sebagaimana kau telah selalu menerima perubahan musim yang melintas di atas ladang-ladangmu.
Dan kau ingin menyaksikan dengan tenang
melalui musim dingin kesedihanmu.
Banyak diantara penderitaanmu adalah pilihanmu sendiri.
Itulah obat pahit, yang dengannya, dokter di dalam dirimu
menyembuhkan dirimu yang sakit.
Maka percayailah dokter itu, dan minumlah obatnya
dalam kesunyian dan kesentosaan.
Sebab tangannya, walau berat dan keras, dibimbing oleh
tangan lembut Yang Tiada Tampak.
Dari cawan yang ia bawa, walau membakar bibirmu,
telah diciptakan dari tanah liat yang Tukang Tembikar telah membasahkan
dengan air mata-Nya nan suci.
(Kahlil Gibran, "Puisi-puisi Cinta", 2007:19)
Credit picture : weheartit.com |
0 komentar:
Posting Komentar