Se-tidak sempurna-nya
orang tua kita (yang kita pikir), mereka adalah dua orang terbaik di dunia yang
Allah berikan pada hidup kita. Tidak ada bandingannya. Seiring berlalunya
waktu, semakin bertambah usia, semakin terasa besarnya rasa kasih dan sayang
yang Allah limpahkan melalui dua sosok hebat tersebut. Apalagi ketika jauh dari
rumah (merantau). Mamak dan bapak adalah orang tua hebat. Melalui tangan hangat
mereka berdua, besarlah kami ketiga anaknya dalam bingkai kemandirian. Tak
cukup waktu untuk menceritakan nilai-nilai kebaikan yang mereka ajarkan dan
contohkan pada kami, anak-anaknya.
Mamak… Adalah wanita
paling hebat di hidup saya. Menyayangi
tanpa banyak berkata, adalah ciri khas mamak. Beliau adalah sosok yang cerdas,
tegas, dan cepat dalam mengambil inisiatif. Ada jutaan puisi dan
lagu yang dicipta untuk sesosok mulia bernama ibu, tapi itu tak pernah sama.
Kita tak pernah kehabisan kata untuk mengungkap cinta pada seseorang yang pada
telapak kakinya Allah letakkan surga.
Mamak mungkin tak
seperti ibu-ibu lain yang selalu mengucap kata cinta dan sayang untuk
anak-anaknya. Bukan ibu yang tiap pagi mengecup kening anaknya. Bukan ibu yang
melakukan hal-hal "lembut" lainnya pada anaknya. Mamak biasa saja.
Berkali-kali saya dan Mas Ipul atau Ulfa jadi juara kelas, beliau bukanlah
orang yang bilang, "selamat ya nak, kamu hebat. Mamak bangga punya kamu".
Bukan. Bahkan ketika saya wisuda diploma tahun 2012 lalu, saat saya dinobatkan
menjadi Wisudawan Terbaik 1, mamak biasa saja. Tidak ada ucapan, tidak ada
kata.
TAPI… Sungguh, saya
tidak butuh semua yang saya tulis di atas barusan. Tanpa melakukan semua hal di
atas, mamak sudah cukup untuk dikatakan sebagai "ibu terbaik di
dunia". Dibalik "biasa saja-nya" mamak, saya tahu ada bahagia
yang begitu membuncah di dadanya ketika mengetahui kami anak-anaknya menjadi
juara kelas. Dibalik "biasa saja-nya", beliaulah orang yang paling
bahagia ketika tiba waktunya anaknya mudik pulang ke kampung dan memasakkan
kesukaan anaknya. Dibalik "biasa saja-nya" mamak, beliau adalah orang
yang selalu mengecek pakaian saya ketika saya mudik ke rumah (ada yang bolong-bolong
atau robek, kemudian tanpa bertanya langsung beliau jahit). Dibalik "biasa
saja-nya" mamak, beliau adalah orang pertama yang memastikan semua
baik-baik saja untuk anak dan keluarganya. masyaaAllah tabarakallah. Mudik ke kampung,
menikmati semua masakan beliau, atau hanya sekedar mengantar belanja ke pasar,
menjadi waktu-waktu yang selalu saya rindukan.
0 komentar:
Posting Komentar