Awal tahun 2012
menjadi hari yang sangat bersejarah untuk kami berdua (Zulaikha dan Ratih),
karena pada saat itu Allah memberikan kesempatan untuk bisa
mendulang ilmu dalam kegiatan magang di salah satu perpustakaan terbesar di
Asia Tenggara. Yup, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia Depok. Bagi kami mahasiswa diploma 3, di jurusan yang kurang populer, di kampus yang tidak masuk jajaran top ten
university, bukan hal yang mudah untuk melawan stigma atau
pemikiran magang di perpustakaan besar di luar Lampung. Selama ini mahasiswa
diploma perpustakaan kampus kami hanya magang di perpustakaan sekolah atau
perpustakaan universitas di Lampung saja. Magang di luar Lampung
merupakan keputusan yang sudah bulat kami putuskan berdua. Banyak hal yang
mendasarinya, antara lain keinginan kami yang kuat untuk memperoleh ilmu bidang perpustakaan yang lebih banyak dan lebih berwarna di perpustakaan-perpustakaan kampus besar di Indonesia. Akhirnya jatuhlah pilihan kami pada Perpustakaan Pusat UI Depok yang saat itu sangat mempesonakan hati kami. Ceilah.
HOW IT START?
Proses pengajuan
magang kami dimulai saat kami sedang bertugas di ruang baca salah satu
jurusan di kampus. Kami mencari kontak yang bisa dihubungi. Kami mendapatkan
kontak kepala perpus UI dari teman sesama organisasi tingkat nasional yang kuliah disana. Kebetulan ia adalah mahasiswa JIP UI yang angkatannya sama dengan
kami berdua. Akhirnya dengan memberanikan diri kami pun menghubungi kepala
perpustakaan UI (saat itu yang menjabat sebagai kepala perpus adalah Ibu Luki
Wijayanti). Setelah menunggu beberapa detik, telepon pun diangkat. Dengan
sedikit gemetar (karena sangat grogi) Ratih mengucapkan salam sembari
memperkenalkan diri dan mengutarakan niatan kami untuk diperkenankan magang di
perpustakaan pusat UI Depok. Kami ingat sekali suara tegas di seberang telepon
itu menjawab, “iya nanti saya bicarakan dulu dengan teman-teman yang lain.
Silahkan kirim saja surat permohonan magangnya”. Ah, sedikit kelegaan
menghinggapi hati kami karena sudah dapat berbincang langsung dengan orang
nomor satu di perpustakaan UI. Walau sebenarnya masih harap-harap cemas apakah
permohonan kami untuk magang disana diterima atau tidak. Kalau tidak salah waktu itu Perpustakaan
Pusat UI baru saja melakukan integrasi besar-besaran dari perpustakaan-perpustakaan fakultas dan
perpustakaan pusat. Saking berharapnya, Ratih sempat memasang foto kampus UI yang didownload di
internet sebagai wallpaper laptopnya.
Hari berganti dan
teman-teman sekelas sudah memantapkan pilihannya untuk magang di mana. Hanya
kami berdua saja yang masih bimbang karena belum mendapatkan surat balasan dari
Perpus UI. Kami pun saat itu masih bungkam ketika teman-teman bertanya akan
magang dimana. Hari masih terus saja berganti dan kami masih belum juga
mendapatkan balasan surat izin magang itu. Ketika deadline waktu
magang sudah semakin dekat, kami pun memutuskan untuk menghubungi kepala prodi
untuk menanyakan mengenai balasan surat permohonan magang dari Perpus Pusat UI.
Kepala prodi kami yang sangat ramah dan baik itu dengan enteng menjawab, “ooh itu
sudah saya terima beberapa hari lalu. Lupa mau kasih tau”. Alhamdulillah, all
praises to Allah. Lega sudah hati ini, akhinya Allah menjawab doa kami.
Hari-hari mempersiapkan segala keperluan dan semua hal yang dibutuhkan ketika
berangkat ke kampus UI Depok pun dimulai.
DEPOK, KAMI DATANG...!
Kami akan memulai
kegiatan magang kami pada tanggal 20 februari 2012. Kami berangkat dari Lampung
tanggal 18 Februari (hari sabtu) dengan menggunakan jasa travel. Bawaan kami
sudah seperti orang yang akan merantau lama saja (Padahal hanya 40 hari kami
magang). Malam itu keluarga besar turut melepas kepergian kami
berdua. Maklum, kami belum pernah pergi ke tempat yang jauh untuk waktu yang
lama hanya berdua saja. Tentu orang tua cemas dan khawatir memikirkan kami
berdua. Apalagi kami belum pernah ke kampus UI maupun Depok. Tidak ada kenalan maupun saudara. Selama ini hanya
tahu dari internet ataupun dari pemberitaan di televisi saja. Seperti
adegan-adegan di tv, malam itu kami dilepas oleh keluarga seperti seseorang
yang akan berangkat haji. Air mata sempat menetes, melihat keluarga dari balik
mobil travel (lebay mode on agaknya, hihi). Ini adalah perjalanan mimpi kami yang pertama. Dan ternyata Masya
Allah, perjalanan ini menjadi awal dari perjalanan mimpi-mimpi kami selanjutnya ke
tempat jauh.
Perjalanan Lampung –
Depok kami tempuh selama kurang lebih 9 jam. Pagi tanggal 19 Februari kami
sudah berada di Jakarta. Diantara penumpang travel lainnya, tujuan kami yang paling
jauh. Pak sopir mengantar kami terakhir. Dengan berbekal secarik kertas alamat
kosan yang dicarikan oleh teman kami anak JIP UI itu, pak sopir memutar-mutar
kota Depok untuk mencari alamat yang dituju. Saat itu seandainya pak sopir
punya niat jahat (menyasarkan kami ke suatu tempat ) niscaya kami tidak tahu.
Kami benar-benar “buta” akan kota Depok. Namun Alhamdulillah Pak Sopir-nya sangat baik hati. Setelah beberapa kali
tanya sana-sini, tersasar juga, akhirnya sampailah kami ke alamat kost
yang dituju. Kost-an itu berada di belakang gedung vokasi UI, tepatnya di daerah Kukusan Kelurahan (Kukel). Kost-an Dewi Sri. Alhamdulillah, dengan berbekal
ukhuwah (dari anak JIP UI yang wajahnya saja kami tidak tahu), kami dicarikan kost-an yang sangat memadai menurut kami. Kamar cukup
lebar dan kamar mandi ada didalam. Pagi itu kami rehat sejenak sebelum akhirnya memenuhi
rasa penasaran kami untuk mengelilingi kampus terbesar di Indonesia itu untuk
pertama kalinya. Ayyyeee!
0 komentar:
Posting Komentar