Kamis, 06 Desember 2018

Pengalaman Naik Bus Pahala Kencana Rute Malang - Bandung


Qadarullah, batal naik ke Ranu Kumbolo bareng Abul, Nita dan kawan-kawan, ternyata Allah takdirkan saya untuk pergi ke Bandung. Kali ini dalam rangka nemenin Tika menghadiri acara di ITB. Kesempatan sekalian ketemu sama dua balita shalih - shalihah di Lembang sono, Alhamdulillah. Sambil menyelam, liat ikan (ngapain minum air, asin!). Moda transportasi yang kami pilih untuk keberangkatan ke Bandung kali ini adalah bus. Alasannya, pegel naik kereta. Dengan harga kereta ekonomi (tambah dikit) kami udah bisa beli tiket bus yang kursinya bisa dibuat selonjoran. Ya mending naik bus dong ya. Oiya ada dua bus yang melayani trayek langsung Malang - Bandung dari Terminal Arjosari yaitu PO Pahala Kencana dan Gunung Harta.

Awalnya coba booking online ke web-nya Pahala Kencana (https://pahalakencana.co.id/booking). Di situ kita bisa pilih tempat duduk. Tapi pada akhirnya ke terminal jugak. Ketemu bapak-bapak (entah calo entah petugas resmi), ditawarin kalo Pahala Kencana 290K kalo Gunung Harta 300K tapi lebih on time. Saya agak heran; di website-nya harganya 270K tapi pas beli langsung ke terminal kok 290K. Di karcisnya juga terteranya 270K. Hmm, entahlah. Pusing awak.

Rabu siang (14/10/2018) saya menjemput Tika di sekolah kemudian langsung menuju stasiun. Masih jam 12-an, kemudian kami menuju mushola di terminal untuk menjamak shalat. Setelah itu menuju loket dan dipersilahkan langsung menuju ruang tunggu. "jalur 5 ya busnya", kata petugas. Kami makan siang dulu sebelum naik bus. Entar kalo udah naik, tepar aja mesti ga kuat ngapa-ngapain. Lagian lalapan sambal terasi ini ga mungkin kalo kami makan di bus *polusiUdara wkwkw. Baru mau menyuap nasi ke mulut, dari ruang tunggu terlihat bus Pahala Kencana masuk ke jalur 5. Itu mesti bus kami. Kami segera meringkas nasi bekal; Udah terlanjur bau sambal terasi tangan ini ya Allah -_-

Ruang tunggu penumpang
Koridor sepi menuju jalur keberangkatan bus
Pas beli tiketnya waktu itu dipesenin sama petugas, "maksimal banget jam 1 ya Mbak udah di terminal". Dari jam setengah 1 bus sudah tersedia. So, kalo bisa tepati jam keberangkatan ya, jangan molor-molor amat. Insyaallah bakal ditunggu sih, tapi kan kasian penumpang lainnya yang nunggu lama. Beberapa bus nampak bersiap untuk berangkat juga (tujuan Bandung dan Jakarta).

Bus yang kami naiki
Dengan harga 290K, kami dapat dua bangku reclining seat dengan tumpuan kaki. Lumayan nyaman (kaki bisa lurusan dikit). Disediakan juga bantal kecil (dua bangku dapat satu, siap-siap rebutan kalo sebelah samping ga kenal) dan selimut. Kalo mau ngecas bisa, tapi ga kayak di kereta lho ya yang masing-masing berada di samping kursinya. Tempat ngecas ada di bagasi (atasnya bangku penumpang). Ada sekitar 4 atau 6 colokan tersedia. Agak kurang aman sih menurut saya ngecas di bus. Takutnya lupa, terus digondol orang.


Kursi penumpang 2-2
Kurang lebih jam 12.45 bus meninggalkan Terminal Arjosari. Bus ini tidak terisi penuh, kemungkinan penumpang naik di daerah yang akan kami lewati nantinya. Sampai di daerah Lawang (samping Hotel Niagara), bus berhenti untuk menaikkan penumpang di pool. Benar saja, ada kurang lebih 10 orang yang naik dari sini. Bapak-bapak dan mamas-mamas semua. Logatnya Sunda. Tebakan saya, mereka pekerja yang akan pulang kampung di Jawa Barat sana. Cukup lama kami berada di sini (saya sampe ketiduran padahal ga minum Antimo). Setengah jam lebih menunggu, datanglah penumpang yang ditunggu-tunggu. Seorang ibu-ibu. Akhirnya.

Hey Tayo... Hey Tayoo... Mari mulai perjalanan naik bus yang menyenangkan ini; Sebelum jadi 'tukang mabuk (perjalanan)' seperti sekarang ini, bus adalah salah satu moda transportasi favorit saya ketika bepergian kemana-mana (terutama bus kota semacam Kopaja di Jakarta itu yang anginnya masuk dari mana-mana wkwk). Perjalanan dengan bus menyenangkan karena kita akan berhenti beberapa kali dan itu adalah saat untuk meluruskan kaki sambil mencicip makanan khas daerah yang sedang kita singgahi.

Bus Double Decker yang membayang-bayangi sepanjang perjalanan
Sekitar pukul 15.00 bus yang kami tumpangi masuk ke Terminal Purabaya atau Bungurasih. Saya kira ini sudah di Gresik, karena suasananya cukup sepi. Saat bus menuju keluar terminal, lho baru nyadar ternyata masih di SBY. Baru sekitar pukul 16.00 kami masuk ke Terminal Bunder di Gresik. Kami dibagikan snack (roti plus air kemasan). Keluar terminal, bus mengisi premium di pom ga jauh dari situ (rutinitas bus sepertinya). Sore menjelang maghrib, melintasi Kota Lamongan yang terkenal dengan soto dan lalapannya. Kemudian masuk ke daerah perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur, Tuban. Yang khas dari Tuban adalah sepanjang jalan akan kita temui orang-orang berjualan minuman Legen dan buah siwalan (dari pohon aren). Udah pernah nyobain belum?

Menu makan saya di RM Taman Sari Tuban
Sekitar jam 18.30 kami mampir makan di RM Taman Sari Tuban. Tika gamau makan; ga enak perutnya. Doi pergi ke kamar mandi kemudian shalat di mushola rumah makan. Saya ambil nasi, lauk ayam dan sambal kecap. Karena sambalnya rasanya manis tak semanis yang makan saya jadi kehilangan selera untuk menghabiskan nasi (maap ya Allah). Kurang lebih bus berhenti selama 45 menit di sini, kemudian lanjut lagi.

"Mbak, plastik!". Baru naik bus, bahkan busnya belum jalan, Tika mabuk. Ya Allah...

Bus Pahala Kencana melaju melewati kota-kota besar di jalur pantura. Saya udah benar-benar ga sadarkan diri. Tengah malam, mampir makan lagi di RM Sendang Wungu. Haduh, buka mata aja ga kuat apalagi buka mulut (makan). Ngeringkel aja dalam bus. 

Kira-kira pas Subuh, kedua mata mulai sayup terbuka. Belum ketauan udah sampe mana nih. Tengok ke jendela, daerahnya bukan kota tapi juga ga desa banget. Sepanjang jalan di depan rumah dijajakan mangga kecil kuning imut lucu lah pokonya. Wiiih *ngiler. Ternyata di Majalengka. Bus terus melaju dan kami tayamum untuk menunaikan shalat subuh. Setelah itu masuk ke daerah penghasil salah satu jajanan favorit, Kabupaten Sumedang.

Di Sumedang, mampir lagi di rumah makan (apa ya namanya lupak). Bisa numpang BAK atau BAB sebentar (jangan lama-lama entar ditinggal). Bisa subuhan juga kalo belum sempet tayammun dan shalat di bus. Karena saya ga nafsu kalo makan puagi-puagi sekali, stay aja di dalam bus. Pikir saya, sebentar lagi sudah akan sampai tujuan. Ternyata oh ternyata.

Dari Sumedang menuju Bandung itu perjuangan banget! Jalurnya meliuk-liuk membelah pegunungan. Belum lagi ukuran bus kami yang lumayan besar, ga mungkin nyalip. Kudu sabar banget ngelewatin jalur ini. Tika jebol pertahanan (untuk kedua kali). Kasian banget ya Allah. Alih-alih nolong, saya malah berpaling darinya. Maapkeuuun huhu. Jangan sampe ada 2 orang yang jebol pertahanannya. Saya berusaha memejamkan mata. Tidur aja dah, tidur.

Saya kira jam 7 atau 8 pagi sudah bisa sampai di Kota Bandung. Nyatanya, matahari udah naik banget kami masih baru mau masuk tol. Jam 8 lewat keluar di Pintu Tol Buah Batu dan Welcome Bandung! Dari mulai keluar tol dan masuk kota, macet parah. Ampun deh. Setengah jam lebih cuma maju beberapa ratus meter aja. Kurang lebih jam 9 pagi bus sampai di pool Bandung, di Jalan Riau. Alhamdulillah. Secara keseluruhan, naik Pahala Kencana ini nyaman. Supir bus ga ugal-ugalan (bedakan antara ugal-ugalan dan mengejar waktu ya). Dulu saya pernah naik bus Lampung - Malang dan bayangin, supirnya ngerokok di dalam bus! Ga nyaman banget; Begitu keluar dari bus, baju saya bau asap rokok pekat. Hadeeh.

Mulai dari pool di Jalan Riau, kami berdua berpisah. Saya menuju Lembang dan Tika ke kampus Telkom University. Karena ga bawa powerbank dan gabisa ngecas di bus, kami menumpang ngecas di pool-nya sebentar. Enak kok tempatnya. Petugasnya juga ramah. Tika sekalian numpang mandi karena harus segera hadir di sebuah acara.

"Orang Jawa memang terkenal ramah. Tapi coba deh ketemu sama orang Sunda, entah apa ini namanya...(lebih ramah lagi atuh!)"

Well, banyak pilihan transportasi menuju Bandung dari Malang. Suka hati mau pilih yang mana; Walaupun mabuk dan kesusahan lain-lain, naik bus sebenarnya bisa menjadi pilihan yang menyenangkan (dan murah). Tapi mengingat Tika kayaknya teler banget kalo naik bus, mungkin mikir-mikir lagi kalo mau kemana naik bus -__-

0 komentar:

Posting Komentar