Sabtu, 27 Mei 2017

Pengalaman Keren Jadi #RamadhanTraveler


RAMADHAN... Penghulu para bulan. The prince of months. Di bulan mulia nan penuh keberkahan ini, Allah berikan 'bonus pahala' yang melimpah. Kata Allah, sungguh rugi seseorang yang mendapati bulan Ramadhan namun tidak terampuni dosa-dosanya. Bahkan menurut video yutup yang belum lama ini saya lihat, para penghuni kubur sangat berharap, ngarep pake banget, kalo mereka bisa diidupin lagi walau hanya untuk 'mencicipi' beberapa hariii saja di bulan Ramadhan! Uh Wooo! Rugi banget lah ya kalo disia-siain T_T

Mentang-mentang puasa, bukan berarti kita mager kayak gurita yang gapunya tulang. Boleh juga lho kita ngerencanain untuk traveling. What?! Traveling di bulan Ramadhan? Lagi lemes-lemesnya puasa gitu?! Ho'oh. Kenapa gak? Awalnya mindset saya pribadi (dari zaman duluuu banget!), puasa ga mungkin kemana-mana. Anteng-anteng aja dirumah sembari ngumpulin pahala yang banyak; infaq, tarawih, tadarus, dan macam-macam ibadah lainnya. Sampai akhirnya kemudian semua mindset berubah sejak Negara Api menyerang! Alias Miss Bunga Lompat! yang ngajakin traveling pas Ramadhan tahun kemaren (2016). Ngumpulin pahalanya sambil main, sambil lihat kerennya ciptaan Allah secara langsung. Boleh juga, tuh.

Alasan Pribadi Traveling di Bulan Ramadhan?
Karena ga umum aja. Saya suka hal-hal berbau tidak umum, tidak mainstream dan tidak biasa. Hehe ga juga sih. Kebetulan pas tahun kemarin, Zahrah kelar UAS dan segala macam urusan kuliah pas bulan puasa. Nah kalo saya, intensitas pekerjaan menurun ga terlalu padat, jadi bisa ambil cuti. Yasudah deh, fix berangkat! 

Apa Aja yang Kudu Disiapin?
Karena bulan puasa ini istimewa ga kayak bulan lainnya, kudu banyak hal yang harus disiapin. Sesuaikan juga sama destinasi yang dituju. Oke, saya lebih suka membaginya menjadi dua, yaitu persiapan rohani dan jasmani.

Persiapan rohani, misal:
- Ngaji harus dapet 1 juz gimanapun caranya
- Shalat Dhuha' 4 raka'at sebelum menuju destinasi wisata
- Infaq (berapapun jumlahnya) di setiap masjid yang kebetulan kita mampirin
- Tarawih harus 8 raka'at ga boleh dikurangin jadi 4, karena capek main atau apalah

Persiapan jasmani:
- Bawa habatussauda yang bisa diminum tiap sahur dan buka puasa biar setroong selama main

Setelah itu?
Pilih destinasi terbaik! Yang suka rame, monggo ke Pulau Jawa. Pilih deh mau ke ibukota atau ke Bandung, juga Surabaya. Yang suka sepi, boleh melipir ke Timur nya Indonesia. Yang pengen tambah iman, bisa ke destinasi yang Islamnya kuat atau malah sebaliknya (motivasi orang beda-beda). Tapi inget, jangan ke tempat yang bikin mata banyak maksiat, misal: ke pantai yang banyak bule-bule pakai bikini doang, Hiyyy! Pahala puasanya ngurang cuma-cuma dong.

Apa Aja Enaknya Traveling di Bulan Ramadhan?
Destinasi yang menjadi tujuan saya dan Zahrah di Ramadhan tahun kemarin adalah Lombok dan Sumbawa. Lombok memang terkenal sebagai salah satu tujuan wisata, baik oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Pulau ini ga cuma ketjeh sama destinasi-destinasi alamnya, tapi juga kental dengan wisata religi (inget dong julukan Lombok yang disebut Negeri Seribu Masjid?!). 9 hari berada dan berbaur dengan penduduk lokal selama Ramadhan disana, memberikan saya dan Zahrah banyak pengalaman yang ga mungkin kami dapat kalo kami ga melakukan perjalanan itu.

1. Dapat harga low session untuk tiket dan penginapan serta akomodasi lainnya
Kami berburu tiket pesawat untuk pulang dan pergi sudah semenjak beberapa bulan sebelumnya. Lumayan, dapat harga dibawah standar. Kalo bisa pilih tanggal awal-awal atau pertengahan Ramadhan. Kalo udah mau deket lebaran mah malah melonjak ga karuan harganya. Untuk harga penginapan yang kami pilih tahun lalu, standar sih. Tapi pas lagi main di salah satu pantai di Lombok Tengah, kami ketemu salah seorang penduduk lokal yang bilang kalo mau nyari lebih giat, bisa dapat harga yang murah sampai 50K per harinya, karena Ramadhan dan ga terlalu banyak pengunjung yang datang. Kami juga bisa lobi sewa motor dan dapat harga lebih murah yang tidak mungkin kami dapatkan ketika sedang high session liburan.

2. Destinasi wisata cenderung sepi
Menurut kamu, ada gak orang yang puasa-puasa, panas-panas, keluyuran di pantai? Ada aja sih, tapi mesti ga rame serame hari biasa. Nah itu tuh! Hampir di tiap destinasi yang kami datangi, itu sepii cenderung ga ada orang. Bukan hanya itu, petugas tiketnya juga gak ada. Gili Air, salah satu tempat yang kami datangi, yang biasanya penuh sesak dengan bule-bule, itu lengang banget. Ada sih satu dua bule mah, cuma ibaratnya 15-20 % dari hari-hari selain Ramadhan. Di Pulau Kenawa di Sumbawa, bahkan tidak ada pengunjung lain selain saya dan Zahrah.

3. Pengalaman puasa yang berbeda
Pernah kebayang gak, nunggu buka puasa sambil lihat sunset, -golden sunset!- di Bukit Nipah, Lombok atau di puncak Bukit Kenawa, Sumbawa sambil lihatin Gunung Rinjani dari kejauhan? Atau makan sahur dengan mengira-ngira, "ini udah imsyak atau belum yak?!" karena kamu berada di satu pulau kecil yang gak ada orang sama sekali dan kamu gabisa dengar suara adzan? Atau mampir tarawih di sebuah masjid, kamu gatau itu masjid tarawihnya 11 atau 23 rakaat, dan ternyata bacaannya puanjang banget, dan kamu ga sanggup terus kamu pulang ke penginapan? Pengalaman-pengalaman semacam itu, sungguh, hanya akan kamu dapatkan ketika kamu melakukan perjalanan di bulan Ramadhan :) Lewat perjalanan itu pula, kita bisa tahu dan merasakan religiusitas tempat yang kita datangi.

4. Allah berikan banyak kemudahan
Hal ini mungkin sedikit subjektif, karena sesungguhnya, ga bulan puasa pun, ga traveling kemana-manapun, Allah selalu kasih kita kemudahan. Allah Maha Baik. Tapi emang kerasa banget pas jadi #ramadhantraveler tahun kemarin itu. Kami bertemu dengan orang-orang baik -Memy's Fam, Pak Cau, Pak Endang, rental motor dan masih banyak lagi.


Minusnya?
Hmm apa ya? Ga ada sih, biasa aja. Cuma kalo buat yang agak berat melakukan aktifitas ketika puasa, emang agak dituntut untuk menjaga stamina. Bisa disiasatin dengan minum jintan hitam langsung 5 atau 7 buah sekali telan, pas sahur dan buka puasa. Insya Allah, dengan izin Allah, badan tetap kuat selama beraktifitas #agenObatHerbal. Satu lagi, tentunya kita ga bisa seenaknya nyeruput es pas lagi siang terik kepanasan di pantai. Saya ingat, tahun lalu pas ke Pantai Mekaki, itu kebetulan sedang berhalangan tidak puasa. Zahrah jugak. Etapi ya tetep aja rasa malu di hati kami menghalangi untuk minum sembarangan. Akhirnya baru puas-puasin minum es dugan di homestay. Hihi.

Ramadhan ini ga kayak 11 bulan lainnya. Jangan sampe kita yang jadi rugi karena kehilangan kesempatan. Boleh main, asal ibadah ga terganggu, terhambat dan ter ter lainnya. Satu hal yang harus digarisbawahi banget: jangan sampai traveling ganggu puasa kita. Jangan dibalik -_- IMHO, dimanapun kita berada di buminya Allah, gak ada halangan sama sekali untuk menunaikan kewajiban kita atas-Nya (baca: puasa). Yang harus di manage adalah hati; jangan terlalu lena walau sedang traveling -melihat rupa-rupa keindahan ciptaan Allah, tapi terlupa untuk shalat tepat waktu, untuk memperbanyak baca ayat-ayatNya, wallahu' alam.

Jadi, Ramadhan ini kamu mau kemana?!

1 komentar:

  1. Traveling saat puasa ?
    Kalo di pikir-pikir kayaknya aku belum pernah deh.
    tapi kalo dipikir-pikir lagi ya why not ?

    Tapi kalo yang hobinya wisata kuliner bakal ribet banget kayaknya wk.

    BalasHapus