Kamis, 12 Mei 2016

Some Facts About Zulaikha

Rehat siang tadi, ga sengaja nemu artikel di sebuah blog milik salah seorang pustakawan UI yang sering saya baca tulisan-tulisannya. Artikel itu tentang '10 fakta tentang diri saya'. Seru, asyik dibaca. Dengan menuliskannya, kata beliau, secara tidak langsung menjelaskan beberapa fakta menarik dan menjelaskan lebih mendalam tentang diri kita. Ikutan bikin ah, batin saya.

Satu: Terinspirasi dari kisah Nabi Yusuf (sepertinya), Bapak memberi saya nama ZULAIKHA. Itu saja, tanpa tambahan apapun (pusing nih ntar kalo mau bikin passport).

Dua: Zaman kecil dulu, hobinya manjatin tandon air yang lumayan tinggiii untuk ukuran anak umur segitu. Kata ibu, kalo ngilang dikit, mesti tau-tau udah ada di atas tandon air (maybe, that's why I love mountains very much! Wkwkw)

Tiga: Zaman SD, kalau misal pulang dari sekolah dan pintu rumah dikunci, ga kehabisan akal dan ga sabar buat nunggu. Akhirnya apa? Masuk lewat jendela J

Empat: Dari zaman kecil sampai sekarang, suka banget sama sepeda. Momen tentang sepeda yang selalu diingat, nyuci sepeda di kali dekat rumah tiap ujan. Sepeda dimasukin semua ke kali.

Lima: Pernah tinggal sekolah satu tahun (harusnya kalo kuliah normalnya angkatan 2006), gara-gara belum siap masuk sekolah kelas 1. Nangisss aja kerjaannya tiap hari! Sampai-sampai kakak saya yang kebetulan berada di sekolah yang sama, kerepotan. Akhirnya ga dilanjutkan, dan menunggu tahun ajaran berikutnya.

Enam: Suka dengan beberapa binatang, dengan cara yang aneh. Pernah masukin belalang ke laci, dikasih selimut biar ga kedinginan. Pernah guntingin kain untuk dibuatkan baju ke ayam. Alhamdulillah, sekarang sudah sembuh, hooray!

Tujuh: Riwayat bolos saya bisa dihitung. Pas SMP, bolos les sepulang sekolah satu kali dan apesnya itu langsung dihukum jadi langsung kapok (ramean sih). Masa kuliah, bolos dua kali mata kuliah. Yang pertama karena masih galau (kenapa ya..? lupa ih! Masalah keluarga kayaknya), yang kedua bantuin kakak tingkat organisasi yang mau seminar skripsi. Selain itu, ga pernah! Saya adalah orang yang luruuuus… hohohoh

Delapan: Pernah hampir ikut Mapala kampus, tapi akhirnya ga jadi berkat hidayah yang Allah titipkan lewat Ratih Novitasari, syukrooon Ratih… malah akhirnya ikut Rohis kampus. Dasar, Ratih!

Sembilan: Baru benar-benar resmi bisa membawa motor ke jalan raya, Agustus 2015.

Sepuluh: Bisa 'berbagi tawa' dengan siapapun, namun tidak dengan 'berbagi hidup'.

Sebelas: Menemukan feel sebenar-benarnya dalam fotografi dan travelling, setelah bertemu seseorang berinisial awal Zed, akhirannya Hah (kode berat ahaha) ditambah keseringan baca travel blog.

Dua belas: Benda yang selalu dibawa kerja adalah Al-Qur'an (walau kadang ga dibaca), kamera pocket dan boneka Teddy.

Tiga belas: Perpustakaan UIN Maliki Malang adalah tempat kerja resmi pertama saya setelah lulus kuliah.

Empat belas: Awal-awal lulus kuliah, sempat akan memasukkan lamaran kerja di Perpustakaan Makmal Pendidikan dan Yayasan Sampoerna, tapi kurang diseriusin. Ga jadi deh!

Lima belas: Saya adalah seorang introvert berdarah B. Lebih suka sendiri melakukan sesuatu (menulis, membaca, nonton film dll) dibanding bersosialisasi dengan oranglain apalagi yang tidak dikenal.

Enam belas: Penikmat film, buku dan music segala genre (tapi sekarang lebih selektif sih seiring berkurangnya waktu luang dan bertambahnya kewajiban kerja dll).

Tujuh belas: Memiliki cita-cita yang terus berganti. Guru (zaman SD sampai SMP), Sejarahwan (SMA), madesu (tidak lanjut kuliah setelah SMA) dan sekarang masih bercita menjadi seorang Reference Librarian (pustakawan rujukan).

Delapan belas: (ini yang paling aib), gabisa pakai jilbab segiempat sendiri! Harus ada yang memakaikan, dan musti stress kalo pakai jilbab segiempat.

Sembilan belas: Lebih suka kerja dibelakang layar, berkutat dengan netbook, tugas ini itu, dibanding menghadapi orang.

Dua puluh: Selalu mendapat urutan absen sekolah terakhir.

Dua puluh satu: Masih membara keinginan dalam hati untuk bisa sekolah dan tinggal di Bumi Allah selain Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar