Minggu, 17 Mei 2015

Aku Di Titik Ini Karena Membaca


Berbilang tahun yang lalu, aku tidak pernah menyangka bahwa hari ini aku akan duduk di meja ini, melayani insan-insan cendikia yang bersibuk diri dengan gelimangan informasi, tempat dimana aku bekerja. Yah, bilangan tahun yang lalu, aku hanya seorang remaja yang baru menyelesaikan tahap pendidikan tingkat menengah atas yang mungkin bagi sebagian orang sudah cukup menjadi bekal dalam memasuki dunia pekerjaan. Hidupku bimbang. Keinginan untuk melanjut pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tidak berbanding lurus dengan kondisi keuangan keluarga. Hingga akhirnya keinginan tersebut hanya tersimpan dalam doa-doaku sehabis shalat.

Qadarullah yang indah, Allah mendedah pikirku lewat perjumpaan manis dengan beberapa buku yang kaya akan inspirasi. Tetralogi Andrea Hirata, kuselesaikan kurang dari beberapa bulan. Romantika kehidupan para pelajar Indonesia di Mesir, ku temui dalam gurat-gurat pena Kang Abik. Dua karya penulis apik Indonesia tersebut, Aku akui sangat menginspirasi kehidupanku setelah tamat SMA. Selain karya kedua penulis tersebut, pikiranku juga mulai tercerahkan lewat karya penulis lain seperti Richard Carlson dalam Don't Sweat the Small Stuff, dan beberapa buku lainnya.

Ditengah masa "putus sekolah"-ku tersebut, Aku merasa, membaca buku dapat menjaga impian-impianku. Menjaga dari mereka yang secara sadar maupun tidak sadar mencuri mimpi-mimpiku. Karya yang membawaku terbang melintas batas ruang dan waktu, mengenal negeri-negeri jauh, membumbung asa untuk kehidupan yang lebih baik di masa datang. Lewat Tetralogi Laskar Pelangi, Aku seperti mem-flashback kehidupan sekolahku di pelosok kampung dahulu. Fasilitas sekolah dan guru yang "apa adanya". Juga, Aku jadi tahu ada sebuah tempat bernama Edensor di pelosok Inggris Raya sana. Melalui tangan lincah nan penuh hikmah Kang Abik, Aku seperti tersihir oleh pesona Mesir dan negeri-negeri Timur Tengah lainnya sembari menggumam, "InsyaAllah suatu hari, akan ku kunjungi semua tempat-tempat indah itu". Buku benar-benar menjadi teman terbaikku di masa itu (dan hingga saat ini kurasa).

Dengan sedikit kesabaran dan keyakinan yang melangit, Aku percaya Allah akan "memeluk" impian yang kukemas dalam doa-doa sujudku. Impian untuk mewujudkan keinginan besarku melanjutkan pendidikan, untuk mengunjungi bumi Allah yang luas dan menunggu tiba saatnya pengejawantahan dari tiap lembaran buku yang kubaca. Dan yup, akhirnya!. Satu per satu, secara bertahap, Allah jawab doa-doaku. Doa untuk dapat mencecap ilmu-Nya yang Maha Luas di sebuah institusi formal, untuk mengunjungi tempat-tempat indah yang dulu hanya kuketahui dari lembaran-lembaran kertas, dan wow! bahkan Allah berikanku kesempatan untuk bekerja bertemankan buku-buku!.

Ya, aku berada di titik ini karena membaca. Bukan, bukan titik dimana teman-teman maupun orang terdekatku menjadi terkesima atas pencapaian yang aku dapat. Bukan titik dimana aku mempunyai sesuatu untuk disombongkan atau dibanggakan. Inilah titik kesadaran dimana aku merasa, semakin banyak aku membaca, semakin banyak aku tahu, semakin Aku sadar bahwa semakin kecil diriku di semesta raya ini. Titik yang mengantarkanku pada fase dimana aku berkeyakinan bahwa tanpa membaca, i do and i have nothing!. Membaca, sebuah perintah agung yang dibawa oleh Ruhul Qudus kepada manusia terbaik, Muhammad SAW. Membaca buku, membaca keadaan, dan paling utama membaca ayat-ayatNya (tanda-tanda) yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Wallahu 'Alam.

0 komentar:

Posting Komentar