Tanggal 20 februari
adalah hari pertama kami menjejakkan langkah ke Perpustakaan Pusat UI. Dengan
berbekal surat pengantar dari kepala prodi, kami melangkah dengan pasti menuju
perpustakaan pusat UI (melangkah ke halte bis kuning UI, tepatnya). Karena jaraknya yang cukup jauh dari kost, kami
memanfaatkan transportasi gratis bis kuning UI atau yang biasa disebut bikun.
Sempat bingung pada awalnya, karena pertama kali naik bikun UI sama pusingnya dengan naik Transjakarta di Ibukota. Dari halte pertama kami naik, kami sempat nyasar ke fakultas psikologi dan
dari situ kami memutuskan berjalan kaki (daripada nyasar lebih jauh lagi). Dari
kejauhan tampaklah bangunan yang selama ini hanya kami lihat dari internet. Saya dan Ratih saling mencubit untuk memastikan, "ini kita beneran ada di sini???".
Kami diterima dengan
baik oleh koordinator Humas Perpustakaan Pusat UI yaitu Ibu Clara Naibaho.
Sebuah sambutan yang hangat dan kamipun sempat diajak berdiskusi mengenai
jurusan Ilmu Perpustakaan. Satu kalimat dari Beliau yang sampai saat ini terngiang dibenak
kami adalah “profesi pustakawan itu kalau di luar negeri, gengsinya sekelas
profesor”. Diskusi singkat tersebut membuka cakrawala kami mengenai pustakawan dan ilmu perpustakaan.
Sedikit demi sedikit pikiran kami mulai lebih terbuka dan lebih bangga dengan
jurusan kami. Setelah itu kami diperkenankan untuk berkeliling melihat seluruh
ruangan yang ada di Perpustakaan Pusat UI. Just like the dream comes true.
Hari kedua, ternyata kami masih nyasar lagi menuju perpus. Kami salah naik bikun yang ternyata bikun itu "mangkal" di asrama Makara dan berhenti dalam waktu yang lama. Ampuuun dah! We just like an idiot, heheh!. Hari itu Perpustakaan UI kedatangan tamu rombongan dari Perpustakaan UMS yang sedang studi banding. Akhirnya sembari menyambut tamu dari UMS tersebut, kami diperkenalkan dengan para koordinator Perpustakaan Pusat UI. Ada Ibu Clara, Ibu Laely, Ibu Mariyah, Ibu Etty, Pak Sony, dan mereka semua orang-orang hebat dengan ilmu yang buanyaaak! Hari kedua ini bersama dengan rombongan dari Perpustakaan UMS, kami diajak berkeliling dan mengenal lebih jauh segala macam sarana dan prasarana di Perpustakaan UI.
Pose bersama rombongan dari Perpustakaan UMS |
LEBIH JAUH TENTANG PERPUSTAKAAN UI DEPOK
Sarana dan prasarana yang ada di Perpustakaan Universitas Indonesia
terbagi menjadi 2 yaitu Fasilitas Umum dan Fasilitas Perpustakaan. Fasilitas
Umum dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau non civitas akademik UI, sedangkan
fasilitas perpustakaan hanya dapat dimanfaatkan oleh civitas akademik UI dan
pengguna perpustakaan yang terdaftar sebagai pengunjung pada hari itu. Sarana
yang tersedia cukup lengkap dan memadukan antara konsep olah pikir, olah rasa
dan olah raga.
Perpustakaan UI (sumber : dokumentasi Perpustakaan UI) |
Fasilitas umum meliputi : Ruang Sinema mini, Studio musik, Fitness center (pusat kebugaran), Toko buku Times, Foodcourt (kantin), Bank dan ATM BNI, Executive Lounge, merupakan tempat untuk berbagai kegiatan seperti seminar, talkshow, bedah buku, dll, Ruang Apung, merupakan ruang pertemuan bagian dari Perpustakaan UI yang terdapat didekat danau UI.
Sedangkan fasilitas perpustakaan terdiri dari : Student Lounge, merupakan area santai
yang disediakan untuk mahasiswa berdiskusi, mengakses internet, atau hanya
sekedar beristirahat, Ruang Internet (kebun apel), Ruang baca, Ruang Kubikus,
merupakan ruang belajar khusus mahasiswa S2 dan S3, Ruang sidang, Jaringan internet
(hotspot) di semua area gedung perpustakaan, OPAC (Online Public Access Catalogue).
Selain semua fasilitas yang tersebut diatas, gedung Perpustakaan UI juga
dilengkapi dengan karya seni instalasi, software pengaman buku (RFID), Security Gate, TV Matrix, serta 180
titik kamera CCTV yang terpantau di ruang control gedung Perpustakaan UI.
Perpustakaan Pusat UI
Depok terdiri dari 8 lantai. Berikut adalah rincian
ruang tiap lantai Perpustakaan UI yang dapat dijadikan acuan oleh pengguna :
Sangat lengkap dan bikin ternganga, bukan?! Bangunan yang megah didukung dengan sarana dan prasarana yang sangat memanjakan pengguna, menjadi salah satu keunggulan perpustakaan ini. Saat kami diajak berdiskusi dengan kepala perpustakaan, Ibu Luki, beliau mengatakan bahwa konsep yang dikembangkan dalam membangun gedung baru perpustakaan Crystal of Knowledge didasarkan pada konsep perpustakaan abad 21. Konsep yang memberikan lebih banyak space untuk diskusi, belajar, dibanding space untuk koleksi. Beliau menambahkan, dari diskusi-diskusi dan pusat belajar tersebut lahirlah ilmu-ilmu pengetahuan baru. Sounds great!
- Lantai 1 : Counter sirkulasi, loker penitipan tas, layanan pengunjung ruang internet, Bookdrop, Dispenser, Mkios, executive lounge, meja informasi
- Lantai 2 : koleksi buku teks, ruang naskah, ruang koleksi buku klasik, ruang baca, ruang baca khusus, ruang multimedia, ruang diskusi, dan ruang kubikus (terdiri dari 89 buah)
- Lantai 3 : Ruang koleksi UI-ana (Tugas Karya Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi), ruang baca, ruang baca khusus dan ruang diskusi
- Lantai 4 : ruang koleksi buku rujukan, ruang koleksi jurnal dan majalah, ruang koleksi Cina, Korea, ruang baca dan ruang baca khusus
- Lantai 5-8 : berisi ruang pertemuan dan ruang sidang
Sangat lengkap dan bikin ternganga, bukan?! Bangunan yang megah didukung dengan sarana dan prasarana yang sangat memanjakan pengguna, menjadi salah satu keunggulan perpustakaan ini. Saat kami diajak berdiskusi dengan kepala perpustakaan, Ibu Luki, beliau mengatakan bahwa konsep yang dikembangkan dalam membangun gedung baru perpustakaan Crystal of Knowledge didasarkan pada konsep perpustakaan abad 21. Konsep yang memberikan lebih banyak space untuk diskusi, belajar, dibanding space untuk koleksi. Beliau menambahkan, dari diskusi-diskusi dan pusat belajar tersebut lahirlah ilmu-ilmu pengetahuan baru. Sounds great!
0 komentar:
Posting Komentar