Senin, 22 Februari 2016

One Day Trip : Pulau Pahawang yang Jadi Nyata

"Mbak, pokonya aku mau ke Lampung lagi. Ke Pahawang lagiii... Gapapa deh ga ke Lombok!", rengeknya pada saya.

"Eeeh, janganlah. Tetep ke Lombok. Ya nanti insyaAllah liburan tahun 2017 saya ajakin ke Lampung lagi (nb: kalo saya belum nikah, ha-ha!).


***
"Mimpikan suatu tempat yang ingin kau datangi. Dan biarkan Allah memberikan teman perjalanan terbaik pilihanNya untukmu".

Quote yang tiba-tiba tercipta dibenak saya itu nampaknya tepat untuk perjalanan saya ke Pulau Pahawang. Bagaimana tidak? sudah lama saya ingin pergi ke pulau itu. Entah kapan, bagaimana dan dengan siapa. Eeeh baru awal tahun 2016 ini akhirnya Allah kabulkan. Dengan bocah itu pulak! Momen pulang kampung istimewa (hiaaah).

Let me introduce us, Gembel Traveller. Zulaikha. Zharnd. :-P

Ini masih edisi pulang kampung ke Lampung. Setelah sebelumnya mengunjungi Pulau Mengkudu dan Batu Lapis (baca disini), saatnya eksplor keindahan bawah laut Teluk Lampung. Pulau Pahawang menjadi destinasi yang sudah lama saya impikan untuk dikunjungi. Baru pada akhirnya hari Selasa (12 Januari 2016), saya bersama Zharnd, adik saya dan temannya (Nova) berkesempatan untuk melancong kesana.

Sekitar pukul 8.30 pagi saya dan Zharnd berangkat terlebih dahulu. Adik saya kemudian menyusul diantar oleh suaminya. Kami janjian ketemu di depan Puti Minang Gedongmeneng, Bandarlampung. Setelah itu kami menuju daerah Teluk untuk menjemput Nova.
Masjid Al-Furqon, salah satu ikon Kota Bandarlampung yang kami lewati
Setelah banyak waktu terbuang untuk urus ini itu, pukul 9.30 kami baru mengarahkan motor langsung ke arah kawasan wisata pantai Teluk Lampung. Ada banyak pantai-pantai keren di daerah ini, antara lain Pantai Mutun, Queen Artha, Puri Gading, Sari Ringgung dengan Pasir Timbul-nya, juga Pantai Klara dan masih banyak lagi. Tujuan kami adalah Dermaga Ketapang untuk bertemu dengan mamang perahu yang akan membawa kami menyeberang ke Pahawang.
Memasuki kawasan wisata pantai Kabupaten Pesawaran
(Saya tahu ada yang kesal bin jengkel sama saya. Entah gara-gara apa yak?! Yang biasanya berisik lihat langit biru. Yang biasanya heboh lihat view keren. Yang biasanya senyumnya tersungging. Matanya berbinar. Itu tertutup helm -___-  Trus aku kudu piye???)

Setelah sampai di dermaga Ketapang, saya menghubungi Mang Ucak. Beberapa hari sebelumnya saya sudah menghubungi beliau untuk menyewa perahu. Karena bukan hari libur, kami cukup membayar Rp 350.000 untuk satu perahu dan itu diantar seharian menuju spot-spot keren di Pahawang dan sekitarnya. Kalau hari libur, bisa sampai Rp 500.000 keatas. Oiya kita juga bisa sekalian menyewa peralatan snorkling pada para nelayan yang menyewakan perahu ke Pahawang ini. Rp 50.000 per orang. 

Akhirnya sekitar pukul 10.30 am perjalanan kami menuju Pulau Pahawang dan sekitarnya fix dimulai...! Oiya Pulau Pahawang ini termasuk kedalam Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran. Dari dermaga Ketapang ini kami akan menempuh perjalan kurang lebih 45-60 menit menuju Pahawang. Mari nikmati berperahu... Ayoo berangkat...!
Dermaga Ketapang (titik pemberangkatan perahu kami)
***
(cieeeh, ada yang udah ga manyun lagi nih yee... berganti dengan mata coklat bulat berbinar menyaksikan indahnya Teluk Lampung dan sekitarnya).
***
Kalo kata Louis Armstrong, what a wonderful world!
Sekitar pukul 11.45 perahu kami mulai merapat ke Pulau Pahawang Kecil. Waaah... lukisan alam yang sempurna. Pasir putih ditimpahi sinar matahari, dengan laut biru dan tosca disekitarnya. Gumpalan awan menaungi dan bebukitan menjadi background dibelakangnya. Ada pasir timbul yang menghubungkan antara pulau ini dengan Pahawang Besar. Perfecto!
Perahu aja berpasangan, kamu? **Ehhh

Zharnd dan pantai
Pahawang Kecil dan pondok milik seorang warga Perancis
Pulau Pahawang Kecil yang cantik. Alhamdulillah hari itu tidak terlalu ramai. Kami sangat menikmati bermain air, pasir disana. Setelah makan dan menjama' shalat di perahu, kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Pulau Pahawang Besar untuk snorkling. 

(Dasar ceroboh, saat di perahu adik saya dan Nova baru menyadari kalau sandal mereka berdua tertinggal di Pahawang Kecil. Padahal mereka sudah melihat sandal mereka tergeletak tak berpemilik di tepian pantai. hhhh -__-)

Jarak dari Pahawang Kecil ke Pahawang Besar tidak terlalu jauh. Pukul 13.30 kami sampai di titik snorkling Pulau Pahawang Besar. Pulau ini adalah pulau berpenghuni. Ada sekitar 100-an KK yang mendiami pulau ini. Sayangnya kami tidak sempat mampir (karena waktu mepet) dan hanya berada di spot snorklingnya saja.
Let's go deep...!
Adik saya dan Nova
Aaak! Ikannya banyak sekali. Saya tidak sengaja menjatuhkan remahan roti dan kemudian ikan-ikan banyak berkumpul. Girang sendiri liatnya! Setelah itu kami tak henti memberi makan ikan-ikan itu dengan roti. Roti habis, nasi padang sisa makan siang kami tadi, jadilah. Setelah saya membaca sebuah artikel di travelblog, ternyata memberi makan ikan-ikan itu tidak baik untuk dilakukan. Hal itu akan menyebabkan ikan-ikan kehilangan instingnya untuk mencari makan sendiri. So, jangan dilakukan yak. Cukup saya saja yang khilap. Hehe.
I am the queen of fish! -_-
What an amazing trip! Zharnd, adik saya dan Nova asik bersnorkling. Saya mah apa atuh... cuma bisa memandang ikan-ikan dan karang cantik dari atas perahu. Saya takut renang, apalah lagi snorkling, haha! Tapi saya berjanji dalam hati, kalo kesini lagi harus masuk ke air! Ganbatte!!!
Credit pic : Zharnd yang bawa GoPro
Bawah laut Pahawang dan karang-karang cantiknya
Setelah puas bersnorkling, mamang perahu bersiap menghidupkan mesin dan membawa kami ke destinasi selanjutnya. Pulau Kelagian Lunik, kami datang...! (lunik, bahasa lampung artinya kecil). Sampai di Kelagian Lunik pukul 16.00 sore. Saya membayangkan kalau kami kesana sedikit lebih siang, saat matahari dan langit sedang cerahnya, pasti amazing!
We welcome you to Kelagian Lunik...!
Personil lengkap 
Awan hitam tampak menutupi langit di perairan Teluk Lampung. Pukul 16.40 kami memutuskan untuk kembali. Ternyata keseruan sebenarnya kami dapati saat perjalanan pulang, sodara-sodarah! Perahu yang kami naiki oleng ke kiri dan kanan dihempas ombak yang cukup besar berkali-kali. Juga turun hujan. Saya hanya bisa merapal dzikir dalam hati. Takut sih... Cuma asyik ajah! Apalagi katanya kalau meninggal karena tenggelam, terhitung mati dalam keadaan syahid... (tidaaaak! Belum siaaaap!!)
Sumpil...! serem banget perjalanan pas pulang (liat kencengnya tangan saya berpegangan)
Seperti cuilan surga yang Allah jatuhkan ke perairan Teluk Lampung. Terima kasih ya Allah atas kampung pulang hamba yang begitu indah dengan pantai-pantainya ini. Terimakasih Pahawang, atas indahmu. Saya (insya Allah) mesti kudu harus kemari lagi! Arrivederci...!

8 komentar:

  1. Balasan
    1. Terima kasih atas kunjungannya Mas Teguh (y)

      Hapus
  2. Cie...
    Assik banget dah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayok ukh kapan2 liburan ke kampung halaman saya :-)

      Hapus
  3. Hi mba.. thanks sharingnya mengenai Pahawang, saya ada plan short trip ke Lampung (Pahawag), boleh di share no telp Mang Ucok?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf Mbak baru sempat membalas :) ini nomor Mang Ucak silahkan dihubungi 0813-69753731. Selamat menikmati Lampung!

      Hapus
  4. 350 itu 1 perahu atau per orang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 350K untuk 1 perahu, Mbak Shela (kurang lebih bs muat 6-7 orang). Tapi coba di konfirm lg ya, harga bs berubah sewaktu2. Itu kemarin ksna bukan musim liburan, jd bs lbh murah ^_^

      Hapus