Jadi anak kampus, ga bakal jauh-jauh dari namanya ngerjain tugas, nyari bahan dan lain-lain. Buat kamu yang tajir, ditambah males pula. It's okay. Kamu bisa langsung meluncur ke toko buku atau tinggal cari di toko buku online buat beli buku yang kamu butuhin. Tapi buat yang makan aja susah, mau jajan mikir dulu berkali-kali sampe mamang dagangannya tutup, salah satu tempat yang bisa dijadiin tempat nongkrong ngerjain tugas favorit adalah perpustakaan. Tapi ternyata tempat nongkrong favorit bernama perpustakaan itu ga jarang bikin pusing pemustaka yang datang untuk mencari informasi yang dibutuhkannya. Oia sedikit pengetahuan tentang kata "pemustaka" yang mungkin belum terlalu familiar. Kalau kamu dateng ke bank, kamu bakal disebut nasabah. Nah kalau kamu datang ke perpustakaan, maka kamu layak mendapat sebutan Pemustaka (in english : user, patron, etc.). Dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 disebutkan bahwa pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Kamu sering bingung, galau, gelisah merana, patah hati kalau masuk perpustakaan? atau bukannya tugas kamu terselesaikan dengan baik malah tambah pusing? atau pencarian kamu akan informasi tidak terpenuhi? Come on check it! Apakah kamu sudah menjadi pemustaka yang cerdas dalam memanfaatkan perpustakaan? Mari cari tahu.
Berikut ini beberapa tips yang penulis rangkum dari pikiran penulis sendiri ditambah sedikit pengalaman dimana penulis bekerja. Harapannya, setelah membaca beberapa tips singkat berikut kamu bakal rajin datang ke perpustakaan dan tentunya menjadi pemustaka yang keren. Here they are...!
- Biasakan lakukan hal ini kemana pun dan dimana pun kamu berada, lihat dan perhatikan tanda, peraturan, peringatan maupun rambu-rambu yang ada. Khusus di perpustakaan, coba perhatikan koleksi buku ada dimana? syarat masuk ke perpustakaan apa saja? bolehkah membawa makanan? bolehkah pakai sandal? bolehkah bawa pacar? (Ups! perpustakaan bukan tempat maksiat euy!). Dengan melakukan hal ini, secara ga langsung kita sudah mempraktekkan literasi informasi (melek informasi) dalam kehidupan akademis dan sehari-hari serta mendidik diri kamu untuk menjadi insan yang literat. Bagaimana seseorang dikatakan literat? singkatnya, ketika seseorang tersebut mampu menyerap informasi yang berujung pada penambahan pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan itu sendiri.
|
Sumber : http://bissmediacenter.weebly.com/ |
- Jangan bawa makanan dan minuman ke dalam rak koleksi. Memangnya kenapa ya ga boleh? khan enak sambil belajar atau ngerjain tugas, sambil ngemil, minum, nyantai. Memang sih enak, tapi apa kamu tau dampaknya ke buku? Remah-remah atau sisa makanan dan minuman bisa ngundang namanya bakteri maupun kuman yang memicu kerusakan pada buku. Contoh kecilnya aja, bekas tumpahan minuman yang mengenai kertas yang bisa nimbulin jamur di kertas cuma dalam waktu hitungan hari. Sepengetahuan penulis, ada beberapa perpustakaan yang memang menyediakan ruang khusus untuk pemustaka dimana mereka bisa membawa makanan maupun minuman, tapi biasanya bukan di ruang koleksi buku namun di ruang lesehan atau ruang internet yang sekiranya tidak "membahayakan keselamatan" buku-buku.
|
Sumber : http://www.sparklebox.co.uk/ |
- Ketika kamu udah niat mau ke perpus, satu benda imut yang mesti kudu dibawa dan ga boleh lupa adalah kartu anggota perpustakaan. Kamu gabisa berkutik kalo sampe ga bawa library card. Di kebanyakan perpustakaan (kampus), kartu anggota digunakan sebagai salah satu syarat masuk ke perpustakaan (dengan cara di-scan). Kalau kamu mau pinjam dan mengembalikan buku juga, syarat utamanya harus menggunakan kartu anggota (kecuali kalo pustakawannya kenalan kamu atau sekosan sama kamu, never mind).
|
Sumber : oneshetwoshe.com |
- Ini yang paling penting! Jangan langsung menuju ke rak koleksi. Do this first, biasakan untuk mencari informasi buku di OPAC (Online Public Access Catalog). Nyari buku tanpa lewat katalog bisa ngebuang-buang waktu kamu. Kalo udah nemu buku yang kamu cari di katalog, baru terjun ke rak. Emang sih insyaAllah bakal ketemu juga pada akhirnya, tapi kalo bisa dibikin cepet dengan OPAC, kenapa tidak?!
|
Sumber : bluesyemre.files.wordpress.com |
- Setiap rak di ruang koleksi perpustakaan memiliki tanda atau nomor-nomor tertentu untuk memudahkan pemustaka menemukan subjek buku yang dicarinya. Kalo masih bingung letak rak koleksi buku yang dicari, jangan malu untuk tanya pustakawan atau petugas terdekat. Malu bertanya, sesat di rak. Mondar-mandir nyariin rak bisa buang-buang waktu kamu ibaratnya kayak masuk ke sejenis labirin informasi. So, ask librarian! jangan malu dan malu-maluin.
|
Sumber : librarygarden.files.wordpress.com |
- Biasakan memberikan pertanyaan yang spesifik dan jelas mengenai keberadaan buku kepada pustakawan. Banyak penulis jumpai pemustaka yang langsung bertanya kepada pustakawan tanpa mencari informasi buku di OPAC. Ini ga dilarang, cuma kayaknya kurang afdhol dalam dunia persilatan perpustakaan kalo ada pemustaka tanyanya macam ini, "mbak buku-buku pendidikan disebelah mana ya?". Pertanyaan seperti itu kurang tepat dan kurang lengkap. Bertanyalah yang spesifik, misal, "mbak, buku dengan subjek manajemen nomor klasifikasinya berapa ya? raknya disebelah mana?" Naaah! itu baru pertanyaan dari pemustaka keren. Pustakawan dapat langsung mengarahkan pemustaka ke buku yang dicari dengan cepat dan pemustaka juga bisa menemukan buku yang dicari dengan lebih mudah.
|
Sumber : wikipedia.com |
- Ambillah buku di rak dengan "perasaan", jangan asal tarik. Hindari juga mengacak-acak buku di rak yang menyebabkan buku cepat rusak, robek, maupun "kejepit" di sela-sela buku lainnya. Perlakukan buku-buku layaknya mahkluk hidup yang butuh kasih sayang, butuh dipelihara, butuh dirawat dan dijaga (cieee...).
|
Sumber : alamy.com |
- Misalkan kamu mau baca buku ditempat dan membawa buku ke meja baca, biarkan buku tersebut tetap di sana kalau sudah selesai. Nantinya akan ada petugas yang membereskan buku-buku yang ada di meja baca tersebut untuk disusun kembali di rak (shelving). Kalo mau berbaik hati balikin, mesti kudu wajib diletakkan di rak tempat kita ngambil buku itu tadi. Jangan taruh buku disembarang rak, ntar buku itu bisa kayak anak ilang di pasar. Kamu ngambil buku komputer, terus ditaruh di rak sastra, khan ga nyambung! kasian kalo ada pemustaka lain yang nyari buku itu ga ada di raknya ternyata eh ternyata misah sama saudara-saudara satu subjeknya di rak lain. Khan syedih...hiks.
|
Sumber : http://karascreativeplace.blogspot.com/ |
- Jangan melipat halaman buku yang kamu pinjam. Selain bikin buku keliatan gak good looking, buku juga bisa cepet rusak kalau dilipat-lipat halamannya. Dikasih pembatas gapapa, tapi pas mau dibalikin jangan lupa dicopot or diambil ya.
|
Sumber : http://cdn.instructables.com/ |
- Boleh tidur di perpus gak? sebenernya ya boleh-boleh aja selama tidur kamu itu anteng, ga ngorock dan ganggu pemustaka yang lain. Di beberapa perpustakaan di kampus luar negeri sono, perpustakaan menyediakan semacam "napping station" (itu sejenis ruangan yang berisi beberapa tempat tidur lengkap dengan bantal dan selimut) yang boleh digunakan untuk pemustaka tidur sejenak (inget lhoo, SEJENAK) jadi ya dibatasi waktu tidurnya.
|
Sumber : http://amazinganimalphotos.com/ |
- Jangan pernah minjemin kartu anggota kamu ke temen untuk minjem buku. Udah banyak banget kejadian, mahasiswa ga ngerasa minjem, tapi disitu tertera. Nah ini nih ulah si tukang minjem kartu. Kalaupun kamu terlalu baik dan ga tega nolak pinjeman temenmu, kamu harus tanggung jawab sama buku yang masuk ke kartu anggota perpustakaan kamu itu. Dan siap-siap juga kalo bukunya ilaaang! ataupun kena denda yang buanyaaak! (ini ga nakut-nakutin lho, tapi emang udah sering banget kejadian).
|
Sumber : Jule_creativity |
- Kalo kamu ngilangin buku perpustakaan? Jangan coba-coba ngumpeeet! sampe ke kolong tempat tidur juga bakal ketauan. Semua kampus pasti mensyaratkan BEBAS PUSTAKA sebagai salah satu kelengkapan persyaratan wisuda. So, kamu ga bakal bisa kabur kemana-mana deh! Langsung aja konfirmasi ke petugas perpustakaan yang ngurusin hal itu. Paling banter kamu disuruh ngeganti dengan buku yang sama. InsyaAllah ga sampe disuruh push up atau dilaporin ke polisi kok.
|
Sumber : http://www.whereiseduy.com/ |
- Di perpus boleh ngomong gak? ya boleh banget dong! yang gak boleh itu ngomong, tapi pake TOA alias ngeganggu pemustaka lain yang lagi belajar atau ngejer deadline tugas dari dosen killer yang bisa bikin ngileer! Seraaam!
|
Sumber : http://www.bibb.k12.ga.us/ |
- Katanya perpustakaan adalah organisasi non profit yang tidak berorientasi pada keuntungan dalam penyelenggaraannya, lah itu saya pernah kena denda sampe ratusan ribu??? Itu sih kamu nya aja yang kebangetan. Itu harga keteledoran karena kamu nutup kesempatan pemustaka lain buat dapetin informasi dari buku yang kamu umpetin secara ga sengaja itu, beib! Lagipula, uang denda itu nantinya dikembalikan untuk kenyamanan pemustaka juga. Ada yang buat perbaikan infrastruktur, penambahan koleksi baru maupun peningkatan kompetensi pustakawan (disekolahkan lagi atau diikutkan pelatihan dan sejenisnya).
|
Sumber : charlottelawlibrary.files.wordpress.com |
- Menyadari dan menanamkan dalam hati bahwa perpustakaan adalah tempat yang paliiing nyaman di kampus. Di dalam perpustakaan kamu bisa keliling dunia dengan buku-buku travelling-nya, kamu bisa jadi insan yang lebih baik dengan buku-buku agamanya, atau bisa jadi penyair dadakan sok romantis dengan buku sastra yang dipunyai perpustakaan.
|
Sumber : parade.com |
- Last but not least, gantungkan hatimu ke perpustakaan. Dalam sebuah hadits disebutkan kalo orang beriman itu menggantungkan hatinya ke masjid. Nah kayaknya cocok kalo orang berilmu menggantungkan hatinya ke perpustakaan (ya ke masjid juga, teteeeup!).
|
Sumber : Jule_creativity |
Dalam sebuah hadits disebutkan, Rasulullah SAW (peace be upon him) said : "One who treads a path in search of knowledge has his path to paradise made easy by God". Artinya ...(cari sendiri dooong). Intinya, kalau kamu mau dimudahin jalannya ke surganya Allah, salah satu cara simple nya mulailah memudahkan langkah kamu ke perpustakaan. Lho, emang ada hubungannya? ya ada lah! Perpustakaan adalah tempat dimana ilmu pengetahuan berkumpul dan siap memenuhi rasa penasaran kamu akan ilmu-Nya yang Maha Luas. Dimana perpustakaan tetap berdiri, disitu ilmu pengetahuan akan terjaga. Begitu pula dengan peradaban manusia. Menjadi pemustaka keren berarti ikut ambil bagian dalam rangka melestarikan keberadaan perpustakaan dan peradaban manusia itu sendiri. Wallahu 'alam.
So inspired article, Mba Jule. Someday, maybe you can be a good writer :)
BalasHapusAmieeen ya Allah. Rika, too. Semoga bisa "menjadi berguna" dibidang yang kita dalami yak.
Hapus