Kamis, 26 Januari 2017

I LOVE BWI (Part 1) : Menyusuri Jalan Panjang Malang - Banyuwangi Dengan Motor

"Mak aku mau ke Banyuwangi. Naik motor", ucap saya pada Mamak awal Januari lalu saat beliau berkunjung ke Malang, diboncengan motor.

Diam. Tak ada balasan.

"Malang – Banyuwangi itu, sama kayak dari rumah (Bandarlampung) ke Krui (Lampung Barat). Sekitar 7 jam perjalanan", saya menambahkan.

"Sama siapa? Bawa motor sendiri?"

"Engga. Gantian sama Nida".

Diam.
Saya girang dalam hati. Diamnya mamak = BOLEEEH. Yeay!!!
(Walaupun saya berada jauh dari rumah, setiap akan bepergian kemanapun selalu bilang ke orangtua, terutama mamak. Kadang bukan hanya sekedar berpamitan, tapi juga ingin pamer -wkwkwkw. Got my wanderlust from her, jadi kayak dulu-duluan kemana gitu).

Kalian tahu, temans. Salah satu kunci sukses sebuah perjalanan adalah; berpamitan pada kedua orangtua; emak dan bapak. Dimanapun kita berada, di pelosok bumi manapun kaki melangkah, di penjuru mata angin yang empat itu, doa mereka selalu mampu menjangkau.

Banyuwangi. Salah satu kota yang berada di ujung paling timur Pulau Jawa, dengan julukannya The Sunrise of Java, entah kenapa selalu membuat saya jatuh hati tiap kali membicarakannya atau hanya sekedar melihat foto-foto indahnya berseliweran di media sosial. Indah panorama alam buatan Sang Maha Indah berpadu dengan budaya lokal yang kaya, sudah cukup menjadi alasan untuk kamu (setidaknya sekali seumur hidup) datang ke kota ini. Tengah tahun 2015 lalu, Alhamdulillah Allah sudah berikan kesempatan pada saya untuk datang ke kota ini. Ada sesuatu yang belum terpenuhi, ada harap yang masih ingin ditunaikan, sehingga saya merencanakan untuk mengunjungi kota ini kembali.

Ada banyak cara untuk mengunjungi Banyuwangi; naik pesawat, naik kereta, bus, travel, dan naik motor. Mikir sana-sini, pertimbangkan ini itu, akhirnya pergi dengan naik motor menjadi pilihan. Antara iya dan tidak, ragu dan yakin saling berkelebat di kepala. Sanggupkah? Itu lhoo ujungnya Pulau Jawa... Ntar kalo nyasar gimana? Ntar kalo motornya kenapa-kenapa? Kalo ini kalo itu... Gapapa deh yakin aja. Innallaha ma'ana. Allah bersama orang yang melakukan perjalanan :) *DanBersamaOrangYangPakeGoogleMaps

Perjalanan kali ini masih dengan my sweetie-cutie-unyuk-setroong (uhuk!) 'lil sister Zahrah. Oh kid, can't do this selain denganmu (huweeek). Let's start this year with this great experience! Hope, in the end of year, we can go to Labuan Bajo together *AmieeenSeriusss 

Jum'at 13 Januari 2017, akhirnya kami fix berangkat. Start dari Malang kurang lebih jam 6.00 am. Sekitar waktu matahari sepenggalahan naik, kami mampir ke sebuah masjid di daerah Lawang untuk shalat dhuha sambil sarapan kue yang tadi dibeli di pinggir jalan... (pada suatu kesempatan Zahrah mengatakan pada saya, "Mba ayo perjalanan kali ini kita free dari yang namanya belanja di ****maret, atau supermarket, dan sebangsanya. Mari kembali ke warung tetangga!).

Terberkahilah perjalanan di pagi hari kami. Melewati kota-kota besar di Jawa Timur, Allah berikan kami kesempatan untuk mengetahui bagaimana para penduduk lokal menghabiskan waktu paginya. Ada pekerja yang bergegas menuju kantor, ada petani yang sudah dari habis subuh asyik dengan tanaman padinya, ada pelajar yang duduk manis diboncengan ayah ibunya menuju sekolah, dan ada dua orang keren yang sedang memacu motornya menuju Banyuwangi *ItuKamiii wkwkwk

Kadang motor kami melaju di atas jalan aspal yang halus mulus, adakalanya melaju di jalanan bergelombang, juga di jalan yang bolong sana-sini. Sempat ingin misuh-misuh (ngomel) dalam hati, "ini pemda-nya gimana sih ngurusin jalan doang aja begini banget". But wait, wajar aja jalannya kayak begitu, lah tiap menitnya dilewati kendaraan-kendaraan besar yang akan menuju ke Bali atau kota-kota di Indonesia bagian timur sana.

Kami bergantian membawa motor. Di daerah perkotaan yang padat kendaraan, Zahrah yang mengemudikan. Tapi kalau sudah masuk daerah sepi (plus view yang bagus) Zahrah pasti minta saya yang membawa. Dari mulai perkantoran, pabrik, persawahan, pantai, pasar, tempat wisata, kami lewati. Tidak ada niatan untuk mampir barang sejenak, karena Banyuwangi sudah tidak sabar menanti kedatangan kami *SibakPoni

Sampai di salah satu daerah di Situbondo, -setelah hampir 3 jam berkendara- kami rehat sejenak di sebuah masjid sekedar meluruskan sendi-sendi dan membasuh wajah yang sudah seperti pantat wajan kotornya (tidaaak!). Buka GoogleMaps, hmmm tinggal 1,5 jam lagi menuju destinasi pertama kami. Semangat brooo! Saya membangunkan Zahrah yang tertidur di emperan depan masjid *MesaknoHuHu.
Memasuki daerah Taman Nasional Baluran (masih termasuk wilayah Situbondo), wiiih kiri kanan hutan semua. Pohon-pohon tinggi menjulang tanpa ada satu rumah pun. Warung pinggir jalan pun takada. Yang kemudian kami temui adalah fans-fans nya Zahrah yang memperhatikan dari pinggir jalan (baca: monyeeet). Tidak lupa kami berikan lambaian tangan dari atas motor karena sudah disambut dengan sangat hangat. Jalanan di daerah hutan Baluran ini sangat sepiii sekali, hanya ada beberapa truk-truk besar yang sesekali berpapasan dengan kami. Mobil dan motor ada juga sih beberapa, tapi swear! jarang. Menurut info yang saya dapat, hampir tidak ada kendaraan kecil, apalagi motor yang berani lewat sini jika malam hari. Iya juga sih. Siang aja serem, apalagi malem.     

Oiya, jalanan dari Malang menuju Banyuwangi itu enak kok, ga membingungkan (for me, masih mbingungin dari Malang ke Surabaya). Luruuuuusss aja, tinggal ikuti papan penunjuk jalan. Yang agak membingungkan pas dari Pasuruan ke Probolinggo. Kami sempat nyasar dikittt. Jalur menuju Banyuwangi via Situbondo ini sedikit lebih sepi dibanding lewat Lumajang - Jember. Lawan kita di jalan hanya truk-truk besar, -kecuali pas masuk ke daerah perkotaan-.

Pasuruan dan Probolinggo penuh dengan pabrik dan rumah-rumah makan di sepanjang jalan. Situbondo indah dengan laut dan bukit-bukitnya. FYI, kami berangkat dengan kondisi bensin full. Isi lagi 2 kali full di Probolinggo dan masuk Banyuwangi. Pastikan kendaraan kamu fit 100%. Sangat dianjurkan diservis terlebih dahulu seminggu atau beberapa hari sebelumnya (jangan sehari sebelumnya lah ya kalo bisa).

Satu lagi, bosan ga sih di atas motor berjam-jam gitu? Ga pegel? Ga gempor? Manusiawinya sih, bosan iya pegel iya. Tapi berhubung kami berdua bukan manusia sudah biasa susah, yah biasa ajalah dinikmati. Rasa capek dan bosannya insya Allah ga sebanding sama apa yang sudah Allah siapkan di Banyuwangi nanti *Sedaaap.

Sudah dulu ya cerita perjalanan kami dari Malang menuju Banyuwangi. Kami mau siap-siap ketemu kawan-kawan(nan) Zahrah nih di salah satu taman nasional yang punya julukan Africa van Java *Wuihhhhhhhhh. Alhamdulillahiladzi bini'matihi tathimusshalihaaat ^_^

Rute yang kami lewati: Malang - Pasuruan - Probolinggo - Situbondo - Banyuwangi.

2 komentar:

  1. Satu aja pertanyaan, mba punya poni? ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh kenapa anak ini nongol mulu seeh *____*

      Hapus