Sabtu, 07 Mei 2016

Garis Batas : a best-seller book by Agustinus Wibowo


"Negeri seberang begitu indah, namun hanya fantasi. Fantasi tiga dimensi yang menemani mimpi-mimpi mereka. Fantasi orang-orang yang hidup di seberang garis batas".

"Manusia memang fana, tetapi guratan pena dan pemikirannya boleh jadi abadi". (p. 67)

"Pertanyaan dalam hidup yang tampak paling mudah, sekaligus yang paling susah dijawab, adalah, 'siapa saya?. Betapa banyak orang yang menghabiskan seumur hidup untuk mencari jati dirinya sebenarnya". (p. 205)

"Ada bermacam-macam cara orang menikmati perjalanan. Ada yang mengejar target untuk mengunjungi semua negara di muka bumi, yang entah sudah berapa jumlahnya hari ini, ditambah lagi negara-negara baru yang terus bermunculan. Setiap cap yang melekat di paspor adalah lambang kebanggaan-penanda keberhasilan menembus garis batas negeri". (p. 139)

"Ada pula penikmat dunia yang melangkah perlahan-lahan, menghabiskan waktu bertahun-tahun di setiap tempat yang dikunjungi, mempelajari saripati kehidupan dari berbagai lapisan masyarakat yang dijumpai. Penikmat dunia ini tidak peduli target apapun untuk dilihat atau disaksikan. Terkadang ia pergi ke bukit gundul, ke tanah gersang, ke medan perang, atau ke kampung miskin. Setiap helai daun, setiap kelopak bunga, adalah keindahan kuasa Illahi yang patut disyukuri. Waktu baginya, seutuhnya hanya demi menikmati alam raya". (p. 140)

***

0 komentar:

Posting Komentar