Sabtu, 30 September 2017

Melali (Main) ke Pulau Bali: Nonton Karnaval di Alun-alun Jembrana

Pagi yang cerah di salah satu sudut Kota Jembrana. Hari ini Lebaran Idul Adha, men. Setelah selesai mandi dan dandan seperlunya (saya aja sih, Hanum sama Tika mah enggaak, complicated). Kami ikut suami Bu Ros naik mobil untuk shalat Ied menuju MAN 1 Jembrana (jadi suaminya Bu Ros ini kepsek di sekolah tersebut). Ternyata Heni adalah alumni sekolah ini.

FYI, Kabupaten Jembrana ini bakalan kita lalui jika melakukan perjalanan darat dari Pulau Jawa ke Denpasar atau kota-kota besar lainnya di Bali. Termasuk wilayah yang paling banyak muslimnya (keturunan Bugis, Sulawesi). Buktiin deh ya, di Bali itu susahnya cari masjid di pinggir jalan! Tapi tidak di wilayah ini. Masih bisa kita temui beberapa masjid besar di pinggir jalan walau bisa dihitung dengan jari.

Pulang dari shalat Ied, kami bertiga ngobrol-ngobrol dengan Bu Ros. Asik sekali mendengar cerita Bu Ros mengenai kehidupan di daerah ini (Loloan Timur, Negara). Bu Ros banyak bercerita tentang bagaimana suka duka menjadi muslim minoritas; bagaimana menjaga toleransi, menjaga untuk tetap menjalani hidup halal, dan sebagainya. Alhamdulillah, nambah pengetahuan dan pengalaman lagi untuk nanti diceritakan ke anak cucu *halah. Tiba-tiba Hanum 'mengundurkan diri dan tidak kembali lagi' alias masih lanjut 'balas dendam' tidur di kamar. *dasarHanum! Beberapa saat kemudian kamipun masuk ke kamar menyusul Hanum. Tidooor!

Hari ini sampai besok sabtu jadwal kami masih bersama dengan Heni. Doi berencana mengajak kami menyaksikan karnaval di alun-alun. Lepas shalat Zuhur, Heni menghampiri kami ke rumah Bu Ros untuk selanjutnya menuju Alun-alun Kota Jembrana. Jaraknya dekat, tidak sampai setengah jam. Sampai di sana, masyarakat sudah ramai tumpah ruah ke jalanan. Pedagang makanan dan minuman mondar mandir menjajakan dagangannya. Saya yang notabene suka jajan, untuk kali ini lebih memilih untuk 'menahan diri'. Heni mengajari kami untuk tidak 'jajan sembarangan'. Oke deh, kali ini nurut aja ya.
Panas yang begitu terik tidak sedikitpun menyurutkan euforia masyarakat untuk menyaksikan karnaval ini. Kami berempat ikut berdesak-desakan, campur baur bersama masyarakat Jembrana melihat rupa-rupa hiburan yang dibawakan oleh peserta karnaval. Saya sih biasa aja sebenarnya lihat begituan (nilai pelajaran Kesenian di sekolah dulu kecil-kecil, hihi). Lebih sukak lihat pameran makanan wkwkw. Saya lebih fokus lihat antusias masyarakat setempat sambil cekrek sana-sini. Oke Cekidot!
Indonesia mah gitu ya, kaya banget budayanya! Baru satu daerah doang aja, udah puluhan sajian adat budaya yang dipamerkan. Oiya, karnaval ini diadakan dalam rangka HUT Kota Negara, ibukota kabupaten-nya Jembrana. Peserta dari karnaval ini berasal dari wilayah-wilayah di Bali. Karnaval ini dihadiri langsung oleh para petinggi pemerintahan, jajaran pegawai Kota Jembrana.
Saking ramainya, kami harus sempil sana sempil sini hanya demi melihat rombongan peserta karnaval. Susah kali dapat posisi pewe. Di depan panggung pas ada posisi strategis yang sudah dipenuhi beberapa orang. Kalau dilihat dari bawaan dan tampilannya, dari media dan para blogger deh kayaknya. Saya, dengan bekal kamera, mau jugalah ikutan nongkrong disitu. Ada aparat yang jaga, diam saja melihat saya melintas masuk, yesss! Alhamdulillah. Rejeki anak shalihah nyempil sana-sini :)
Puanas yang semakin menjadi. Rasanya kepala ini seperti mau mengepulkan asap. Hanum ga tahan, "kak, ayo kesana aja yok". Baiklah. Kami melipir ke alun-alun Negara. Lucu ya namanya, Negara dalam negara. Kompleks alun -alun ini terdiri dari lapangan hijau yang luas, kantor bupati Jembrana, beberapa kantor pemerintahan, serta sebuah pura yang katanya terbesar di Jembrana.
Alun-alun kota menjadi salah satu tempat khas di Indonesia, terutama di Pulau Jawa dan sekitarnya. Rasa-rasanya, alun-alun menjadi salah satu tempat wajib kunjung ketika datang ke suatu daerah. Simple aja tujuannya, untuk melihat aktifitas penduduk setempat menghabiskan waktunya bersama orang terkasih. Kalo saya sih suka pergi ke alun-alun untuk jajan hehe.
Dari lapangan alun-alun dan depan kantor Bupati Jembrana, kami mampir ke Pura Jagatnatha. Tidak terlalu ramai sore itu. Kami masuk menyisir satu-satu tempat di Pura Jagatnatha. Instagenic! ehe. Keren lho di dalam pura ini. Di bagian depannya didesain seperti semacam panggung besar lengkap dengan tempat duduk penonton. Ada beberapa orang yang sedang sibuk mempersiapkan acara di panggung tersebut. Dengan sopan, kami minta izin untuk masuk kesitu. Yeee, boleh! Jadi ternyata, malam nanti akan diadakan semacam pertunjukan seni disitu, masih dalam rangka ulang tahun Kota Jembrana.
Banyak bangunan indah di sekitar pura ini. Setiap sudutnya seperti bisa menjadi latar yang epik sebagai background foto. Kalo kamu lagi di Jembrana, jangan lupa mampir kemari ya. Letaknya strategis kok, ga jauh dari jalanan utama menuju Denpasar dan sekitarnya.
Pulang dari alun-alun, Heni mengundang kami ke rumahnya. Ibunya Heni sudah memasakkan masakan spesial untuk kami *uhuk. Rejeki anak shalihah. Hanya satu doa kami, semoga Allah memuliakan orang-orang yang memuliakan tamunya, amieeen.

BERSAMBUNG

3 komentar:

  1. Jembrana ini termasuk Bali Barat ya mbk ? Patung - patung penari warna kuning itu keren banget. Ada destinasi wisata andalan Jembrana yang lain kah ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyap Mas, masih termasuk Bali bagian barat. Destinasi wisata di Jembrana, seperti banyak di tempat lainnya di Indonesia, lagi banyak yg nge-hitsss. Cuma sayangnya kemarin pas kesini ga lama jadi cuma main ke alun-alun aja :(

      Hapus
  2. wahh air mancurnya kece banget ya.. :)

    BalasHapus