Kamis, 14 Mei 2015

Mendulang Ilmu di Crystal of Knowledge : Pengalaman Magang di Perpustakaan UI (Part 1)

Awal tahun 2012 menjadi hari yang sangat bersejarah untuk kami berdua (Zulaikha dan Ratih), karena pada saat itu Allah memberikan kesempatan untuk bisa mendulang ilmu dalam kegiatan magang di salah satu perpustakaan terbesar di Asia Tenggara. Yup, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia Depok. Bagi kami mahasiswa diploma 3, di jurusan yang kurang populer, di kampus yang tidak masuk jajaran top ten university, bukan hal yang mudah untuk melawan stigma atau pemikiran magang di perpustakaan besar di luar Lampung. Selama ini mahasiswa diploma perpustakaan kampus kami hanya magang di perpustakaan sekolah atau perpustakaan universitas di Lampung saja. Magang di luar Lampung merupakan keputusan yang sudah bulat kami putuskan berdua. Banyak hal yang mendasarinya, antara lain keinginan kami yang kuat untuk memperoleh ilmu bidang perpustakaan yang lebih banyak dan lebih berwarna di perpustakaan-perpustakaan kampus besar di Indonesia. Akhirnya jatuhlah pilihan kami pada Perpustakaan Pusat UI Depok yang saat itu sangat mempesonakan hati kami. Ceilah.

HOW IT START?
Proses pengajuan magang kami dimulai saat kami sedang bertugas di ruang baca salah satu jurusan di kampus. Kami mencari kontak yang bisa dihubungi. Kami mendapatkan kontak kepala perpus UI dari teman sesama organisasi tingkat nasional yang kuliah disana. Kebetulan ia adalah mahasiswa JIP UI yang angkatannya sama dengan kami berdua. Akhirnya dengan memberanikan diri kami pun menghubungi kepala perpustakaan UI (saat itu yang menjabat sebagai kepala perpus adalah Ibu Luki Wijayanti). Setelah menunggu beberapa detik, telepon pun diangkat. Dengan sedikit gemetar (karena sangat grogi) Ratih mengucapkan salam sembari memperkenalkan diri dan mengutarakan niatan kami untuk diperkenankan magang di perpustakaan pusat UI Depok. Kami ingat sekali suara tegas di seberang telepon itu menjawab, “iya nanti saya bicarakan dulu dengan teman-teman yang lain. Silahkan kirim saja surat permohonan magangnya”. Ah, sedikit kelegaan menghinggapi hati kami karena sudah dapat berbincang langsung dengan orang nomor satu di perpustakaan UI. Walau sebenarnya masih harap-harap cemas apakah permohonan kami untuk magang disana diterima atau tidak. Kalau tidak salah waktu itu Perpustakaan Pusat UI baru saja melakukan integrasi besar-besaran dari perpustakaan-perpustakaan fakultas dan perpustakaan pusat. Saking berharapnya, Ratih sempat memasang foto kampus UI yang didownload di internet sebagai wallpaper laptopnya.

Hari berganti dan teman-teman sekelas sudah memantapkan pilihannya untuk magang di mana. Hanya kami berdua saja yang masih bimbang karena belum mendapatkan surat balasan dari Perpus UI. Kami pun saat itu masih bungkam ketika teman-teman bertanya akan magang dimana. Hari masih terus saja berganti dan kami masih belum juga mendapatkan balasan surat izin magang itu. Ketika deadline waktu magang sudah semakin dekat, kami pun memutuskan untuk menghubungi kepala prodi untuk menanyakan mengenai balasan surat permohonan magang dari Perpus Pusat UI. Kepala prodi kami yang sangat ramah dan baik itu dengan enteng menjawab, “ooh itu sudah saya terima beberapa hari lalu. Lupa mau kasih tau”. Alhamdulillah, all praises to Allah. Lega sudah hati ini, akhinya Allah menjawab doa kami. Hari-hari mempersiapkan segala keperluan dan semua hal yang dibutuhkan ketika berangkat ke kampus UI Depok pun dimulai.

DEPOK, KAMI DATANG...!
Kami akan memulai kegiatan magang kami pada tanggal 20 februari 2012. Kami berangkat dari Lampung tanggal 18 Februari (hari sabtu) dengan menggunakan jasa travel. Bawaan kami sudah seperti orang yang akan merantau lama saja (Padahal hanya 40 hari kami magang). Malam itu keluarga besar turut melepas kepergian kami berdua. Maklum, kami belum pernah pergi ke tempat yang jauh untuk waktu yang lama hanya berdua saja. Tentu orang tua cemas dan khawatir memikirkan kami berdua. Apalagi kami belum pernah ke kampus UI maupun Depok. Tidak ada kenalan maupun saudara. Selama ini hanya tahu dari internet ataupun dari pemberitaan di televisi saja. Seperti adegan-adegan di tv, malam itu kami dilepas oleh keluarga seperti seseorang yang akan berangkat haji. Air mata sempat menetes, melihat keluarga dari balik mobil travel (lebay mode on agaknya, hihi). Ini adalah perjalanan mimpi kami yang pertama. Dan ternyata Masya Allah, perjalanan ini menjadi awal dari perjalanan mimpi-mimpi kami selanjutnya ke tempat jauh.

Perjalanan Lampung – Depok kami tempuh selama kurang lebih 9 jam. Pagi tanggal 19 Februari kami sudah berada di Jakarta. Diantara penumpang travel lainnya, tujuan kami yang paling jauh. Pak sopir mengantar kami terakhir. Dengan berbekal secarik kertas alamat kosan yang dicarikan oleh teman kami anak JIP UI itu, pak sopir memutar-mutar kota Depok untuk mencari alamat yang dituju. Saat itu seandainya pak sopir punya niat jahat (menyasarkan kami ke suatu tempat ) niscaya kami tidak tahu. Kami benar-benar “buta” akan kota Depok. Namun Alhamdulillah Pak Sopir-nya sangat baik hati. Setelah beberapa kali tanya sana-sini, tersasar juga, akhirnya sampailah kami ke alamat kost yang dituju. Kost-an itu berada di belakang gedung vokasi UI, tepatnya di daerah Kukusan Kelurahan (Kukel). Kost-an Dewi Sri. Alhamdulillah, dengan berbekal ukhuwah (dari anak JIP UI yang wajahnya saja kami tidak tahu), kami dicarikan kost-an yang sangat memadai menurut kami. Kamar cukup lebar dan kamar mandi ada didalam. Pagi itu kami rehat sejenak sebelum akhirnya memenuhi rasa penasaran kami untuk mengelilingi kampus terbesar di Indonesia itu untuk pertama kalinya. Ayyyeee!


0 komentar:

Posting Komentar