Selasa, 04 Desember 2018

Pantai Ungapan Bumi Perkemahan: Tempat Liburan Alternatif di Deretan Pantai Malang Selatan

Pernah denger ga? extroverts prefer the beach to the mountains, while introverts prefer the opposite. Orang bertipe ekstrovert lebih milih pantai, sementara introvert kebalikannya, milih gunung. Ternyata itu bukan hanya wacana; tapi ada penelitian ilmiahnya juga lho. Dilansir dari today.com, menurut sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Research in Personality berdasarkan eksperimen yang dilakukan di University of Virginia menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara kepribadian dengan letak geografis. Dari 613.000 kepribadian yang diteliti di US sana, didapatkan kesimpulan antara lain: orang yang tinggal di daerah ketinggian lebih introvert dibanding yang tinggal di daerah lebih datar. Pantai dianggap sebagai tempat yang lebih terbuka, ramai, sosial. Gunung dianggap lebih terpencil dan menawarkan banyak tempat untuk mengasingkan diri.

Baik pantai maupun gunung; pada keduanya terdapat tanda-tanda penciptaan Allah. Terserah kamu deh mau jadi beach person or mountain person, ambil hikmah ketika mendatangi tempat-tempat itu. Karena sesungguhnya orang yang bijak adalah yang tetap selalu memperhatikan tanda-tanda penciptaan Allah baik ketika di pantai, gunung, pasar, kolam renang, tempat pemancingan. Baik ketika duduk, berkendara, lari-lari maupun ngeleseh di warung.
***

Lama ga mengasinkan diri di laut, bikin kepala paleng dan berasa kayak orang kurang piknik (lebay). Pas banget tanggal 20 November 2018 tanggalnya merah. Akhirnya saya maksa-maksa Tika untuk nemenin ke pantai. Satu orang lagi ngikut, Bu'e. Sampai menjelang keberangkatan, Bu'e belum berhasil mengajak satu orang pun sehingga pergilah kami hanya bertiga saja. Dari banyaknya pantai di Malang Selatan, kami putuskan untuk ke Pantai Ungapan. Alasannya karena Tika dan Bu'e belum pernah kesana. Saya sih udah dulu pertengahan tahun 2016.

Baca dulu tulisan sebelumnya tentang Pantai Ungapan: http://www.juleebrarian.com/2016/09/merehatkan-pikir-sejenak-ke-pantai.html

Ritual wajib ketika pertama kali keluar rumah pas mau main adalah, mendongakkan kepala ke langit. Biru kah? mendung kah? Cerah kah? Kalo udah jelas-jelas langitnya biru, batere semangat langsung keisi full 100%!

Karena harus pergi sepagi mungkin dan ga sempat sarapan atau bikin bekal, kami mampir di warung pecel pagi di daerah belakang UIN (daerah Sigura-gura). Salah satu sarapan nasi pecel favorit nih. Banyak pilihan lauknya dan enak-enak. Kalo mau dibawa dan dimakan pas di pantai, minta pisahin aja bumbu kacangnya ya.

Berangkat dari kosan sekitar jam 8.00 dan sampe di pantainya jam 10-an lebih dikit. Yah kalo diitung-itung sekitar 2,5 jam perjalanan. Overall, jalanan dari Malang kota sampe Malang Selatan itu udah oke. Ga akan kita temui jalanan yang bikin muka jelek. Terakhir waktu itu ke sana, ada beberapa titik jalan yang bergelombang, namun sekarang sudah diaspal halus lagi dan dilebarkan. Mantap deh pokonya Pemkab Malang ngurusin tourism-nya. Kerasa perubahannya.

Jalur Lintas Selatan Malang; Salah satu jalanan paling menyenangkan yang pernah saya temui. Jalanan halus mulus tanpa hambatan. Bebas macet macam jalan tol. Pemandangan bukit di kiri kanannya udah kayak di Timur Indonesia sana. Tapi sangat menyengsarakan kalo qadarullah kendaraan kamu mogok atau keabisan bensin di sini wkwk (pengalaman pribadi dorong motor siang-siang di jalur JLS yang menanjak).

Ini adalah salah satu spot foto paling hitz di Jalur Lintas Selatan Malang. Kamu bisa berhenti sejenak untuk sekedar mengabadikan momen maupun istirahat beli es degan di warung yang ada di sekitar sini.

Dari mulai spot hitz JLS, akan kita lewati beberapa pantai keren pinggir jalan yang masih suepi. Next time insyaallah kesana lah ya. Pantai Ungapan terletak setelah Bajul Mati dan sebelum jembatan. Jadi kalo kamu udah lewat jembatan dan belum nemu pantai ini, berarti kamu nyasar. Loket tiketnya persis berada di pinggir jalan, ga perlu masuk jauh lagi.

Kami membayar tiket masuk 10K per orang dan parkir motor 10K. Ini tarif udah seragam kayaknya di sepanjang pantai Malang Selatan. Gausah protes #talktomyself


Pantai ini mulai ramai dikunjungi beberapa tahun terakhir ini. Mungkin karena letaknya yang cukup strategis (ga perlu masuk-masuk gang lagi) juga cukup luas. Banyak saung yang disediakan untuk pengunjung yang datang. Ada juga homestay bagi yang ingin bermalam dan tidak membawa perlengkapan menginap. Kamu juga bisa sedikit trekking ke bukit di sisi kiri pantai, Bukit Getun namanya. Dari sini bisa lihat pantai dari ketinggian, juga sungai dan Jembatan Bajul Mati yang cukup ikonik itu.

Seperti tagline-nya, Pantai Ungapan Bumi Perkemahan, pantai ini memang cocok untuk dijadikan pilihan sebagai tempat berkemah dan kemping ala-ala. Areanya luas dan adem karena banyak ditumbuhi pepohonan kelapa dan beberapa jenis tanaman. Sejuk saat siang dan terlindungi saat malam (angin yang akan menghempas tenda terhalang oleh pepohonan).


Warna air laut di Pantai Ungapan ini bergradasi biru kemudian coklat. Warna cokelatnya berasal dari sungai yang mengalir langsung ke pantai ini. Kalo air sungainya jernih, ya bersih juga deh warna air lautnya. Kalo lagi musim ujan kayak gini seringnya sih coklat.


Ungapan punya garis pantai yang puanjang (kayaknya kalo ditelusurin bisa langsung nyampe ke Pantai Bajul Mati). Satu kilo ada deh. Jalan santai menyusuri pantai ini bersama orang terkasih sambil membincangkan masa depan (akhirat, maksudnya) bolehlah dicoba.


Walau pengunjung ga dibolehkan berenang karena ombaknya terlalu ganas, jangan khawatir. Ada beberapa aktifitas menarik yang bisa kamu lakuin diantaranya main ATV keliling pantai. Jalurnya lumayan panjang kok. Asiknya lagi, bisa ATV-an di pinggiran pantai. Sesekali kalo apes, bakal kena deburan ombak yang nyampe ke pantai.

Catet!
Apa bentuk sayang konkrit yang bisa kita lakukan untuk pantai? Cegah tangan kita dari membuang sampah sembarangan, merusak terumbu karang maupun ekosistem laut lainnya, serta tanam mangrove pada tempat yang semestinya ditanam, dan yang paling penting, jangan kotori laut dengan apa itu namanya sesaji atau hasil bumi atau apapun namanya. Sirik tauk! Na'udzubillah.

Lagi asik liat kiri kanan, eh nemu payung ga berpemilik. Lumayan deh buat properti foto wkwk.

Bukan ia yang sempurna, bukan pula ia yang akan selalu hadir. Cukup yang datang memberikan payung ketika hujan, atau ketika matahari bersinar terlalu terik, uhuk!


Apa yang bisa seseorang lakukan di pantai saat siang dan matahari bersinar terik? Ngadem sambil nyari inspirasi aja di saung. Well, satu pesan... Bepergian itu bukan hanya tentang tempat yang kita tuju. Bepergian juga bukan hanya tentang bersama siapa kita pergi. Bepergian kadang menuntut rasa; Rasa bersyukur. Rasa gembira sudah Allah kasih kesempatan untuk mengunjungi suatu tempat. Bepergian itu tentang perasaan yang kita bawa; Mau pergi ke tempat bagus sama orang yang kita kasihi tapi rasa dongkol di hati, no way! Mending pulang aja. Dongkolnya di rumah gausah jauh-jauh. Wkwkw!


Sekitar ba'da Zuhur, kami memutuskan untuk pulang. Udah musim ujan guys, kalo kesorean pulangnya takut terpapar air ujan. Enaknya juga kalo pulang lebih awal, ga terlalu macet. Mampir di masjid di daerah Bantur untuk shalat Zuhur, kemudian melaju kencang menuju pulang. Kurang lebih jam 3 sore sudah sampai di kontrakan. Hamdalah.

Ada pepatah yang bilang kalo ada dua air asin yang punya efek 'menyembuhkan dan melegakan'; Air laut sama air mata. Sepakat?

3 komentar:

  1. Wah kalo ade ikut, harusnya bisa mandi nih di pantai maen ombak haha

    BalasHapus
  2. Yakin De mau mandi di keruhnya air itu? Hiyyy

    BalasHapus