Minggu, 06 Oktober 2013

Back to Siwak!!!


Dalam sebuah sabdanya, diriwayatkan oleh Muslim disebutkan : Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW., bersabda:”jikalau tidaklah akan menyulitkan bagi umatku, sungguh aku perintahkan mereka bersiwak setiap akan shalat” (Hadits Riwayat Muslim ke-198). Di zaman yang sudah serba modern seperti sekarang ini, apakah masih relevan menggunakan siwak? Bukankah sudah ada sikat gigi dan pasta gigi yang lebih mudah digunakan? Mengingat betapa pentingnya bahan-bahan yang terkandung dalam siwak yang bermanfaat untuk kesehatan gigi dan mulut, jawabannya: Masih!

Apa itu siwak? Kenapa kita disunahkan untuk menggunakannya? Siwak merupakan bagian dari batang atau akar dari pohon Arak (Salvadora Persica). Pohon ini banyak tumbuh di Timur Tengan, Asia dan Afrika. Pohon Arak adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, dengan diameter lebih dari satu kaki. Jika kulitnya dikelupas, warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aroma siwak ini seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas.

Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menguji bahan-bahan bermanfaat yang terkandung di dalam kayu siwak. Muhammad Kamil Abdush Shamad, dalam bukunya yang berjudul Sebaiknya Anda Tahu!  (2007) menguraikan beberapa kandungan dalam siwak yang merupakan hasil beberapa riset di Universitas Rushtuchk Jerman. Dalam bukunya itu disebutkan bahwa siwak mengandung ribuan cellulose (bahan kimia untuk membuat kertas dan cat), beberapa zat mudah menguap dan garam mineral. Garam mineral dalam siwak berupa chloride sodium, garam makanan, chloride potassium, zat kapur serta beberapa zat pewangi. Disebutkan pula bahwa siwak mengandung zat-zat penguat gusi, zat pembersih yang dapat mencegah bakteri penyerang gigi dan gusi, serta mengandung zat pembersih selaput lendir yang mencegah penyakit mulut dan mengobati luka di mulut kita.


Selain itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Amerika menyebutkan bahwa dalam satu kali penggunaanya, siwak membunuh 80% bakteri. Siwak juga mencegah karang gigi (caries), menguatkan gusi dan efeknya bertahan hingga hampir 48 jam. Siwak juga mengandung berbagai bahan antibakterial yang mencegah kerusakan gigi dan menurunkan halitosis (bau mulut).

Hal ini menunjukkan bahwa sunah atau  contoh yang telah diberikan oleh Rasul tercinta kita, bersifat rahmatan lil alamin dan berlaku untuk semua masa, tidak terbatas ruang waktu dan tempat. Rasulullah mencontohkan menggunakan siwak bukan hanya karena di zaman dahulu belum ditemukan sikat dan pasta gigi, tetapi memang manfaatnya yang begitu besar untuk kesehatan gigi dan mulut. Menggunakan siwak bukan hanya mengikuti sunnah Nabi dan mendapat ridho Allah, tetapi juga memiliki kemanfaatan yang besar untuk kesehatan individu, terutama kesehatan gigi dan mulut.

So, orang pintar? Kembali ke siwak!

0 komentar:

Posting Komentar