemu. Wkwk.
Saya suka Bue jujur akan perasaannya ke saya. Saya suka siapapun yang jujur akan perasaannya ke saya.
 
***
Awal jumpa dengan Bue... (oke baiklah nama sebenarnya adalah Faizah. Saya lupa kapan tepatnya saya manggil doi dengan sebutan Bue, tapi itu udah lumayan lama sih. Gara-gara ikutan Ade, seingat saya). Awal jumpa dengan Bue ga terlalu jauh beda kayak ketemu Ade, akhir tahun 2013-an. Bue, Ade dkk datang ke Malang jadi mahasiswa baru, saya jadi pegawai baru (di kampus yang sama). Bisa dibilang kedatangan kami ke Malang hampir bersamaan. Ohiya masih tentang Bue dan Ade; Kalo Ade adalah adik kontrakan yang populer versi heboh; Bue ini populer versi kalem. Gitusih menurut saya awal-awal dulu.

Saya agak lupa kapan tepatnya kami mulai berinteraksi; Mungkin karena saya orangnya pemalu🙈 dan bukan tipe pemulai pembicaraan, jadi kurang dikenal di kalangan adik-adik kontrakan 2013. Mereka pastinya lebih mengenal Ratih, sahabat saya, mbaknya mereka. Tahun demi tahun dilewati, kami berbeda kontrakan, hingga akhirnya tahun 2017 Bue masuk ke Kontrakan Ar-Rifah. Sebenarnya sebelum satu kontrakan, ada beberapa momen yang kami sempat bertemu sekilas lalu. Kesan awal tentang Bue adalah orangnya 'ibu-able'; kebalikan Ade banget yang 'adik-able'.
 

Bue adalah orang yang selalu bisa diandalkan (biidznillah). Tahun 2018 lalu saat seorang sahabat baik saya pindah dari Malang ke Bandung, Bue yang bisa kami andalkan untuk mengirim barang-barangnya yang masih tertinggal di Malang. Semua dikerjakannya dengan sangat baik, masya Allah. Untuk hal-hal seperti, kirim paket enaknya pake apa dan di mana tempatnya ya? Kalo beli ini di mana ya? Atau pertanyaan-pertanyaan lainnya seputar daily-life maka saya tahu harus bertanya ke siapa haha. Persoalan di kontrakan semacam belum bayar listrik, galon habis, sapu dan alat pel butuh untuk ganti baru, Bue-lah orangnya yang akan melakukannya 😅😆

Bue begitu baik pada saya. Ada banyak momen yang tentunya gabisa saya sebutkan satu-satu kebaikan yang udah diberikan ke saya (tapi Allah Maha Tahu dan malaikat-Nya mencatat). Ketika saya pulang lembur, Bue akan dengan baik hati menyisihkan makanan untuk saya. Simple but deep. Saya sangat menghargai sekecil apapun kebaikan yang orang lain lakukan untuk saya, yang Bue lakukan untuk saya. Kadang hati saya bertanya-tanya, mengapa dia begitu baik pada saya? Apakah akan seperti itu juga perlakuannya jika bukan saya? Entah ya, hanya Allah dan Bue yang tahu.
 
 
Bue itu kebalikan saya banget; Kalo saya gapernah terlalu memperhatikan hal-hal kecil dan detail, Bue do that. Bue akan menghidupkan lampu di atas kompor ketika saya masak (dan mesti lupa untuk nyalainnya); Bue yang akan selalu memastikan bak kamar mandi terisi air. Bue yang seringnya membenahi banyak hal di kontrakan; memastikan pintu depan dikunci ketika malam menjelang tidur, membeli saringan air harga 3K di Sardo agar air untuk mandi kami tidak kotor, membeli barang ini itu yang "memudahkan" dan "terlihat lebih rapi". Bue melakukan hal-hal yang kayaknya ga mungkin akan saya lakukan (atas inisiatif sendiri). Bue adalah orang sangat penuh dengan perhitungan; Apa-apa yang akan dilakukannya, sesederhana menjemur pakaian saja, akan sangat diperhitungkan. Really appreciate it!

***
Beberapa waktu terakhir ini sebelum Bue pulkam, kami banyak menghabiskan waktu bersama. Kami sempat ke Blitar (with Himmah) dan ada satu waktu kami makan steak berdua di Alun-alun Batu (di momen ini kami benar-benar deep-talk, setelah sekian lamanya bertemu dan bersama). Kami juga melakukan perjalanan ke Madiun bersama (dengan motor masing-masing biar kerasa feel touring-nya wkwk). Salah satu momen yang sangat saya syukuri adalah bisa sekalian silaturahim ke rumah Bue di Boyolali pas ke Madiun kemarin. Bahagia aja bisa melihat langsung orang tua dan saudara-saudaranya; merasakan bagaimana rasanya "menjadi Bue di rumah".
 
 Madiun - Tawangmangu - Boyolali

Bue adalah teman bicara yang baik; Teman bertukar pikiran atau untuk menambah pengetahuan. Kalo kami ngobrol lebih banyak nyambung dibanding ga nyambungnya wkwk. Kalo lagi bertiga sama Himmah, maka Bue yang akan jadi penafsir antara saya dengan Himmah yang kadang ga ketemu apa yang diomongin😁 Kadang juga jadi teman nge-joke yang retjeh banget deh.
 
Ketika Bue ga ada, satu dari banyak hal yang akan saya rindukan adalah masakannya. Dari awal Bue masuk ke Kontrakan Ar-Rifah dan mulai menjalankan piket masak, saya selalu suka masakannya. Beberapa kali saya cerita ke 2 orang teman baik saya betapa saya ngefans masakan buatan Bue; always klop di lidah apapun masakannya, masya Allah. Kalo Bue masak tuh selalu niat (bukan berarti yang lainnya ga niat lho ya); Masakannya ga hanya enak di lidah tapi juga rapi, well-cooked; Kadang sebelum mulai masak konsul dulu sama umiknya di Boyolali sana.
 
Mangut lele terakhir  yang spesial dibuatkan untuk saya beberapa jam sebelum Bue pulang kampung
 
Waktu-waktu yang kami lewati tidaklah selalu 'baik'. Ada saatnya kami 'hanya diam' untuk berapa saat bahkan bisa beberapa hari. That's my fault, i know. Itu salah saya untuk ga jadi dewasa di hadapannya. Bisa dibilang, Bue yang paling banyak dan sering kena 'badmood' saya dibanding semua adik-adik di Kontrakan Ar-Rifah wkwkw, maafkan daku Bue🙈🙉
 
***
Awalnya saya tidak terlalu notice, tapi semakin intens interaksi, semakin bisa saya rasakan kalau Bue itu sedikit moody (atau banyak ya? wkwk). Jujur kalo dia sedang dilanda mood yang kurang baik, saya lebih suka untuk menghindarinya. Bukan apa-apa, buat saya Bue adalah orang yang helpful, menyenangkan dll, jadi saya gamau 'menghadapinya' ketika Bue tidak sedang berada di kondisi yang selama ini saya kenal. So sorry...

***
Ada beberapa waktu saya kesal atau jengkel ke Bue; Entah Bue bisa merasakan ini atau ndak. Tapi saya akui, saya yang lebih sering membuatnya kesal; atas ketidakpekaan saya, atas ke-gamau tau-an saya, ketidak-dewasaan saya, dan masih banyak lagi. Maafkan ya Buk... Mungkin kalau suatu hari Bue mau membicarakannya, akan saya klarifikasi semua perbuatan tidak menyenangkan yang pernah saya lakukan ke Bue, wkwkw.

Kadang saya merasa kalau kami ga akan bisa disatukan. Dua orang yang moody ini akan sulit untuk menghabiskan waktu bersama. Dua orang yang punya sifat kayak saya yang begini dengan Bue yang begitu akan susah kliknya. Tapi yah lagi-lagi Allah Yang Maha Mempersatukan Hati.

***
Saya akui, untuk bisa jadi seorang mbak buat Bue, masih sangat (sangat) jauh. Gimana saya mau jadi mbak untuknya kalo dia yang lebih banyak 'membenarkan' saya? Di hadapan Bue, saya lebih nyaman menjadikannya 'partner' dibanding seorang 'adik', seperti adik-adik lainnya.

***
Dengan segala yang Allah titipkan padanya (kedalaman pikir, kepekaan, kepatuhan, dan masih banyak lagi masya Allah tabarakallah) Bue adalah orang yang akan banyak memberikan kebermanfaatan bagi keluarga, teman dan sahabat, orang-orang dan masyarakat di sekitarnya. I do believe that.

***
Pada akhirnya, orang-orang yang datang pada kehidupan kita itu hanya membawa 2 hal; kebahagiaan maupun kesedihan; kesenangan atau sesuatu yang menyakitkan. Pilihan ada di tangan kita, hal seperti apa yang mau kita jadikan ingatan dari seseorang, hal-hal baik ataukah buruknya?. Untuk Bue, tentu saja saya hanya akan mengingat hal-hal baik yang dengan izin Allah, ia lakukan dan berikan untuk saya.
 
***
Malam itu, di hari dimana Bue pulang ke Madiun, saya mengirim pesan padanya, "Ayo doa ke Allah, semoga ukhuwwah ini berkekalan sampai ke surga-Nya". Baik-baik selalu di manapun Bue berada; Selalu dalam lindungan, rahmat dan kasih sayang Allah. Bue tahu, Allah sebaik tempat kita menitipkan 💕

Makan steak di WSS Alun-alun Batu; A simple gift to celebrate sidang skripsinya

3 komentar:

  1. Terharu.. Semoga disatukan Allah di surganya kelak, aamiinn

    BalasHapus
  2. Membaca tulisan ini bikin aku kangen sama semua perlakuan bue pada kita semua zaman dulu. meskipun sering berantem tapi bue sesayang itu sama kita semua. hal yang paling aku syukuri bisa Allah pertemukan dengan bue dengan segala kebaikan dan kedetailannya. semoga kita semua bisa bertemu lagi di lain waktu yaa. mbajule terimakasih sudah menulis ini. akan kembali ke tulisan ini lagi kalau lagi kangen bue. sehat-sehat ya semuanya. uhibbukifillah❤️

    BalasHapus
  3. Betapa kamu, mb... Cuekan 🤣🤣🤣 moody-an 🤣🤣🤣

    BalasHapus