Selasa, 26 Januari 2016

Pulau Mengkudu dan Batu Lapis : Surga Tersembunyi di Balik Gunung Rajabasa, Kalianda Lampung Selatan

Minggu, 10 Januari 2016. Tepat di tanggal itu di tahun masehi, 19 tahun lalu, seorang putri kecil lahir ke dunia. Kini putri kecil itu menjelma menjadi gadis remaja yang sedang menghabiskan liburannya di Lampung, menemani saya pulang. Entah apa arti hari lahir untuknya; sebuah hari yang harus dirayakan atau tidak; atau hari yang dilewatkan biasa saja seperti hari lainnya. Antara disengaja dan tidak, saya merencanakan untuk pergi ke sebuah tempat di Lampung Selatan, tepatnya di daerah Kalianda pada hari dan tanggal itu. Memanfaatkan waktu yang hanya sedikit di kampung halaman, dengan berbekal sedikit info berangkatlah kami ke tempat itu. Jarak dari rumah saya (Natar, Lampung Selatan) ke Kalianda kurang lebih 2 jam perjalanan. Kami berangkat agak pagi. Jalan besar yang akan kami lewati adalah Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang cukup ramai dengan bus dan truk dari dan menuju Pulau Sumatera. Cukup seram, men. Saat berangkat bocah itu yang membawa motor (yeaaay akhirnya bocah itu merasakan sensasi berkendara di atas Jalinsum!).

Jalur Lintas Sumatera
Sebenarnya saya tidak tahu sama sekali di mana tepatnya tempat yang kami tuju itu berada. Hanya mengikuti feeling. Sampai di Masjid Agung Kalianda, kami berbelok ke kanan memasuki daerah pesisir Kalianda yang terkenal dengan pantai-pantai cantiknya (ada Laguna Beach Helau, Pantai Wartawan, Pantai Canti dan masih banyak lagi). Semakin masuk ke daerah pesisir, semakin kami menemui pantai-pantai bagus nan gratis berjejeran. Tak henti mata memandang pada dalam dan birunya lautan yang terbentang indah didepan mata. Tidak ketinggalan kami berhenti sejenak untuk mengabadikan keindahan dari Sang Pencipta (modus mau foto).

Nemu pantai bagus di pinggir jalan, rugi ga mampir!!!
Kami terus masuk mengikuti jalan. Akhirnya saya bertanya pada seorang mamas yang sedang melamun di pinggir jalan (hiaaah!). Mamas itu berkata terus lurus saja, insya Allah tidak akan nyasar (yakin?). Bocah itu melaju motor kembali. Pantai Canti, Pantai Wartawan dan beberapa pantai lainnya sudah terlewat. Di sepanjang pesisir pantai kami temui banyak nelayan yang menyewakan perahu untuk menuju tempat itu. Emmm, menurut beberapa blog yang saya baca, bisa kok bawa kendaraan (motor) sampai dekat lokasi. Lagian pasti mahal kalau menyewa, dan mungkin saja tidak mendapat spot terbaik untuk mengambil gambar tempat itu. Kami terus saja memacu motor. Dalam hati saya membatin, kok ga ketemu-ketemu yak jalan masuknya?! Setelah bertanya pada penduduk, eh ternyata kami tersasar. Balik lagi deh.

Jalan tanah menuju lokasi
Jalan masuk menuju tempat itu adalah jalanan proyek yang masih belum di aspal. Tidak ada tulisan apapun yang menunjukkan bahwa itu adalah jalan masuk menuju tempat itu. Harus banyak tanya penduduk atau menajamkan your feel of adventure (heleh). Ada beberapa orang yang berjaga di depan gang masuk kesana dan kami membayar Rp 10.000 (gak tau nih uang apaan?!). Setelah melewati jalanan tanah yang belum diaspal, kami harus melewati jalan setapak yang sempit dengan jurang disebelahnya. Serem banget (sumpil!). Saya cuma bisa komat-kamit dibonceng bocah itu. I really put my trust on you, kid! but Allah first. Beneran nyeremin!!!

Jalanan setapak dengan jurang disebelahnya, hiyyy!
Setelah beberapa menit menahan nafas melewati jalan setapak sempit itu, sampailah kami di parkiran terakhir menuju tempat itu. Ah, akhirnya...(tarik nafas legaaa). Sebenarnya tempat apakah itu? Voila, let me present you Pulau Mengkudu dan Batu Lapis! Wisata baru di Lampung yang belum banyak dikenal orang. Tersembunyi di bawah kaki gunung Rajabasa. Saya secara tidak sengaja mengetahui adanya dua tempat keren ini beberapa bulan lalu ketika sedang blogwalking (Oh God, berapa lama tumbuh besar di Lampung, tapi ga tau ada tempat se-keren ini disana?!@#).

Memandang lautan lepas Kalianda setelah memarkirkan motor
Kami membayar Rp 5.000 untuk parkir. Dari parkiran itu jalan setapaknya terbagi dua. Kiri ke Pulau Mengkudu sedangkan sebelah kanan menuju Batu Lapis. Bocah itu mengajak ke Batu Lapis terlebih dahulu. Jalanan agak menurun ke bawah. HAH! Seperti biasa, harus ngos-ngosan menahan letih. Namun letihmu tidak terlalu terasa jika teman perjalananmu seperti bocah itu. Ada saja kalimat yang ia lontarkan, juga tingkah aneh yang ia lakukan yang membuat saya tertawa. Ampuuun, kid.

Batu Lapis yang lagi nge-hits di Instagram
Batu Lapis cukup ramai saat itu (mungkin karena hari libur). Banyak alay-ers yang foto sana-sini, juga ada beberapa pasangan muda-mudi yang mojok berduaan (hadehhh). Ada juga beberapa pengunjung yang datang menggunakan perahu sewaan yang tadi kami lihat. Bocah itu memprotes kenapa harus pergi kesana pas libur. Saya diam saja. Biarin deh. Di Batu Lapis kami hanya mengambil beberapa foto, duduk rehat sejenak kemudian pergi. Nampaknya bocah itu mood-nya sedang tidak bagus melihat banyaknya pengunjung (padahal ga terlalu rame-rame amat sih). Ya maap...

Beberapa pengunjung yang datang dengan perahu
Dari Batu Lapis kemudian kami naik kembali. Tujuan selanjutnya adalah menyeberangi pasir timbul menuju Pulau Mengkudu. Kembali jalanan setapak menurun dan cukup curam harus kami lewati. Bocah itu merosot meninggalkan saya. Saya ketar-ketir demi melihat ke bawah sana, bikin dengkul gemetarrr. Tidak sampai setengah jam kami sudah sampai di bawah. Cukup ramai. Sudah ada beberapa warung yang berjualan makanan dan minuman ringan. Hari sudah siang dengan panas yang cukup terik, membakar (muka saya porooong, euy!). Kami menikmati pantai; foto sana-sini, mencari hewan laut, bermain pasir, menjadi pelukis pasir (hiah!). Bocah itu ingin sekali berenang namun apalah daya kami tidak bawa salin. Saya bilang nanti saja renangnya insya Allah saat di *"*****""**" (our next destination). 

Get close to Mengkudu Island yeay!
Birunya laut membuat tertegun tertawan
Seperti biasa, waktu seperti tidak pernah cukup untuk menikmati alam ciptaan-Nya. Tapi langit tampak mengirimkan tanda akan turunnya rahmat-Nya lewat mendung yang mulai menggelayut di langit Kalianda. Kamipun memutuskan untuk pulang. Sepanjang jalan hujan mengguyur dengan derasnya. Kami berdua basah sebasah basahnya -_- (ingat waktu di Kebun Raya Bogor waktu itu). Saat pulang, gantian saya yang membawa motor. Dan kami nyasar! Cukup jauh. Saya diam saja, pura-pura cari jalan (padahal dalam hati bingung, ini jalan tembusannya kemana ga nemu-nemu, vroh!). Sorry, kid. Ha-ha!

Pulau Mengkudu dilihat dari spot terbaik (menurut saya)

2 komentar:

  1. Lampung Selatan memang luar biasa, pantai yang memanjang di sepanjang perjalanan. Amazing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, Mas Jumanto :) Pantai2nya biru bersiiih menyegarkan mata.

      Terima kasih sudah berkunjung.

      Hapus