Selasa, 19 Mei 2020

10 Hari Terakhir Ramadan: (Kerennya) Ngapain Aja?

al-Imam Ibnu Jauzy rahimahullah berkata:
"Seekor kuda pacu jika sudah berada mendekati garis finish, dia akan mengerahkan seluruh tenaganya agar meraih kemenangan, karena itu, jangan sampai kuda lebih cerdas darimu. Sesungguhnya amalan itu ditentukan oleh penutupnya. Karena itu, ketika kamu termasuk orang yang tidak baik dalam penyambutan, semoga kamu bisa melakukan yang terbaik saat perpisahan (penutupan)".

Maha Baik Allah; Diturunkannya al-Quran yang mulia (dari lauhul mahfudz di langit ke tujuh ke langit dunia) pada manusia yang mulia (Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam) dibawa oleh malaikat yang mulia (Malaikat Jibril) di malam yang mulia yang lebih baik dari seribu bulan (malam Lailatur Qadr) untuk memuliakan manusia (baca: kita, ummat Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam). 

Malam Lailatul Qadr untuk kita sebagai ummat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ummat akhir zaman, merupakan 'bonus berlipat'. Kenapa gitu? Iya, kalo kita ibadah (shalat, tilawah, zikir dan sebagainya) di malam itu, nilainya or pahalanya sama kayak ngelakuin ibadah selama 1000  bulan (kurleb 83 tahun 4 bulan). Jika mematok jatah usia kita  pada usia Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang 63 tahun, maka amalan kita jika dibandingkan dengan umat terdahulu, sangat jauh (Nabi Nuh berusia 950 tahun, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail seratusan tahun, wallahu 'alam). So, dengan Lailatul Qadr, Allah jadikan amalan kita (ummat Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam) yang usianya 'hanya' puluhan tahun ini bisa menyaingi amalan umat-umat terdahulu yang usianya lebih panjang (ratusan tahun).

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, berkata: "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam biasa ketika memasuki 10 ramadan terakhir beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya (keluarganya) untuk beribadah". (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Dari hadits shahih di atas, bisa disimpulkan kalo udah masuk 10 hari terakhir ramadan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melakukan 3 aktifitas utama yaitu: (1) Mengencangkan ikat pinggang (kalimat permisalan untuk bersungguh-sungguh, bermujahadah, ada juga ulama yang berpendapat 'tidak mendatangi istrinya' wallahu 'alam; (2) Menghidupkan malam dengan beribadah, Rasulullah pada hari-hari biasanya menjalani malamnya dengan tidur terlebih dahulu kemudian bangun untuk beribadah, tapi tidak ketika memasuki sepuluh malam terakhir ramadan. Beliau benar-benar menjauhi segala macam bentuk kenikmatan dunia (keluarga, makanan, dan sebagainya) dan fokus menghidupkan malam, tanpa tidur; (3) Membangunkan istrinya, keluarganya untuk beribadah, bahkan di kajian yang saya tonton, dianjurkan untuk membangunkan semua anggoa keluarga tanpa terkecuali (anak-anak pun turut dibangunkan) wallahu 'alam.

Biasanya kalo udah masuk 10 terakhir ramadan, jujurly, saya sendiri ngerasa agak kendor ibadahnya. Manusiawi sih, yang bosen lah, yang terdistraksi pernak-pernik menyambut lebaran, yang ngerasa kayak "yeay bentar lagi selesai puasanya, gada lagi shalat teraweh 11 rakaat yang bikin capek, ngantuk, bla bla bla..." Astaghfirullah *Istighfar di pojokan. Biar sepuluh hari terakhir, yang merupakan hari-hari penentuan ini bisa kita maksimalin dengan sebaik-baiknya, mengusahakan semampu yang kita bisa, saya akan bagi beberapa tips menyambutnya yang dirangkum dari berbagai sumber. Here we go (!)
  • Meluruskan niat. Hadits arbain pertama, semua amalan tergantung pada niatnya. So, lurusin dan benerin niatnya menghidupkan sepuluh malam terakhir untuk apa? Nyari malam Lailatul Qadr untuk apa? Jawab dalam hati masing-masing (ya)
  • Bersungguh-sungguh dan berusaha keras untuk memperoleh malam Lailatul Qadr. Jangan pesimis dengan berpikir, "ah yaudahlah kalo dapet syukur, ga dapet berarti belum rizqi". Jangan sampe niatan nyari malam Lailatul Qadr kalah sama niatan berburu tiket pesawat murah tengah malam. Niat yang benar, insyaAllah akan menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu yang ingin kita capai dengan sungguh-sungguh
  • Menyediakan waktu dan tempat khusus untuk beribadah. Di masa pandemi Covid-19 ini ga memungkinkan untuk i'tikaf di masjid. It doesn't matter, kita bisa sediakan tempat khusus di kamar atau ruangan keluarga untuk menghidupkan malam. Singkirkan segala macam hal-hal dan benda-benda yang bisa mengganggu kita untuk beribadah
  • Memperlakukan setiap malam sebagai malam Lailatul Qadr. Kita disuruh untuk mencari malam Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil 10 hari terakhir ramadan (bisa di malam 21, 23, 25, 27 dan 29). Sama Allah ga dikasih tahu waktu pastinya biar kita menghidupkan malam-malam terakhir tersebut, memperlakukannya sama
  • Meningkatkan interaksi dengan al-Qur'an. Perbanyak tilawah, baca artinya, baca tafsir, menghafal, lihat kajian tentang al-Qur'an, dan sebagainya (lihat surah al-Baqarah 185)
  • Memperbanyak istighfar dan permohonan ampun atas dosa-dosa yang telah lalu (dan akan datang). Setiap detik yang kita lewati, rasa-rasanya ga terlepas dari melakukan dosa; So, mohon ampunan sama Allah atas dosa-dosa yang kita perbuat. Biarkan airmata yang mengalir karena menyesali dosa-dosa menjadi saksi di akhirat nanti
  • Melafalkan doa spesial sebanyak-banyaknya. Apa doanya? ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ’ANNII (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850. Abu ‘Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih) sumber: Rumaysho.com
  • Memperbanyak zikir dan membuat daftar doa sebanyak-banyaknya. Ada banyak pilihan zikir yang bisa kita lafazkan; Subhanallah, alhamdulillah, laa ilaha illlallah, laa hawla wa la quwwata illa billah, subhanalallahi wa bihamdihi subhanallahil adhiiim; Sediain satu buku kecil untuk nulis daftar doa yang mau kamu panjatin; untuk diri sendiri, orang tua, saudara kandung, keluarga besar, sahabat, teman-teman, pemimpin dan sebagainya. Feel free to ask; as many as you can say
  • Meningkatkan shadaqah. Disebutkan dalam sebuah hadits yang shahih bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah seseorang yang sangat dermawan, dan kedermawanannya meningkat ketika bulan ramadan. Kita bisa menyisihkan rizqi untuk memberi makan orang berbuka puasa di malam ganjil, memberikan hadiah untuk orang-orang tercinta, menyumbang untuk pembangunan masjid atau yayasan Quran dan sebagainya. Kalo di bulan ramadan ini shadaqah kita dilipatgandakan pahalanya, nah saat malam Lailatul Qadr dilipat-lipatgandakan lagi (double strike!)
Ketika ketika dihadapkan, diberikan kesempatan untuk bertemu kembali pada 10 malam terakhir di bulan ramadan, berarti satu kesempatan lagi Allah beri untuk memohonkan ampun atas dosa-dosa yang kita buat, untuk memohon pengabulan atas doa-doa yang kita panjatkan. Teringat perkataan seorang shalafus shalih ketika menghabiskan malam sepuluh ramadan terakhirnya untuk beribadah, "rasa takutku pada (neraka) jahannam menghilangkan rasa kantukku". Wallahu 'alam bishawwab. Kuy jangan kasih kendooor!

0 komentar:

Posting Komentar