"Minggu besok ke laut yuk! Pengen menghitam". Saya mengajak my partner in blusukan, Zahrah aka Bunga Lompat alias Jumping Flower #halah.
"Kemana? Tanjung Sirap coba Mba". Zahrah memberikan pilihan.
Beberapa bulan yang lalu, saya pernah ga sengaja nemu artikel tentang Tanjung Sirap. Bagus sih, cuma mikir lagi mau kesana. Akses jalan masuk menuju pantai ini (yang saya baca waktu itu), kudu lewat Kondang Merak yang notabene minta ampun jeleknya #bikinTobat. Lalu tiba-tiba Zahrah membuka wacana untuk ke pantai itu. Saya coba cari informasi lagi dan taraaa! bisa lewat Balekambang ternyata. Yok dah!
Melanglang buana ke pantai-pantai yang ada di Lombok, Sumbawa, Lampung, Banyuwangi, ini adalah (baru) perjalanan kedua kami berdua ke pantai yang ada di Malang. Trip ke pantai pertama kami di Malang adalah ke Batu Bengkung dan Watu Lepek. Sejujurnya saya dan Zahrah adalah tipe pengeluyur (?) yang menghindari bepergian di long wiken (sepertnya hati kami tidak cukup lapang untuk berbagi keindahan dengan pengunjung lain hehee). Mesti rameee! Kami siasati dengan pergi di hari yang puagiii. Sabtu (29/04/2017), pukul 6.30 am kami berangkat dari kontrakan (Malang Kota). Apa coba enaknya berangkat di pagi hari? Selain jalanan yang belum terlalu pekat polusinya, lancar, juga mengasyikkkan melihat aktifitas pagi orang-orang.
Jalanan dari Malang menuju daerah pantai di Malang Selatan Alhamdulillah sudah baik. Terlihat komitmen dari pemkab untuk menggenjot potensi pariwisata di daerah Malang Selatan dengan salah satu caranya memperbaiki akses jalan. Malang Kota - Malang Kabupaten (Bululawang - Gondanglegi - Pagelaran - Bantur) lancar jaya tanpa hambatan berarti dan macet. Kurang lebih pukul 8.00 am kami sudah memarkirkan motor di Pantai Balekambang. Cepet, khan?!
Jadi sebenarnya, ada dua cara menuju Tanjung Sirap. Yang pertama (dan lebih dekat), itu lewat Pantai Kondang Merak. Tapi Subhanallah jalannya (apalagi musim hujan). Yang kedua, lewat Pantai Balekambang. Ada tapinya juga, trekkingnya lumayan jauh dan bayarnya dobel (bayar masuk Balekambang juga Tanjung Sirap).
Bonus kalo lewat Balekambang, kita bakal nemuin beberapa pantai dan spot keren, salah satunya adalah Pantai Jembatan Panjang. Biaya masuk 5K per orang. Pantainya bersiih, masih sepi. Saya pikir pantai ini enak banget buat camping (sudah ada tempat MCK). Pantainya sekilas mirip sama Teluk Hijau di Banyuwangi sana. Jembatannya kokoh, masih baru (belum resmi dibuka untuk umum nampaknya). Jembatan ini menghubungkan pantai dengan Pulau Hanoman.
Sebelum lanjut ke Tanjung Sirap, jangan lewatin kesempatan untuk foto-foto keren dulu di Jembatan Panjang ini, bro #mumpungSepi. Saat itu sudah menjelang siang dan kami ingat belum Dhuha'. Karena belum ada mushola, gubuk maupun tempat yang layak untuk shalat, kami menggelar jaket untuk shalat Dhuha' di bawah pohon rindang di tepian pantai. Syahdu!
Setelah cukup bermandikan matahari di Pantai Jembatan Panjang, kami siap melanjutkan perjalanan. Oiya kalo mau trekking lewat Balekambang jangan lupa siapkan perbekalan yang memadai ya. Gak berat-berat amat sih perjalanannya, cuma ya teteup aja waspada dan awas (soalnya masuk hutan).
Beneran masuk hutan. Datar sih ga nanjak-nanjak. Kami mengikuti saja jalan setapak yang sudah ada #ngikutinFeeling. Petunjuk arahnya ga terlalu jelas (untuk dibilang gak ada). Serem bawaannya. Tapi jangan mikir aneh-aneh apalagi mikir jorok ya #sampah. Setelah bermain dengan insting, menyibak rerimbunan hutan #sumpilLebay, kurang lebih 30 menit kemudian kami menemukan plang Tanjung Sirap. Akhirnya... #tarikNafasPanjang. Pantainya sepi gada orang blas.
"Ayok Mba jangan istirahat disini, diatas lebih bagus lagi".
"Iye daaah", baru aja mau nyender di salah satu batang pohon nganggur -,-
"Iye daaah", baru aja mau nyender di salah satu batang pohon nganggur -,-
Naik-naik ke puncak bukit, ada satu dua ekor monyet berisik di rimbunan pohon. Sekitar 10 menit diiringi dengan ngos-ngosan voice, sampai juga kami di spot kerennya Tanjung Sirap. Yeyeye! Sepi ga ada orang, cuma ada sepasang remaja yang bikin iri datang bersamaan dengan kami.
Masyaa Allaah! Alhamdulillahiladzi bini'matihi tathimushalihaat. Lagi cerah banget euy langitnya! Anggap saja ini hadiah dari Allah setelah beberapa minggu lalu main ke Gunung Kelud (Kediri) cuma dapet kabut doang. 2 kali men #bayangin! Can't say anything but, Ya Allah ini beneran KEREN!
Puanas ga karuan. Beberapa kali saya hampir jatuh kesandung batu-batuan karang, entah karena oleng cuaca panas atau #bawaanUmur. Lagi nyengat panas-panasnya Alhamdulillah kami menemukan spot adem dan kemudian berteduh sambil makan bekal yang kami bawa sambil Ngo Nga Ngi. Apa itu? ngobrol ngalor ngidul #hiyah. Kami berbincang banyak hal dari mulai jodoh, rizqi, peruntungan, kematian, and more. Emang paling asyik ngobrolin apa-apa kalo pas lagi di "luar". Potensi untuk marah dan saling meninggalkan, kecil #wkwkw!
"Ini nasi gorengnya Mba yang masak sendiri?", Zahrah meragukan saya.
"Iya dong. kenapa? enak ya?", jawab saya #sombong.
"Rasanya gimana gitu #aneh. Tapi pasti Mba kasih bumbu apa gitu ya?", Zahrah masih ragu.
"Yaiyalah... Saya pakai bumbu instan. Wong saya gatau bumbu nasi goreng apa aja", Saya ngaku.
Pantai Tanjung Sirap ini masih setipe dengan Watu Lepek, tetangganya Pantai Batu Bengkung yang waktu itu kami datangi. Belum terlalu ramai dikunjungi karena masih lumayan 'terpencil'. Sarana dan prasarananya juga masih nyicil-nyicil dibangun. Anak-anak muda dengan jiwa blusukan #macamKami yang mungkin mendatangi tempat ini. Semoga kedepannya segera dibuatkan akses jalan yang lebih baik untuk dilalui pengunjung sehingga semua usia dapat melihat indahnya ciptaan Allah dari pantai ini :) Selamat Menghitam! Bawa sampahmu pulang!
Insya Allah, Adios/ sampe ketemu di Nusa Penida...! #EH
Masyaa Allaah! Alhamdulillahiladzi bini'matihi tathimushalihaat. Lagi cerah banget euy langitnya! Anggap saja ini hadiah dari Allah setelah beberapa minggu lalu main ke Gunung Kelud (Kediri) cuma dapet kabut doang. 2 kali men #bayangin! Can't say anything but, Ya Allah ini beneran KEREN!
Puanas ga karuan. Beberapa kali saya hampir jatuh kesandung batu-batuan karang, entah karena oleng cuaca panas atau #bawaanUmur. Lagi nyengat panas-panasnya Alhamdulillah kami menemukan spot adem dan kemudian berteduh sambil makan bekal yang kami bawa sambil Ngo Nga Ngi. Apa itu? ngobrol ngalor ngidul #hiyah. Kami berbincang banyak hal dari mulai jodoh, rizqi, peruntungan, kematian, and more. Emang paling asyik ngobrolin apa-apa kalo pas lagi di "luar". Potensi untuk marah dan saling meninggalkan, kecil #wkwkw!
"Ini nasi gorengnya Mba yang masak sendiri?", Zahrah meragukan saya.
"Iya dong. kenapa? enak ya?", jawab saya #sombong.
"Rasanya gimana gitu #aneh. Tapi pasti Mba kasih bumbu apa gitu ya?", Zahrah masih ragu.
"Yaiyalah... Saya pakai bumbu instan. Wong saya gatau bumbu nasi goreng apa aja", Saya ngaku.
Pantai Tanjung Sirap ini masih setipe dengan Watu Lepek, tetangganya Pantai Batu Bengkung yang waktu itu kami datangi. Belum terlalu ramai dikunjungi karena masih lumayan 'terpencil'. Sarana dan prasarananya juga masih nyicil-nyicil dibangun. Anak-anak muda dengan jiwa blusukan #macamKami yang mungkin mendatangi tempat ini. Semoga kedepannya segera dibuatkan akses jalan yang lebih baik untuk dilalui pengunjung sehingga semua usia dapat melihat indahnya ciptaan Allah dari pantai ini :) Selamat Menghitam! Bawa sampahmu pulang!
Insya Allah, Adios/ sampe ketemu di Nusa Penida...! #EH
Nggak nggak. Bukan mba yg kasih tau, aku sendiri yang nebak mba pake bumbu instan weh -_- wkwkwkwk
BalasHapusBtw, alhamdulillaah~
next kemana mba? 3 Warna?? xDDD
Tapi khan tebakanmu ga terucap :-P No ucapan = hoax wkwk!
BalasHapusNuantiii yaa akhir tahun insya Allah 3 warna dkk. Ke seberang pulau dulu (y)
puanasse reeek
BalasHapusBanget! Tapi asik :-P
BalasHapusJadi kulit yg kena panas abis itu kayak meremaja gimanaa gitu #halah wkwk
Masya Allah..
BalasHapusviewnya indah banget..
itu hutan mangrovenya kayaknya adem banget yak.. abis ke pantai panasan terus masuk ke hutanya :D
Iya Mas, masya Allah. View keren plus belum terlalu ramai orang datang, so ini jadi salah satu tempat yg harus dijelajahi klo pas ke Malang.
HapusItu bukan hutan mangrove Mas, hanya hutan biasa yang bisa dijejak tanahnya, hehe
Terima kasih sudah mampir :)