Dalam
sebuah sabdanya, diriwayatkan oleh Muslim disebutkan : Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW., bersabda:”jikalau tidaklah akan
menyulitkan bagi umatku, sungguh aku perintahkan mereka bersiwak setiap akan
shalat” (Hadits Riwayat Muslim ke-198). Di zaman yang sudah serba modern
seperti sekarang ini, apakah masih relevan menggunakan siwak? Bukankah sudah
ada sikat gigi dan pasta gigi yang lebih mudah digunakan? Mengingat betapa
pentingnya bahan-bahan yang terkandung dalam siwak yang bermanfaat untuk
kesehatan gigi dan mulut, jawabannya: Masih!
Apa
itu siwak? Kenapa kita disunahkan untuk menggunakannya? Siwak merupakan bagian
dari batang atau akar dari pohon Arak (Salvadora
Persica). Pohon ini banyak tumbuh di Timur Tengan, Asia dan Afrika. Pohon
Arak adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang
bercabang-cabang, dengan diameter lebih dari satu kaki. Jika kulitnya
dikelupas, warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya
berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aroma siwak ini seperti
seledri dan rasanya agak sedikit pedas.
Telah
banyak penelitian yang dilakukan untuk menguji bahan-bahan bermanfaat yang
terkandung di dalam kayu siwak. Muhammad Kamil Abdush Shamad, dalam bukunya
yang berjudul Sebaiknya Anda Tahu! (2007) menguraikan beberapa kandungan dalam
siwak yang merupakan hasil beberapa riset di Universitas Rushtuchk Jerman.
Dalam bukunya itu disebutkan bahwa siwak mengandung ribuan cellulose (bahan kimia untuk membuat kertas dan cat), beberapa zat
mudah menguap dan garam mineral. Garam mineral dalam siwak berupa chloride sodium, garam makanan, chloride potassium, zat kapur serta
beberapa zat pewangi. Disebutkan pula bahwa siwak mengandung zat-zat penguat
gusi, zat pembersih yang dapat mencegah bakteri penyerang gigi dan gusi, serta
mengandung zat pembersih selaput lendir yang mencegah penyakit mulut dan
mengobati luka di mulut kita.
Selain
itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Amerika menyebutkan
bahwa dalam satu kali penggunaanya, siwak membunuh 80% bakteri. Siwak juga
mencegah karang gigi (caries),
menguatkan gusi dan efeknya bertahan hingga hampir 48 jam. Siwak juga
mengandung berbagai bahan antibakterial yang mencegah kerusakan gigi dan
menurunkan halitosis (bau mulut).
Hal
ini menunjukkan bahwa sunah atau contoh
yang telah diberikan oleh Rasul tercinta kita, bersifat rahmatan lil alamin dan berlaku untuk semua masa, tidak terbatas
ruang waktu dan tempat. Rasulullah mencontohkan menggunakan siwak bukan hanya
karena di zaman dahulu belum ditemukan sikat dan pasta gigi, tetapi memang
manfaatnya yang begitu besar untuk kesehatan gigi dan mulut. Menggunakan siwak
bukan hanya mengikuti sunnah Nabi dan mendapat ridho Allah, tetapi juga
memiliki kemanfaatan yang besar untuk kesehatan individu, terutama kesehatan
gigi dan mulut.
So,
orang pintar? Kembali ke siwak!
0 komentar:
Posting Komentar