Perjuangan yang sebenarnya menunggu di depan mata. Lautan pasir Bromo...! Jadi, sebelum menjawab pertanyaan Ade apakah saya bisa ikut atau tidak, saya mengumpulkan informasi dengan banyak membaca artikel maupun travel blog tentang perjalanan ke Bromo naik motor. Salah satu hal yang membuat saya ragu adalah, melewati lautan pasir menggunakan motor matic. Banyak matic yang 'tumbang' di sini. Itulah salah satu alasan saya mengharuskan Ade mengajak kenalannya yang cowok, agar ketika terjadi apa-apa dengan motor kami, ada yang bisa dimintai tolong.
Sebenarnya jarak antara Gunung Bromo dengan Padang Savana dan Bukit Teletubbies tidak terlalu jauh. Jika ditempuh dengan jeep, kurang lebih 15-20 menit. Tapi beda ceritanya kalo itu ditempuh dengan motor, matic, dan cewek pula yang bawa! Lihat bagaimana perjuangan kami...
Jujur, saya sempat begitu exhausted dan putus asa melewati jalanan pasir ini. Kaki saya selama perjalanan menapak ke jalanan pasir untuk menyeimbangkan motor agar tidak jatuh. Panas! Ga konsen dan ga fokus dikiit aja, langsung oleng motor. Wiwin yang dibonceng Irul, beberapa kali turun wkwkwk (untung lagi ga puasa ya Win...).
Ini bagaikan perjalanan yang tiada ujung *lebay. Ga sampe-sampe! Akhirnya, setelah kurang lebih 1 jam berjuang mengarungi lautan pasir (ciyeeh), Padang Sanava dan Bukit Teletubbies nampak terlihat begitu hijau dari kejauhan. Makasih ya Allah *emotNangis
Sungguh, perjalanan ini mengajarkan kami lebih bersyukur. Masih ngeluh bawa motor jalanan jauh? masih suka ngomel-ngomel lewat jalanan berkerikil dan rusak? Cobain deh lewatin lautan pasir Bromo! Hupfff... Buat saya, ini perjalanan naik motor terekstrem kedua, setelah di Mantar (Sumbawa Barat).
"Rul, Malang - Madiun 4 jam ga ada apa-apanya ya dibandingin ini"
"Iya Mbak"
[bersambung...]
Sebenarnya jarak antara Gunung Bromo dengan Padang Savana dan Bukit Teletubbies tidak terlalu jauh. Jika ditempuh dengan jeep, kurang lebih 15-20 menit. Tapi beda ceritanya kalo itu ditempuh dengan motor, matic, dan cewek pula yang bawa! Lihat bagaimana perjuangan kami...
Masih
saya yang membonceng Qonita. Awalnya, masih oleng stabil dalam artian ga
oleng-oleng amat motornya. Lama-kelamaan pasir yang kami lewati semakin
halus dan semakin dalam. Hiyaaah ampun ya Allah! Jalanan ramai dengan mobil jeep juga motor. Beberapa kali saya grogi diklakson mobil jeep juga motor trail di belakang kami. Bukan ge-er, tapi itu pertanda kalo kami harus menyingkir dari jalanan agar tidak mengalangi mereka *huhuhu
Win, yang tabah ya... |
Ini bagaikan perjalanan yang tiada ujung *lebay. Ga sampe-sampe! Akhirnya, setelah kurang lebih 1 jam berjuang mengarungi lautan pasir (ciyeeh), Padang Sanava dan Bukit Teletubbies nampak terlihat begitu hijau dari kejauhan. Makasih ya Allah *emotNangis
Hallo Bro, isek penak jamanku tho?! |
Perjuangan yang terbayar lunas! Masya Allah indahnya hamparan bebukitan hijau di depan mata. Saya langsung 'ndeprok' (apa ya bahasa bakunya?, itu deh!) di rerumputan. Qonita bahkan malah langsung tiduran (ga peduli disitu ada bekas pup kuda atau ga wkwkw).
Ditemukan sesosok manusia yang terkapar kelelahan |
Karena sedang berpuasa, tidak banyak aktifitas yang kami lakukan disini. Terakhir saya kemari, makan mie instan enak sekali hehe. Saya lebih banyak memperhatikan sekitar sembari menghilangkan kesal dan kesel melewati jalanan pasir tadi. Bocah-bocah saya lihat sudah pada sumringah semua wajahnya, lupa sama capeknya. Syukurlah, jangan seperti orang tua ini *nunjukdirisendiri
Padang Savana dan Bukit Teletubbies ini banyak dijadikan latar untuk foto prewed dan sejenisnya. *Bikin baper. Kalau mau kesini jangan terlalu pagi karena kabut masih menutupi. Saya berpikir, kalau Allah berikan saya kesempatan kesini lagi, bakal menakjubkan sepertinya menaiki bukit-bukit hijau di depan itu *lirikZharnd"Rul, Malang - Madiun 4 jam ga ada apa-apanya ya dibandingin ini"
"Iya Mbak"
[bersambung...]
0 komentar:
Posting Komentar