Senin, 24 November 2014

Karena Kita Tidak Pernah Tahu

Ada satu kisah menarik yang saya baca di majalah Mulia edisi November 2014, berkisah tentang Khalifah Umar RA, sekumpulan anak dan burung pipit. Berikut kisahnya :

....Suatu hari saat sang khalifah meninggal, para ulama di kota itu bermimpi bertemu dan berdialog dengan beliau. Mereka bertanya, " wahai sahabat Nabi, engkau selalu menyertai perjuangan Rasulullah SAW. Pasti engkau mendapat karunia indah dari Allah Ta'ala. Apa yang Allah berikan padamu?". Umar menjawab, " Allah telah mengampuniku dan membalas amal perbuatanku. Namun, ada satu hal yang paling Allah sukai sedangkan aku tidak mengira bahwa amalan tersebut membuat Allah begitu dekat denganku". Para ulama pun penasaran amal seperti apa yang membuat Umar menjadi istimewa dihadapan Allah. Umar bercerita bahwa saat ia menjabat sebagai khalifah, ia sering menyamar sebagai rakyat kecil dan blusukan berkeliling kota. Hingga suatu hari ia melihat sekelompok anak kecil sedang bermain. Salah seorang anak sedang menggenggam seekor burung pipit. Burung kecil itu terikat dan dijadikan sarana permainan sehingga tampak kelelahan dan hampir mati. Melihat itu Umar merasa iba pada burung itu. Ia meminta burung tersebut, namun anak-anak keberatan. Umar pun menyatakan hendak membeli burung itu seharga 100 dirham. Mendapatkan uang sebesar itu, anak-anak menyetujuinya. Lalu Umar mengambil air dan meminumkannya ke burung pipit itu. Setelah itu, ia melepaskan burung itu ke alam bebas. Umar berkata bahwa saat jasadnya di dalam kubur dan ia seorang diri, datanglah dua malaikat yang sangat menakutkan. Umar gemetar ketakutan. Keduanya memegang dan mendudukkan Umar lalu mengajukan pertanyaan. "Tiba-tiba aku mendengar suara tanpa terlihat wujudnya, 'tinggalkan oleh kalian hambaku ini, dan janganlah kalian berbuat sesuatu yang menakutkan. Sesungguhnya Aku menyayanginya dan membalas amal perbuatannya karena dia menyayangi dan menyelamatkan seekor burung pipit pada waktu di dunia. Sebagai balasannya, Aku pun menyayanginya di alam akhirat, lanjut Umar meneruskan ceritanya.

Lagi-lagi kisah  keteladanan diberikan oleh  para sahabat yang dididik langsung oleh guru terbaik sepanjang masa, Rasulullah SAW. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari  kisah di atas. Diantaranya, Allah memberikan hikmah untuk berkasih sayang pada ciptaan Allah selain manusia, yaitu hewan. Burung pipit, mungkin bagi kita hanya hewan kecil yang hanya dijadikan hiasan atau peliharaan. Namun ternyata di balik itu (mungkin saja) Khalifah Umar telah menyelamatkan satu makhluk Allah yang terus bertasbih memuji-Nya dengan bahasa yang tidak kita fahami. Hal ini termaktub dalam kitab-Nya, "Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit & di bumi & (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat & tasbihnya, & Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. An Nur :41).

Selain itu, hikmah yang terpenting yang dapat kita petik dari kisah Khalifah Umar di atas adalah bahwa manusia tidak pernah tahu amalan apa yang membuatnya dekat atau malah berjarak dengan Allah SWT. Apakah yang dapat manusia banggakan dari amalan-amalannya? sementara Rasulullah SAW brsabda : Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada seseorang yang dimasukkan ke surga oleh amalnya.” Lalu ada yang bertanya: “Tidak pula engkau wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Tidak pula saya, kecuali Tuhanku melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.” (HR. al-Bukhari [5673, 6463] dan Muslim [2816]).



Kita tidak pernah tahu, lewat amalan yang manakah yang dapat mengetuk pintu surga-Nya. Mungkin saja lewat sujud-sujud panjang kita di sepertiga malam yang terakhir, atau mungkin saja ketika kita mentraktir saudara kita makan, yang saat itu kita tidak tahu ternyata dia benar-benar tidak punya uang untuk makan. Barangkali lewat amalan puasa sunah serta tilawah Qur'an kita, pun bisa jadi karena kerelaan kita membuang sampah di rumah atau di kosan setiap hari. Bisa jadi lewat raka'at-raka'at panjang yang kita tunaikan 5 kali dalam sehari, atau malah karena satu bab ilmu yang kita amalkan.


Kita (masih) tidak pernah tahu, lewat amalan yang mana pula kita dijerembabkan ke neraka-Nya. Bisa jadi karena dosa-dosa besar yang (memang) kita sadari telah kita lakukan. Atau malah karena dosa-dosa kecil yang kita abaikan sehingga bertumpuk menjadi dosa besar. Apakah karena maksiat kita yang mendurhakai orangtua, ataukah karena meludah sembarangan di jalan. Apakah karena dosa mendekati zina (pacaran) kita, atau shalat-shalat wajib yang kita lalaikan waktunya.

Maka, perbuatan apapun yang kita lakukan (besar maupun kecil, berarti maupun kelihatannya tidak berarti) lakukan semata-mata hanya karena Allah. Yakinlah bahwa apapun perbuatannya, sekecil maupun se-tidakberarti-nya perbuatan itu dalam pandangan manusia, ketika kita niatkan karena Allah, maka di akhirat kelak kita akan melihat balasannya. Balasan terbaik dari Allah bagi orang-orang yang yakin.  Juga, jangan pernah abaikan dosa-dosa yang telah kita lakukan (sekecil maupun se-tidakberarti-nya dalam pandangan kita) karena semuanya tercatat. Tercatat sangat rapi dan tidak ada satu pun yang luput dari pengawasan-Nya. Sebagai penutup, ada baiknya kita renungi ayat dibawah ini ...
"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah niscaya dia akan melihat balasannya.." (Q.S. Az-Zalzalah : 7-8).

Allahu'alam bis shawwab.

0 komentar:

Posting Komentar