Kamis, 24 Desember 2015

My (Real) Dream Builder

Aku pernah mendengar sebuah quote yang kurang lebih bunyinya begini, "bagilah mimpimu dengan Pembangun Mimpi (Dream Builder), bukan Pencuri Mimpi (Dream Stealer)". Apa itu pembangun mimpi? Dan apa pula pencuri mimpi? Let me tell you...  Pernah kah kamu bertemu seseorang, kamu ceritakan mimpimu, misal untuk bisa keliling dunia. Jika tanggapannya seperti ini:

A : Wah, semoga Allah mengabulkan inginmu. Selalu yakin dan  berusaha yak! Nothing impossible di dunia selama Allah berkehendak

B : Yakin mau keliling dunia? emang punya duit? udah deh ga usah muluk-muluk kalo punya pengen

A adalah tipe pembangun mimpi, sementara B adalah pencuri mimpi. Tentunya kamu pernah menemui ke dua tipe ini. Terhadap tipe yang pertama, berdoalah semoga Allah karuniakan lebih banyak orang disekitarmu yang seperti itu. Dan untuk tipe B, berdoa juga supaya Allah jauhkan kamu dari pencuri mimpi macam itu, hehe.

Kini biarkan saya bercerita tentang seorang pembangun mimpi yang (Alhamdulillah) saya miliki...

Ia bukan teman bicara yang baik. Jika aku bercerita mengenai mimpi-mimpiku atau harapan baik yang aku inginkan di masa datang, ia tidak pernah aktif menanggapi atau memberikan masukan dan sebagainya. Sebenarnya (terlihat) percuma jika aku bercerita tentang impianku padanya. Bagaikan seorang arsitek yang membagi impiannya dengan penjual buah (ga nyambung). Yang ada, penjual buah cuma ngangguk-angguk doang, tho. Begitulah kalau aku menceritakan impianku padanya.

Tapi ia adalah pendengar yang sangat baik. Semua mimpi yang aku inginkan, selalu aku ceritakan padanya. Tidak pernah tidak. Sekecil apapun itu. Ia hanya diam, diam dan mendengarkan. Tapi aku tahu, dan sangat yakin, semua impian yang aku ceritakan padanya, ia untai ke langit dalam bentuk doa-doa panjang di sela sujudnya, yang tidak ada putusnya, ia mintakan pada Yang Maha Mengabulkan Doa.
Credit picture : wallpaperswide.com
Segala pencapaian yang sampai detik ini aku dapatkan, semua nilai-nilai di raport, ijazah yang tersenyum padaku, aku yakin karena doa-doanya. Dan ada nya aku disini sekarang (Malang), bekerja di tempat yang baik, membersamai orang-orang baik, bekerja sesuai dengan passion-ku, sama sekali bukan karena daya dan upayaku yang tidak ada apa-apanya ini. Aku yakin ini karena doa nya. Doa seseorang yang sangat tulus hatinya. Doa seorang pembangun mimpi untuk seorang pemimpi.

Akhirnya aku menyadari, Pembangun Mimpiku, ada sangat dekat sekali denganku.
Ia, pembangun mimpiku.
Ibuku.

0 komentar:

Posting Komentar