Sabtu, 10 September 2016

Welcoming Ar-Rifah 2016: Chillin' Out Ke Pantai Ngudel, Malang Selatan


Kenalilah saudaramu dengan 3 hal;
Bermalam dengannya
Bepergian dengannya
Bermuamalah dengannya
(al-Hadits)
***

Belum ada satu minggu Allah mengumpulkan kami di rumah Ar-Rifah. Rumah kami berbagi hidup kurang lebih satu tahun kedepan. Ada Ade dan Iha (Jakarta), Irul (Madiun), Ninis (Blitar), Wiwin (Banyuwangi), Himmah (Lamongan), Qonita (Cilacap), Shabrina (Sidoarjo) dan saya sendiri dari Lampung. [lebih lengkap tentang mereka, insya Allah akan saya ceritakan di satu post blog tersendiri...]

Di suatu malam saat kami sedang syuro' kontrakan (huiiih bahasanya), bocah-bocah ini mengusulkan untuk bervitamin-sea. Akhirnya kesepakatan bersama (ini beneran bukan saya yang ngompor-ngomporin lhoo ya) kami akan pergi ke pantai. Judulnya sih, rangkaian ta’aruf Ar-Rifah 2016. Awalnya 8 orang yang bisa, Wiwin berhalangan karena menjadi panitia di acara jurusan. Menjelang hari H, Himmah memutuskan untuk tidak ikut juga karena harus tampil dalam inaugurasi di kampus.

Jumat malam menjelang pergi, kami berbagi tugas. Tercapailah kesepakatan: Saya dan Ade ke pasar, Shabrina dan Irul masak, Nita seksi perlengkapan, Iha seksi bantu-bantu yang bisa dibantu, Ninis beberes rumah. Sabtu pagi (27/08/2016), dari subuh setelah shalat saya langsung bersiap untuk ke pasar. Bocah-bocah saya ingatkan untuk tidak tidur lagi. Semua sibuk sesuai dengan tugas yang telah dibagi. Hampir jam 8 pagi, Done! Semua persiapan selesai. 

"Yang belum dhuha, buruan dhuha dulu..."

Kurang lebih pukul 8.25 am kami memacu motor. Lewat sejam dari waktu yang direncanakan. Qonita berboncengan dengan Iha, Irul dengan Shabrina, Ade dengan Ninis, dan saya dengan bayangan saya sendiri -_-
Pose wajib kalo mau kemana-mana
Dari mulai perempatan Plaza Dieng, Ade dan Ninis terpisah dari rombongan. Sampai di Gondanglegi baru kami menyadari hal ini. Akhirnya menunggu dulu, di pinggir jalan depan sebuah pemakaman umum (hiyyy). Ada sekitar setengah jam lebih kami menunggu. Setelah menyatu kembali, kami sepakat untuk beriringan agar tidak ada yang terpisah. 
Piknik pemanasan *depan kuburan
Jalanan lancar Alhamdulillah tanpa ada hambatan. Pantai yang kami tuju adalah Pantai Ngudel. Jaraknya dari perempatan Balekambang itu sekitar 6,5 kilometer. Pantai ini adalah pantai kedua yang akan kita temui ketika melintasi JLS, setelah Pantai Nganteb. Masuk gang menuju pantainya mulusss men! Usut punya usut, baru sekitar 3 bulan ini diaspal. Kami membayar karcis masuk @5K dan parkir per kendaraan 5K. Sampai disana langsung girang, sepiiiiii!!! Garis pantainya puanjaaang. Air lautnya bersiiih. Ada bukit di ujung sebelah kiri yang terdapat pohon dibawahnya. Kami langsung melipir kesana untuk menaruh barang-barang. "Pecah!!!", kalo Ade bilang mah. Alhamdulillah.


IMHO, semua pantai di sekitar JLS ini sama bagusnya. Yang kemudian akan membuat perbedaan banyaknya pengunjung adalah bagaimana pengelola memaksimalkan pengelolaan infrastruktur sehingga membuat pengunjung nyaman (akses masuk menuju pantai, ketersediaan sarpras, juga keamanan). Pantai Ngudel ini karena jalan masuknya sudah bagus, tentu akan lebih ramai dibanding Pantai Nganteb yang jalan masuknya masih berupa makadam dan tanah yang begitu becek ketika musim penghujan. 
Belum ada beberapa menit setelah kami sampai di bawah sebuah pohon rindang, Ade Iha Ninis dkk sudah berlarian ke pantai. Girang banget like a child. Mereka langsung 'pasang badan' untuk dihempas ombak. Entahlah... mainan macam apa itu -_-


Nih bocah-bocah mainan air udah kayak ga ketemu air laut berabad lamanya. Ga mentas-mentas! Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka terbagi menjadi dua geng; geng anak baik-baik yang menyiapkan perapian untuk membakar ikan persiapan makan siang. Juga, geng anak main-main yang asyik berenang menghadang ombak di laut sembari wefie/selfie ga brenti-brenti.

Terima kasih Allah atas hari indah cerah menceriakan. Jika boleh jujur, kebahagiaan hari ini kurang lengkap karena kurangnya 2 personil lagi. Tapi Alhamdulillah ala kulli hal, semoga lain waktu Allah berikan kesempatan kepada kami ber-9 untuk chillin out together, amien!
"aku lagi mikir, gimana caranya aku turun dari pohon ini?", batin Ade 

Saat bocah-bocah sedang asyik main air dan bakar ikan, saya melipir sendirian ke pantai di samping bukit tempat kami bikin camp. Whoaaa pantainya indah! Sepi! Tak ada seorangpun disana. Tapi ombaknya sama saja, besar. Cukup lama saya berada disana untuk mengcapture sekitar dan menikmati sendiri, halah.




Tidak sampai sejam saya berada di pantai unknown itu. Saya memutuskan untuk kembali ke bocah-bocah. Sayup-sayup saya dengar mereka teriak-teriak memanggil,
"Mb Juleee......"
"Ayok makannn....."
Berarti ikan sudah selesai dibakar. Saatnya makaaan. Saya mempercepat langkah menemui mereka. Hohoho. Menu makan siang sederhana yang sungguh membuat perut berisik; sambal terasi, lele bakar, tempe dan tahu bakar. Trust me, itu enak banget di makan siang-siang di pantai abis main air!

Selesai makan, lanjut main air lagi! (bocah-bocah, bukan sayaaa). Saya melipir membereskan bekas perapian, sambil mengumpulkan sampah dan meringkas barang-barang. Jadi bisa puas main air, terus tinggal salin, dan pulaang.



Lagi enak-enaknya menghadang ombak, penjaga pantai menghampiri kami. "Mbak kalau mau main air yang di sebelah sana aja ya (sambil menunjuk bukit jauh disana)". Disana ada penghalangnya. Kalo disini bahaya". "Nggeh Pak".
Kami mengemasi barang bawaan. Bukan pulang, tapi pindah tempat ho ho ho. Lanjut lagi main airnya... Di pantai yang kami datangi ini airnya bening ketara sekali. Ombaknya masih besar sih, namun tidak sebesar ditempat pertama kami tadi, lebih tenang.

Wkwkwk kayak lagi pada ngejar jodoh
"Kak Ade, ini pasirnya enak dimakan ga ya?"


Lagi latihan pencak silat, De?
Waktu menunjukkan pukul 3.00 pm. Saatnya mentas dan bersiap untuk pulang. Kami mencari warung yang ada toilet sekaligus tempat shalatnya. Biaya toilet, 3K. Selesai salin pakaian kemudian menjama' shalat, kami bersiap untuk pulang. Jika waktu memungkinkan, sebelum melaju motor ke Malang Kota, kami akan mampir dulu ke salah satu spot foto bagus JLS yaitu di Pantai Parangdowo.

Tuh bocah bertiga lagi khusyu liatin ikan besar yang muncul tiba-tiba (dolphin, maybe?)
Alhamdulillah sebelum jam 8 malam kami sudah sampai di Kota Malang. Perjalanan pulang yang lancarrr. Tidak bertemu macet maupun karnaval yang sempat kami khawatirkan. Blessed trip, insyaa Allah. Sebelum pulang ke rumah, kami mampir makan malam di sebuah warung soto Boyolali di dekat UIN (lahapnya makan...). Sampai di rumah, tepar satu per satu di kamar masing-masing. Tapi terlihat gurat-gurat bahagia pada wajah-wajah "gosong" itu, Ups! wkwkwk.
Terima kasih atas perjalanan hari ini Ya Allah. Tambahkanlah rasa sayang di hati kami untuk bisa saling mengerti dan memahami. Rukunkanlah ukhuwwah kami selama setahun kedepan ini, juga sampai kelak kami dipertemukan kembali di jannah-Mu, amieeen.

I Wufff you, kids!

4 komentar:

  1. we love you mba jule
    thanks for every memory, for awesome picture
    ..
    sayang fotografer riefa :*

    BalasHapus
  2. Ha Ha Ha

    *Ga Ngerti Mau Balas apa

    BalasHapus
  3. Bernostalgia, baca ditahun 2020 sambil senyum2 sendiri , sudah 4 taun yg lalu ternyata
    .
    Terimakasih atas foto2 yg indah dan tulisannya disetiap moment rifah :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah menjadi bagian dari ar-Rifah :)

      Semoga Allah kasih kesempatan lagi traveling bareng ke bumi Allah yang lain ya Roel

      Hapus