Kamis, 07 Mei 2015

I'm Fall in Love with Banyuwangi (Part 2 : Red Island)

Tulisan ini masih berkisah tentang kami di Banyuwangi (saya, seorang sahabat beserta suaminya serta anak-anak kontrakan Ar-Rifah). Setelah dari Kawah Ijen, kami memutuskan untuk pergi ke pantai. Kami sampai di pusat Kota Banyuwangi sekitar jam 11.00 siang dan karena hari itu hari Jum'at, sekalian mampir ke Masjid Agung Banyuwangi untuk Jum'atan. Rencana awal adalah Teluk Hijau atau Green Bay yang terkenal indahnya, namun karena cuaca terlihat agak kurang bersahabat dan hari sudah siang menjelang sore, kami memutuskan untuk ke Pantai Pulau Merah. Sebenarnya letak kedua pantai ini searah, namun jalan menuju Teluk Hijau masih cukup ekstrim dan harus melalui perbukitan serta menyeberang menggunakan perahu. So, for simple, kami ke Pantai Pulau Merah saja. Lebih terjangkau dan akses menuju kesana lancar jaya.

Teluk Hijau yang gagal kami kunjungi
(Sumber gambar : http://www.iberita.com/wp-content/uploads/2014/12/Teluk-Hijau.jpg)
Dari pusat kota Banyuwangi, mobil kami bertolak ke arah Jember. Menyusuri perjalanan yang mulus dan tanpa hambatan, mobil kami melaju dengan kecepatan tinggi. Sekitar pukul 14.00 WIB kami pun sampai di Pantai Pulau Merah. Hujan yang cukup deras menyambut kedatangan kami namun hanya sebentar saja. Setelah itu layaknya lagu Kaffein "berjalan di tepi pantai, tertiup angin berhembus, sejukkan hati damaikan diri melihat biru...yeahhh!"

My steps was here
Mungkin karena saat itu liburan, pengunjung yang datang ke Pantai Merah cukup ramai. Oia kenapa pantai ini disebut Red Island? Hal ini dikarenakan pada saat senja tampak sensasi warna merah yang meliputi Pulau yang berada di Pantai Merah. Tapi karena langit yang tertutup awan dan sedikit mendung, kami tidak mendapati sensasi merah tersebut. Tak apa deh.

Pantai Pulau Merah
Selain berenang, selfie, groupie, dan sebagainya, beberapa orang terlihat melakukan aktifitas berselancar atau surfing. Huuu...keren! Walau ombak di Pantai Merah ini tidak sebesar di G-Land Pantai Plengkung (yang terkenal sebagai salah satu tempat surfing skala internasional), beberapa peselancar yang sedang melatih kemampuannya membuat kami sesaat takjub memperhatikan.

Aktifitas Surfing
Bocah-bocah Ar-Rifah
Hmm. Senja yang manis...
Satu lagi kesempatan yang IA berikan untuk menapaki bumi-Nya. Memberikan pelajaran-pelajaran baru tentang hidup dan kehidupan. Di ketinggian gunung, di kedalaman laut, di daratan luas yang Ia hamparkan, sejatinya tercecer puzzle-puzzle kehidupan kita yang sudah Ia susun untuk pada saatnya nanti kita datangi dan kita susun.

Senja di Red Island

0 komentar:

Posting Komentar