Rabu, 16 Maret 2016

Kue Unyil, Hujan, dan Kebun Raya Bogor (part 1)

Pagi ini, salah satu rekan kantor (Om Alex) mulai masuk kerja kembali setelah cuti menikah. Ia membawakan kami kue unyil sebagai oleh-oleh. Makan kue ini, mengingatkan kembali perjalanan saya bersama Zharnd ke Bogor beberapa bulan lalu. Sebenarnya tidak ada niatan saya untuk menuliskan secara spesifik perjalanan saat itu karena sudah saya selipkan cerita disini. Namun kue unyil itu membangkitkan kembali ingatan tentang beberapa hal aneh, lucu, juga melelehkan hati yang kami lalui. So, let me tell, biar tak hilang cerita ini.

***

Malam itu kami menginap di rumah teman saudara saya yang bekerja di Jakarta. Ah begini ya rasanya menjadi musafir alias gembel traveller, tidur dimana, jadilah. Sebelum tidur, kami bersih-bersih diri dan bersiap untuk shalat. Saat akan shalat, si Zharnd mengerjai saya. Hanya agar saya yang menjadi imam shalat, dia pura-pura sudah shalat dan tidur duluan. Niatannya, setelah saya shalat baru dia akan menjadi makmum saya (idiih niat banget ini bocah yak?!). Sampai lelah saya membangunkan dan menanyakan apa dia sudah shalat atau belum (sepengetahuan saya, belum shalat deh). Ia bersikeras mengatakan sudah shalat. Yasudah deh. Akhirnya saya menjadi imam. Dia nyengir lebar (dalam hati mungkin berucap, "yesss gue menang!"). Usai shalat, kamipun tertidur dengan lelapnya.

Pagi harinya, kami dibuatkan sarapan oleh teman saudara saya itu. Mereka adalah sepasang suami istri dengan dua orang anak. Baik sekali. Mie goreng plus telur ceplok dan segelas teh menjadi menu sederhana sarapan kami. Lama sekali saya habiskan sarapan, karena (maaf) saya kurang suka mie goreng yang dimasak agak lembek. Zharnd sudah selesai duluan. Saya hampir menyerah menghabiskan sarapan, lalu dia mengambil piring saya dan menyuapi saya (*meltingggg).

(hohoho… Kami suka berganti peran. Semalam dia yang seperti anak kecil , eh paginya saya).

Selama sarapan tadi, kami membicarakan tujuan menggembel hari itu. Yang terdekat dan terjangkau, Bogor. Yap, hanya sekali naik KRL. Saya coba googling tempat asik yang dekat dengan stasiun Bogor. Banyak! Baiklah kita ke Bogor hari ini kiiid. Kami berpamitan dan diantar ke stasiun Lenteng Agung.
Seperti biasa, kami mengantri untuk membeli 2 tiket KRL. Karena akhir pekan, dan tujuannya ke Bogor, KRL hari itu agak sedikit ramai (tapi tidak sampai berdesakan). Sepanjang perjalanan, si Zharnd nyanyi lagu jepang apaan tuh ga ngerti (yang kemudian dia memberitahu saya, DBSK – Doushite kimi wo bla bla bla). Dia juga membuka-buka beberapa lembar buku yang kemarin dibawakan oleh Bu Truly (pustakawan UI yang baiiik hati). Kami berdiri. Saya hanya memperhatikan sekitar, meng-capture Zharnd dan sesekali melamunkan beberapa hal. Tidak terasa KRL sudah sampai di stasiun terakhir yaitu Stasiun Bogor. Baru kali pertama saya menjejakkan kaki di Bogor. Keluar dari KRL agak bingung, harus kemana dan lewat mana, akhirnya kami beli kue unyil deh (apa hubungannya?!).

Menurut informasi yang saya dapatkan di internet, beberapa tempat yang bisa kami kunjungi di dekat Stasiun Bogor adalah Istana Bogor, Taman Topi, beberapa gereja, LIPI Bogor dan Kebun Raya Bogor. Tempat-tempat itu bisa ditempuh dengan berjalan kaki, jadi kami tidak perlu naik angkutan. Tidak jauh dari stasiun, ada pusat informasi pariwisata (tourism information). Kami kesana dan bertanya pada petugas yang sedang berjaga. Beliau menjelaskan beberapa tempat yang bisa kami kunjungi dan cara menuju kesana. Akhirnya kami putuskan untuk ke Kebun Raya Bogor.
Ada beberapa gedung yang kami lewati. Kental dengan nuansa pendidikan dan penelitian, terutama bidang botani. Juga, tampak beberapa gedung tua sisa penjajahan zaman Belanda yang kini digunakan sebagai kantor pemerintahan. Saya sedikit excited melewati sebuah gedung yang ternyata adalah Bibliotheca Bogoriensis (sejenis perpustakaan yang menyediakan banyak koleksi bahan pustaka, terutama tentang pertanian). Kami hanya lewat saja, tidak mampir.

Saat menyusuri jalan trotoar menuju kebun raya, terbayang kembali perjalanan kami berdua saat ke Sumber Pitu Pujon beberapa waktu lalu (klik disini). Mudah sekali bagi Allah memindahkan kami dari satu tempat ke ketempat lainnya. Bulan lalu, kami berlelah-lelah menyusuri hutan, perbukitan, dengan debu yang begitu tebal, namun pemandangan sekitar sungguh menyejukkan mata. Kini, berbeda 360 derajat. Jalanan trotoar yang kami susuri, dengan penjaja dagangan di pinggirannya. Sama lelah, sama panasnya. Dua hal yang sama, namun berbeda. Dua hal yang berbeda, namun sama (hiaaah apaseh).
Setelah cukup lelah dan berkeringat berjalan menyusuri Jalan Juanda, terlihat dari jauh gerbang masuk Kebun Raya Bogor tujuan kami. Alhamdulillah…

1 komentar:

  1. Terimakasih Artikel Kue Unyil, Hujan, dan Kebun Raya Bogor (part 1) nya bagus dan membantu sekali, semoga sukses selalu yaa .. Aamiin
    Salam Resep Kue Kering Lebaran

    BalasHapus